Membakar Langit ~ Bab 2751

Bab 2751

 

Pria paruh baya itu tampak berusia 40-an. Wajahnya tampak berwibawa dan memiliki aura yang mengesankan. Dia mengenakan jubah hitam yang membuatnya tampak kuno. Rambutnya diikat menggunakan jepit rambut kayu, membuatnya tampak seperti pria kuno yang keluar dari sejarah.

 

Pria itu kebetulan berdiri di depan Saka. Dia menatapnya dengan saksama sambil bertanya, "Apa kamu Saka?"

 

Pada saat ini, Saka sangat marah. Dia mengerutkan kening sambil menjawab, "Benar, itu aku. Kalau ada yang perlu dikatakan, bicara saja nanti. Pergi."

 

Pria paruh baya itu tersenyum dan bertanya, "Kamu memang pemarah. Sepertinya kamu memang sudah menyerang Roven?"

 

Roven?

 

Setelah berkata demikian, Saka menatap pria paruh baya itu seraya mengernyit. Demi menyelesaikan masalah Roven, Saka sudah mengeluarkan pil tulang akar. Hal ini cukup untuk membuat orang-orang di Sekte Furia menjadi gila.

 

Saka sangat kesal dan hendak pergi ke Lembah Rahasia Kekaisaran untuk berurusan dengan para orang tua itu. Dia mengerutkan kening seraya berkata, "Kalian datang di waktu yang tepat. Aku baru saja mau membahas hal ini. Aku sudah mengutus Jack untuk mengirim hadiah kepada Sekte Furia. Begitu Sekte Furia menerimanya, masalah ini bisa diselesaikan."

 

"Selesai?"

 

Pria paruh baya itu tertawa dalam diam, lalu dia melangkah maju, menatap Saka seraya menyahut dengan nada sinis, "Kamu sangat sombong. Sekte Furia belum berkata apa-apa, tapi kamu bisa mengakhirinya cuma dengan berkata seperti itu?"

 

Saka menjadi makin tidak sabar. Dia mengerutkan kening dan menjawab, "Tunggu sampai melihat semuanya, Sekte Furia nggak akan mempersulitku. Jangan membuat masalah untuk dirimu sendiri di sini. Kalau nggak, Oza akan berurusan denganmu tanpa membutuhkan orang lain."

 

Pria paruh baya itu agak terkejut, lalu tertawa geli. Dia menggelengkan kepalanya sambil bertanya 11 Oza berurusan denganku? Memangnya kamu punya pengaruh terhadap Oza?"

 

"Bisa dibilang begitu," sahut Saka dengan santai. Jack bilang bahwa Oza sedang mencari ramuan ajaib di mana-mana untuk memperbaiki tulang akar putrinya.

 

"Baik, baiklah... sudah lama aku nggak melihat pemuda gila sepertimu."

 

Sambil berbicara, pria paruh baya itu melangkah maju perlahan. Dia menatap Saka sambil tersenyum dan berkata, "Kamu nggak layak untuk aku ajari. Cepat, panggil seniormu. Aku ingin melihat siapa yang mengajari junior sepertimu."

 

Saka menjadi makin tidak sabar, lalu dia berkata ke arah belakang, "Tetua Agung! Paviliun Nawasta-mu ini nggak punya reputasi, ya? Kenapa ada orang yang mau datang dan membobolnya?"

 

Pada saat ini, wajah Tetua Agung muram, lalu dia melangkah maju dengan marah.

 

Tidak masalah jika Saka yang menerobos masuk ke Paviliun Nawasta-ku, karena dia sedang mengantarkan sesuatu kepadaku! Pria paruh baya ini jelas membobol Paviliun Nawasta-ku. Dia pikir Paviliun Nawasta-ku adalah toilet umum dan semua orang bisa masuk sembarangan?

 

"Meskipun aku nggak peduli dengan urusan duniawi, kamu datang ke sini tanpa diundang. Itu agak nggak sopan... "

 

Tepat saat Tetua Agung menatap pria paruh baya itu dengan ekspresi muram, dia mengumpulkan energi sejatinya seraya melangkah maju.

 

Pria paruh baya itu meliriknya dengan acuh tak acuh dan menyahut, "Ada yang salah dengan caramu saat mengalirkan energi sejatimu."

 

Tetua Agung terkesiap.

 

Pria paruh baya itu kembali berkata dengan tenang, "Energi sejatimu berasal dari pusat energi dan beredar di seluruh tubuh. Kelihatannya sesuai dengan aturan dan ketentuan, juga sesuai dengan misteri seni bela diri keluarga kerajaan milikmu. Tapi, ada beberapa luka tersembunyi di tubuhmu yang menghalangi meridian. Saat energi sejati beredar di sana, maka akan tersumbat."

 

"Kalau mengubah rute, maka bisa meningkatkan efisiensi dan membuat bidikan lebih cepat... hmm, coba aku pikirkan dulu... "

 

Pria paruh baya itu tampak berpikir sejenak.

 

Tetua Agung tertegun seraya menatap ke arah pria itu dengan bingung.

 

Namun, sesaat kemudian dia langsung terkejut. Dia melihat pria paruh baya itu tiba-tiba tersenyum sambil berkata, "Ada."

 

Jari-jarinya bergerak di udara, dia menggunakan energi sejatinya untuk menguraikan rute sirkulasi dari energi sejati Tetua Agung.

 

Selain itu, juga ditingkatkan dan bisa dibilang ini dibuat khusus untuknya! Mengikuti rute energi sejati ini, maka Tetua Agung bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

 

Dia menatap pria paruh baya itu dengan rasa terkejut di hatinya dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2751 Membakar Langit ~ Bab 2751 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on July 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.