Bab 2759
Begitu keduanya keluar dari Formasi
Teleportasi, mereka langsung terkejut. Di depan mereka, Oza sudah menunggu
dengan ekspresi marah, menatap tajam ke arah mereka.
Di sampingnya, Aini tampak tak
berdaya melihat situasi ini.
Logan tersentak. Dia buru-buru maju
dan berkata, " Aku, Logan, pengawas Sekte Furia, memberi hormat kepada
Tetua Oza!"
Jack yang di sebelahnya tampak
malas-malasan, tetapi setelah ditarik, akhirnya ikut menyapa. "Jack
memberi hormat kepada Tetua Oza."
Namun, Oza hanya menatap mereka dengan
dingin dan berkata, "Tangkap mereka."
"Baik!"
Para murid yang berjaga langsung
bergerak serentak, mengepung mereka berdua!
Logan terkejut dan buru-buru
menjelaskan, " Tunggu, Tetua Oza! Aku tahu Jack telah menyinggung Anda,
jadi aku datang membawa hadiah untuk meminta maaf!"
Oza malah tersenyum dingin. "Aku
sudah dengar semuanya. Kalian malah berdebat soal mau memberi setengah atau
satu hadiah penuh. Hah, terima kasih atas penghargaan kalian padaku."
Jangan pernah membicarakan orang di
belakang. Kalau sampai terdengar, bisa jadi masalah.
Logan langsung merasa sangat malu.
Seorang murid di sebelahnya mencibir.
"Pengawas Logan, kalau memang nggak sanggup memberi hadiah, nggak perlu
memaksakan diri. Memberi hadiah setengah-setengah, hanyalah aib bagi reputasi
Sekte Furia!"
"Itu benar. Orang-orang dari
dunia bawah seperti ini, datang dari tempat terpencil, paling-paling cuma bisa
membawa beberapa barang khas yang berguna untuk sekte. Mana mungkin bisa
memberikan sesuatu yang berharga? Mereka juga belum pernah melihat dunia luar,
jadi wajar saja."
"Haha, lihat dia! Sudah tua
begini masih saja dipermalukan. Kalau aku, sudah cari lubang buat sembunyi!
Tapi, dia masih bisa berdiri di sana, nggak malu apa?"
Para murid itu tertawa, menghina
Logan dan rekannya tanpa takut. Lagi pula, mereka memang penduduk asli Dunia
Roh dan selalu menganggap dunia fana tak lebih dari tempat mencari sumber daya.
Ditambah lagi, mereka berada di bawah
perlindungan Oza. Jadi, tidak ada yang perlu mereka takuti.
Jack yang dipermalukan langsung naik
pitam dan hendak membalas, tetapi Logan buru-buru menahannya. Wajahnya merah
karena malu dan marah, tetapi dia tetap menggeleng pelan, memberi isyarat agar
Jack tidak terpancing emosi.
Kemudian, Logan memaksakan senyum dan
berkata kepada Oza, "Tetua Oza, tadi aku memang keliru bicara. Aku paham
kalau kamu marah. Tapi, aku benar-benar membawa harta karun, cuma kurang pantas
diperlihatkan di depan umum. Mungkin kita bisa cari tempat lain supaya aku bisa
menunjukkannya padamu."
Aini, yang melihat situasi itu,
merasa tak tega dan berkata, "Ayah, bagaimana kalau kita lihat dulu
hadiahnya."
Namun, Oza hanya tertawa sinis,
mengabaikannya. " Berharga? Seberapa berharganya? Kalau aku membiarkan
mereka pergi, di mana wibawaku? Apa mereka pikir mereka bisa membeli
kehormatanku?"
Aini pun tak tahu harus berkata apa.
"Eh... "
Logan terdiam.
"Pengawas Logan, Anda sudah
dengar sendiri. Mau ikut baik-baik atau mau kami paksa?"
"Jangan ngomong begitu. Mereka
datang sambil membawa hadiah besar. Kalau mereka benar-benar mengeluarkannya,
bisa jadi kamu langsung ketakutan."
"Ikut kami sekarang!"
Saat itu juga, sekelompok orang
langsung maju.
Jack, yang tak tahan lagi, menatap
Logan dan berteriak, "Leluhur, sampai kapan kamu mau diam saja?"
Melihat para murid Sekte Furia dan
Oza yang berdiri dengan tangan di belakang dengan ekspresi penuh ejekan, Logan
pun murka dan berteriak, "Kalau kalian nggak tahu diuntung, jangan
salahkan aku karena bertindak kasar!"
Kemarahan mendadaknya membuat semua orang
terkejut.
Melihat situasi ini, Aini hanya bisa
terdiam. Awalnya, dia masih ingin membantu mereka, tetapi lebih baik tidak
perlu.
Oza sendiri pun tertawa saking
kesalnya. "Bagus, bagus! Kalian benar-benar ingin melawan, ya?"
Begitu berkata demikian, dia langsung
mengulurkan tangannya untuk menangkap lawannya.
Namun, sebelum sempat bergerak lebih
jauh, Jack menatapnya tajam. Dia mengepalkan tangan, lalu perlahan membukanya
sambil membentak. "Oza! Lihat baik-baik apa ini!"
Oza yang sudah siap mengambil
tindakan tiba-tiba terdiam. Begitu melihat bubuk obat di tangan Jack dan
mencium aromanya, mata Oza membelalak.
"Kurang ajar! Berani sekali kamu
menghina guruku?
"Keparat!"
"Mati saja kamu!"
Beberapa murid Sekte Furia meledakkan
energi mereka, teriakan emosinya menggema di udara!
Namun, di saat berikutnya, terjadilah
ledakan keras.
Sebelum serangan energi sejati mereka
menghantamnya, Oza sudah melesat ke depan, langsung berdiri di hadapan Jack.
Serangan energi sejati yang menyerang
dan menghantam tubuhnya, tetapi justru seperti es yang menabrak baja; seketika
hancur berkeping -keping!
No comments: