Bab 2748
"Seekor kuda tua masih punya
ambisi untuk bisa berlari sejauh seribu mil!"
"Walaupun aku sudah tua, Guru
Negara dan muridnya itu terlalu suka pamer dan mencari masalah. Guru Negara,
Saka! Aku masih bisa menunggu sampai mereka tewas!"
Di tengah pemandangan musim semi di
taman, pria tua itu mengangkat tinjunya untuk mengekspresikan amarah dan
keterkejutannya. Dia bahkan ingin berteriak ke langit.
Diiringi dengan suara mencicit pelan.
Pintunya didorong sampai terbuka.
Saka melangkah masuk seraya menatap
pria tua itu dan bertanya, "Siapa yang kamu kutuk untuk tewas? 11
Pria tua ini masih liar sama seperti
saat dia masih muda. Dia bersikap enggan dan kesal. Pria tua itu tidak percaya
bahwa dia tidak akan berhasil. Akan tetapi, saat dia melihat ekspresi wajah
Saka yang main-main, pria itu mulai menyadari bahwa dirinya terlalu liar.
Ada keheningan panjang di tengah
udara yang sunyi.
Saka kembali bertanya, "Tetua
Agung, kamu sedang mengutuk guru atau orang lain yang ada di dalam diriku?
Katakan."
Sambil bertanya, Tetua Agung menatap
Saka sejenak, lalu tiba-tiba menggigit lidahnya seraya menyemburkan seteguk
darah. Wajahnya tiba-tiba pucat pasi. Dia menatap Saka seraya berkata sambil
tersenyum masam, "Ada yang salah dengan kultivasiku dan membuatku menjadi
kesetanan. Barusan pikiranku dikuasai oleh Iblis yang ada dalam diriku. Semua
yang kukatakan bukanlah pikiranku yang sebenarnya. Tolong jangan salah paham
padaku, Sobat."
"Sekarang aku adalah jiwa waras
yang sesungguhnya dari si Tua ini!"
Saka menatapnya seraya terdiam,
kemudian dia bergumam, "Jangan terlalu sopan, aku sebenarnya datang ke
sini untuk memintamu melakukan sesuatu."
"Kalau begitu kenapa kamu nggak
mengatakannya sejak awal? Kamu sudah membuatku muntah darah! "seru pria
tua itu dengan ekspresi wajah muram.
Seketika hatinya tergerak.
Mencariku untuk melakukan sesuatu?
"Pria tua dalam tubuhmu nggak
bisa melakukannya?
"tanyanya dengan hati-hati.
"Dia yang menyuruhku untuk
datang menemuimu."
Sosok yang Agung itu membutuhkanku?
Ketika Tetua Agung memikirkan hal
ini, matanya tiba-tiba melebar seraya menatap Saka. Dia menatap Saka dengan
perasaan gelisah di dalam hatinya, lalu bertanya dengan ragu-ragu, "Siapa
yang harus dibunuh?"
Saka kebingungan.
"Bukan membunuh."
Tetua Agung menatap Saka dan bertanya
sambil berpikir, "Kalau begitu, kamu mau tidur dengan siapa?"
Apakah aku adalah orang yang seperti
itu dimatamu?
"Kamu sudah berumur, bisakah
kamu berhenti memikirkan hal kotor seperti itu?"
Saka menyahut dengan wajah muram,
"Aku cuma ingin memasuki Lembah Rahasia Kekaisaran."
"Oh?"
Tetua Agung agak terkejut, tetapi
mengernyit samar, seolah dia merasa malu dan sedang memikirkan sesuatu.
Saka tidak berkata apa-apa, hanya
menatapnya dalam diam. Meskipun dia adalah seorang Tetua Agung, tidak akan
mudah untuk merekomendasikan seseorang seperti Saka yang merupakan musuh
keluarga kerajaan untuk bisa memasuki Lembah Rahasia Kekaisaran. Karena dia
harus berbicara dengan Kaisar.
Perlu beberapa waktu untuk
menyelesaikannya, Saka juga bisa menunggu.
Pada saat ini, Tetua Agung itu
tiba-tiba menatap Saka seraya berkata dengan ragu-ragu, "Kebetulan sekali,
selama ini Lembah Rahasia Kekaisaran kebetulan mengalami turbulensi ruang.
Kalau kamu ingin masuk ke sana, khawatirnya kamu harus menunggu beberapa
lama... "
"Turbulensi ruang?" ulang
Saka agak bingung.
Tetua Agung segera menjelaskan,
"Lembah Rahasia Kekaisaran adalah ruang independen yang dibuka oleh Tabib
Agung di masa lalu. Tempat itu terletak di antara dunia roh dan dunia fana.
Semua jenis sumber daya dipindahkan ke sana. Awalnya, tempat itu dimaksudkan
untuk dipakai sebagai percikan untuk memulai kembali Negara Elang kalau terjadi
kehancuran."
"Tapi bagaimanapun juga, ini
ruang independen Wajar saja kalau kadang-kadang terjadi turbulensi ruang.
Beberapa hari yang lalu, terjadi turbulensi ruang yang nggak bisa dijelaskan,
lalu Lembah Rahasia Kekaisaran ditutup secara normal. Jadi, bukan berarti aku
nggak ingin membukanya untukmu, cuma..."
Mendengar ini, Saka menunjukkan
ekspresi aneh di wajahnya. Dia sudah membuka ruang independen. Metode dari
Tabib Agung benar-benar tak terduga.
"Aku bisa membantumu, tapi
sekarang masih nggak ada cara lain dan kamu lihat ... "
Setelah berkata demikian, Tetua Agung
menatap Saka sambil tersenyum kecut.
Saka berpikir sejenak dan bertanya,
"Kapan turbulensi ruang itu akan mereda?"
Tabib Agung menggelengkan kepalanya
tak berdaya dan menjawab, "Biasanya akan tenang dalam dua atau tiga hari.
Tapi kali ini turbulensi ruangnya sangat hebat dan belum kembali tenang selama
beberapa hari."
Sambil berbicara, dia berkata dengan
cemas, Lembah Rahasia Kekaisaran adalah kekayaan terbesar milik keluarga
kerajaan. Kami juga ingin tahu apa yang ada di dalamnya, tapi dengan kekuatan
kami, kami sama sekali nggak bisa melakukannya... "
Mata Saka berkedip. Mereka tidak bisa
melakukannya, tetapi dia bisa. Tempat itu dibuka oleh Tabib Agung dan dengan
karakter Tabib Agung, dia akan selalu meninggalkan pintu belakang untuk
segalanya. Oleh karena itu, Saka memiliki kesempatan untuk menyelinap masuk.
Munculnya turbulensi ruang membuat
keluarga kerajaan tidak mengetahui apa yang terjadi di Lembah Rahasia
Kekaisaran. Jika Saka ada di sana ... bukankah identitasnya akan terungkap?
"Apakah ada Raja Ilahi di
sana?" tanya Saka tiba -tiba.
"Nggak ada." Tetua Agung
menggelengkan kepalanya seraya berkata, "Cuma ada kaisar-kaisar tua dan
beberapa pelayan yang tumbuh bersama mereka untuk menjaga harta karun
itu."
No comments: