Bab 2752
Tetua Agung sangat terkejut. Rute
sirkulasi energi sejati para ahli bersifat rahasia. Bagaimana pria paruh baya
ini bisa mengetahuinya hanya dengan melihat sekilas pada ledakan energi
sejatinya sendiri? Pemahaman bela diri macam apa ini?
Masalah yang dialami Tetua Agung
adalah masalah lama. Dia ingin memperbaikinya, tetapi tidak tahu harus mulai
dari mana. Kemudian, orang lain membantunya memperbaikinya hanya dalam beberapa
saat ...
Ini...
Pada saat ini, Tetua Agung itu
menatap pria paruh baya tersebut dan sudah menyingkirkan permusuhannya
sebelumnya. Dia hanya bertanya dengan kaget, "Siapa kamu sebenarnya?"
Pada akhirnya, pria paruh baya itu
mengabaikannya dan hanya melihat peta rute dari energi sejati. Dia mengernyit,
menggelengkan kepalanya karena tidak puas seraya menjawab, "Ini masih
belum sempurna, tapi ini adalah hal terbaik yang bisa dilakukan selama waktu
yang singkat."
Kemudian, dia melirik Saka seraya
berkata dengan nada yang dingin, "Aku adalah Oza yang kamu sebutkan
tadi."
Oza Rakyan!
Tetua Agung menatap ke arah pria
paruh baya itu dengan mata terbelalak, merasa terkejut dan tercerahkan.
Oza lahir dalam keluarga biasa di
dunia roh.
Sosoknya sangat langka karena dia
mulai berlatih kultivasi pada usia 25 tahun dan mencapai tingkat Raja Ilahi
pada usia 40 tahun. Bakat ini sangat menakjubkan!
Saat ini, sebagai sosok Tetua pewaris
bela diri di Sekte Furia, dia bahkan menjadi lebih kuat!
"Ternyata kamu adalah Tetua Oza,
tapi kamu datang ke dunia bawah cuma untuk Saka? Ini ... ini ...
Bukankah ini masalah besar?
Teleportasi antara dua dunia memiliki
harga yang harus dibayar. Bagi seorang Raja Ilahi untuk bisa ke dunia bawah
melalui Jembatan Langit, sumber daya yang dikerahkan jelas sangat besar.
Apalagi, seseorang seperti Oza?
Pada saat ini, Oza menyahut dengan
tenang, "Cuma menekan kultivasi, nggak perlu diributkan."
"Kamu sudah melihat sikap Saka
sekarang. Dia ingin memasuki Lembah Rahasia Kekaisaran. Aku rasa dia nggak akan
pergi ke mana pun kecuali dendamnya terselesaikan. Aku ingin merepotkanmu untuk
menahannya di Paviliun Nawasta, lalu mengutus para Tetua-nya keluar untuk
berbicara."
Mengutus para Tetua Saka untuk
bertemu denganmu?
Tetuanya adalah para ilahi agung atau
maha raja ilahi. Tidak peduli di tingkat mana mereka berada, begitu mereka
muncul, kamu tidak akan bisa menyinggung mereka...
Sudut mulut Tetua Agung berkedut.
"Jadi begitu..."
Tetua Agung segera mengerti, kemudian
segera mencoba untuk menenangkan keadaan seraya berkata, "Terima kasih,
Tetua Oza atas bantuanmu! Hanya saja masalah Saka ini... "
Tetua Agung menatap Oza seraya ragu
untuk berbicara, "Tetua Oza, kenapa kamu nggak mengabaikannya saja...
"
"Mengabaikannya?"
Oza mengernyit, menatapnya sambil
menyahut, " Apa intruksi yang aku berikan padamu tadi tanpa alasan?"
"Nggak begitu, maksudku...
" Tetua Agung mempersiapkan kata-katanya dan mengingatkannya secara
tersirat, "Ada orang di belakang Saka..."
"Ada orang?"
Oza menatap Saka seraya bergumam
dengan tenang, "Sepertinya orang di belakangmu itu sangat kuat. Bahkan Tetua
Agung dari keluarga kerajaan yang berada di tingkat Raja Ilahi pun takut
padanya, tapi..."
Sambil berbicara, Oza berjalan ke
arah Saka seraya berkata dengan santai, "Aku ingin mencobanya!"
Saka mengerutkan kening dan bertanya,
"Kenapa kamu nggak bertanya masalah apa yang terjadi?"
"Sama begitu aku menangkapmu,
aku akan menyiksamu perlahan-lahan!"
Oza mencibir, lalu energi sejati di
telapak tangannya perlahan mengembun. Wilayah kekuasaannya ditekan ke tingkat
Raja Ilahi setengah langkah.
Ekspresi wajah Saka menjadi muram dan
dia bergumam, "Sialan, dasar bodoh."
Setelah berkata demikian, Saka tidak
lagi memperhatikan pria itu dan berjalan pergi.
"Mau pergi?"
Oza menyahut marah, lalu tiba-tiba
mengangkat tangannya untuk meraih punggung Saka. Tingkatannya ditekan ke
tingkat Raja Ilahi setengah langkah.
Akhirnya, pada saat itu, Tetua Agung
tiba-tiba melintas. Dia mengangkat telapak tangannya yang langsung bertabrakan
dengan milik Oza. Bruk, bruk, bruk!
No comments: