Bab 2760
"Tetua Oza!"
"Guru!"
"Ayah!"
Aini dan yang lainnya terkejut
melihat Oza berdiri kaku di depan Jack, sama sekali tak menggubris suara-suara
di sekitarnya. Pandangannya terpaku pada bubuk obat di tangan Jack.
"Mustahil! Bagaimana mungkin... "
Dengan hati-hati, dia mengambil
sedikit bubuk itu dan mengamatinya dengan saksama. Seketika, ekspresinya
berubah drastis. "Ini ... benar-benar asli?"
Jack melihat reaksinya dan tersenyum
mengejek." Oh, jadi Tetua Oza juga tahu barang berharga?"
"Berikan padaku!"
Oza langsung berseri-seri dan ingin
merebutnya.
Namun, Jack justru menarik tangannya
dan tersenyum dingin. "Tetua Oza, bukannya kamu meremehkan hadiah kami
tadi? Mengapa kamu menginginkannya sekarang?""
Semua orang langsung terkejut dan
menoleh ke Oza. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Aku ... ini ...." Oza
menyeringai kaku dan tersenyum paksa. "Tadi aku memang nggak tahu,
kan?"
"Terus sekarang kamu sudah
tahu?"
Jack menatapnya dengan acuh.
"Kamu sudah melihat semuanya. Kalau mau menangkap kami, silakan! Hidup
kami ada di tanganmu!"
Oza terdiam.
"Beraninya kamu! Kamu masih
berani menyinggung Tetua!"
"Guru, ada apa denganmu? Apa itu
sebenarnya?"
Para murid ada yang marah, ada pula
yang merasa ada sesuatu yang janggal dan bingung.
Oza mengernyit, hendak menegur
mereka.
"Barang remeh begini, toh Tetua
Oza juga nggak menginginkannya. Kenapa harus disembunyikan? Bukannya lebih baik
membiarkan semua orang tahu supaya kami terus dipermalukan?"
Jack mencibir, lalu menatap semua
orang. "Dengar baik-baik, ini adalah ... "
"Diam!"
Belum sempat selesai bicara, Oza
langsung membekap mulutnya, raut wajahnya sangat buruk. Dia menatap orang-orang
di belakangnya dan berkata, "Mundur semuanya! Hari ini, nggak boleh ada
yang membocorkan kejadian hari ini. Kalau nggak... "
Para murid langsung terkejut. Mereka
sadar bahwa benda yang dibawa Jack bukanlah sesuatu yang biasa sehingga tak ada
yang berani bersuara dan segera mundur.
Namun, raut wajah Oza justru makin
suram.
Di dunia ini, tak ada rahasia yang
benar-benar bisa disembunyikan.
Dengan kejadian seperti ini, dalam
waktu singkat, para tetua itu pasti akan tahu kalau Oza mendapatkan barang
berharga.
"Kamu menyesal sekarang?"
Jack menepis tangannya dan mencibir.
"Kalau tadi kamu menerimanya, nggak akan seperti ini. Sekarang lihat, sebentar
lagi akan timbul kegemparan besar di kota. Puas?"
Dihina seperti itu, Oza pun merasa
kesal, tetapi dia tak bisa marah. Keadaan seperti ini memang salahnya sendiri.
Ini yang namariya senjata makan tuan.
Dia menyesal dalam hati, seharusnya
dia mendengarkan putrinya untuk bersikap lebih murah hati kepada orang lain.
"Ini apa, Ayah?"
Aini mendekat dan bertanya dengan
penasaran.
Oza tampak serius, lalu menjelaskan,
"Pil tulang akar."
Tatapannya tertuju pada pil itu
dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Tapi, ini satu set lengkap pil
tulang akar!"
"Apa?"
Aini membelalakkan mata, terkejut
sekaligus senang. "Jadi, itu artinya keluarga Romli tahu di mana dokter
sakti itu?"
Oza pun tersenyum lega. Kini, melihat
Jack, pikirannya jauh lebih tenang. Sebelumnya, dia masih bingung bagaimana
cara menemukan dokter sakti itu.
Akan tetapi, kalau keluarga Romli
bisa mendapatkan pil tulang akar ini, mereka pasti tahu sesuatu tentang dokter
sakti itu.
Dia menatap Logan dan Jack, lalu
tersenyum manis. "Jadi, apa kalian bisa menghubungkan pil ini dengan
dokter sakti itu?"
Namun, Jack justru tersenyum padanya
dan berkata, "Tetua Oza, Anda sepertinya salah pahain, ya?"
No comments: