Bab 780
Tanpa adanya bukti, keluarga Morris
tidak akan bisa mengusiknya.
Namun, Nindi merasa begitu penasaran,
kenapa Serena menaruh rasa curiga kepadanya?
Mungkinkah keluarga Morris sudah
mengetahuinya?
Nindi merenung sejenak, kemudian
mengirim pesan kepada Cakra, "Lagi aktif nggak? Aku mau kasih tahu
sesuatu. Serena menemuiku, dia curiga aku ada hubungannya sama hilangnya Nyonya
Belinda."
Sesaat kemudian, Cakra
menghubunginya, tetapi Nindi segera menutup panggilan itu.
Dia memberi balasan, "Aku lagi
di kelas. Lagian Serena ada di belakangku, jadi nggak bisa ngobrol."
"Aku nggak kasih tahu apa pun ke
keluarga Morris, tapi kayaknya mereka sudah tahu tentang kejadian itu ada
hubungannya sama keluarga Lesmana, makanya mereka curiga sama kamu."
"Tapi, kalau mereka curiga sama
keluarga Lesmana, orang yang harus dicari 'kan Darren. Lagian, keluarga Lesmana
juga korban, kok bisa-bisanya Serena curiga sama aku?"
Setelah mengirim balasan pesan, Nindi
sedikit banyak memahami situasinya.
Kecuali jika seseorang yang
memberitahu Serena mengenai hal ini.
Besar kemungkinan bahwa orangnya
adalah Sania, mengingat perempuan licik itu juga mendengar saat Darren
membicarakan hilangnya Nyonya Belinda.
Sania dengan sengaja membocorkan
informasi kepada Serena agar Nindi berada dalam masalah.
Setelah Cakra membaca pesan dari
Nindi, dia berpikir sejenak dan membalas, "Bisa jadi nggak sih. 11
"Serena pasti sudah kasih tahu
Sofia, kayaknya habis kelas ini dia bakal datang menahanku deh."
"Aku ke sana sekarang."
Setelah membaca pesan itu, Nindi
segera membalas, "Nggak usah, aku bisa atasi sendiri kok. Kalau kamu
datang, yang ada malah kelihatan mecurigakan,' kan?"
Selain itu, dia juga ingin mencoba
mencari tahu mengenai informasi yang didapatkan oleh Sofia.
Mungkin Nyonya Belinda masih
menyembunyikan sesuatu, tetapi Sofia sudah mengetahuinya, 'kan?
Melihat Nindi yang begitu keras
kepala, Cakra akhirnya membalas, "Kalau ada apa-apa, langsung telepon
aku."
"Oke."
Dalam benaknya, Nindi memikirkan cara
untuk menguji petunjuk setelah Sofia datang nanti.
Waktu kelas pun berakhir dengan
cepat.
Nindi melirik sekilas ke arah Galuh
dan berkata, " Nanti kamu langsung pulang saja, nggak usah mancing
emosinya Serena!"
"Aku tahu kok, aku cuma mau
lihat dari jauh."
Nindi tidak ingin karena membela
dirinya, Galuh justru menjadi target anjing gila seperti Serena itu.
Setelah kelas berakhir, satu per satu
orang yang berada di dalamnya beranjak pergi.
Serena berdiri dan segera berjalan ke
dekat pintu, kemudian menatap ke arah Nindi. "Sebentar lagi Kakakku
datang, awas saja kalau kamu coba-coba kabur!"
Nindi duduk di kursi, senyumnya
tampak samar, lalu menatap ke arah Serena. "Buat apa aku nunggu dia? Kamu
juga nggak bakal bisa menahanku."
Baru saja Nindi berdiri, dia langsung
melihat Sofia melangkah masuk ke dalam kelas, ekspresinya tampak kurang baik.
Serena berkata dengan nada kesal.
"Kak, akhirnya kamu datang juga."
"Serena, kamu jaga depan pintu,
jangan biarin ada orang yang mendekat."
Sofia segera mengusir Serena keluar,
lalu menutup pintunya.
Nindi menatap Sofia yang berada di
depannya, dengan sengaja dia memperlihatkan kebingungannya. "Keluarga
Morris semuanya gila, ya? Tiba-tiba datang bilang kalau aku yang culik
Ibumu!"
Nindi enggan bertele-tele, dia segera
mengatakannya.
Dengan tatapan yang rumit, Sofia
melihat ke arah Nindi. Sebenarnya, dia juga tidak menaruh curiga kepada wanita
itu.
Bagaimanapun juga, Sofia merasa bahwa
dengan kemampuan yang dimiliki keluarga Lesmana, mustahil mereka berani melawan
keluarga Morris.
Namun, jika Nindi sampai mengetahui
bahwa kecelakaan mobil saat itu ada kaitannya dengan keluarga Morris.
Maka situasinya mungkin akan berubah.
Dalam perjalanannya, Sofia sengaja
menghubungi sang Ayah, memastikan apakah keluarga Lesmana sungguh mengetahui
perihal kecelakaan mobil itu.
Namun, ayahnya juga tidak bisa
memastikan.
Sofia mengatupkan bibirnya sembari
menatap Nindi. "Nindi, kamu dari dulu kayaknya memang ada masalah sama
keluarga Morris, ya. Masih awal semester saja kamu sudah bertengkar sama
Serena.
Boleh aku tahu alasannya?"
Mungkinkah Nindi sudah mengetahui
sesuatu?
No comments: