Membakar Langit ~ Bab 2766

Bab 2766

 

Saat ini, pintu ruangan tiba-tiba terbuka.

 

Semua orang menoleh.

 

Namun saat berikutnya, orang yang keluar adalah Novea.

 

Langkahnya lemah, wajahnya merah dan rambut basah oleh keringat menempel di sudut mulutnya. Seluruh tubuhnya tampak sangat lelah. Dilihat dari ekspresi dan gerakannya, jelas bahwa dia baru saja mengalami pertempuran hebat.

 

Terlalu lelah, sungguh sangat lelah ...

 

Namun, Novea masih memiliki tugas.

 

Melihat dua orang yang menatapnya dengan marah, dia berkata dengan gugup, "Orang yang berada di dalam memintaku untuk memberitahu sesuatu kepada kalian berdua."

 

Sambil berbicara, dia menatap Roven yang marah, lalu melanjutkan, "Dia berkata, jika kelak kamu berani menginginkanku lagi, kamu akan mati. Bahkan Sekte Furia nggak bisa melindungimu. Dia berkata begitu!"

 

Ekspresi Roven langsung menjadi muram, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya mengepalkan tangannya erat-erat dan menatap ruangan itu dengan mata berkedip.

 

Siapa orang yang berani mengatakan hal seperti ini dan dapat membuat warga Prastya bekerja untuknya?

 

Kemudian, Novea menatap Adelia dan memperhatikannya sejenak dengan penuh semangat. Lalu, dia tiba-tiba berkata, "Adelia, día memintaku untuk bertanya padamu, apa enaknya kamu mengintip seperti ini? Jika kamu tertarik, bergabung saja dengan kami. Dia pasti akan memuaskanmu!"

 

"Kamu!" seru Adelia dengan terkejut dan marah.

 

"Pak Roven, silakan pergi dan jangan ganggu kesenangan tamu kehormatan kami," ucap pria berwajah hitam.

 

Pria berwajah hitam berkata dengan sopan, lalu menatap Adelia yang muram dan berkata sambil tersenyum, "Putri Yang Mulia, kalau kamu nggak ingin pergi, kamu bisa tinggal dan bergabung dengan kami. Tentu saja ... "

 

"Jika kalian ingin menggunakan kekerasan, aku juga bisa menemani kalian," ucap pria berwajah hitam.

 

Dalam sekejap, energi sejati dalam tubuhnya melonjak.

 

Roven terus menatap pria berwajah hitam, lalu berseru dengan marah, "Aku akan mengingat utang ini!"

 

Selesai bicara, dia berbalik dan pergi.

 

Adelia juga mengerutkan kening. Dia melirik kedua orang itu, lalu berbalik dan pergi.

 

Mereka berdua berjalan keluar dari gerbang Kedutaan, tetapi mereka berdua diam saja, dengan ekspresi wajah yang sangat dingin.

 

"Tamu kehormatan macam apa yang sedang dijamu warga Prastya ini?" gumam Adelia sambil mengerutkan kening.

 

Alhasil, setelah dia selesai bicara, dia menyadari bahwa Roven sedang menatapnya. Kemudian, Roven bertanya, "Kamu masih punya waktu untuk memikirkan ini? Kalau kamu punya waktu, sebaiknya kamu pikirkan bagaimana cara untuk menebus kesalahanmu padaku!"

 

"Pak Roven, kamu..." gumam Adelia.

 

Ketidakpuasan Adelia terhadap orang ini telah mencapai puncaknya. Dia langsung mengerutkan kening dan hendak mengatakan sesuatu.

 

"Dulu aku bersikap sopan padamu karena statusmu sebagai Putri. Tapi kenyataannya, kalian orang-orang dari dunia bawah nggak ada apa-apanya bagiku!" seru Roven.

 

Roven sangat marah saat ini. Dia melangkah maju, lalu menatap Adelia dengan tajam dan bertanya, " Pengaturanmu telah mempermalukanku. Apa kamu akan memberiku kompensasi?"

 

"Kak Roven, tolong hargai dirimu sendiri!" balas Adelia dengan nada dingin.

 

"Bagaimana jika aku nggak menghargai diriku sendiri?" tanya Roven.

 

Roven melangkah maju lagi, menatap wajah cantik Adelia, lalu tersenyum sinis dan bertanya lagi, "Jika kamu menolakku, siapa yang akan membantumu membunuh Saka?"

 

Adelia menjadi muram dan perlahan mengepalkan tangannya.

 

"Kamu hanyalah seorang wanita tua berusia tiga atau empat puluhan. Masa depanku bisa menjadi seorang Tetua pewaris bela diri Sekte Furia. Bukankah pantas untuk memercayakan hidupmu kepadaku?" tanya Roven.

 

Roven terus mendekat dan berkata dengan nada dingin, "Pikirkan baik-baik!"

 

Dia sangat marah sekarang.

 

Dia tidak peduli tidur dengan siapa pun hari ini.

 

Intinya harus ada seorang wanita yang membantunya melampiaskan amarahnya hari ini.

 

Adelia terpaksa mundur selangkah demi selangkah, tetapi dia menggertakkan giginya dan tidak mengatakan apa pun. Dia merasa sangat malu.

 

Namun, pada saat ini, tiba-tiba terlihat seseorang yang berjalan mendekat. Orang itu tersenyum dan bertanya, "Putri, sepertinya kamu sedang dalam masalah, ya?"

 

"Saka?" tanya Adelia.

 

Adelia terkejut. Melihat Saka yang berjalan mendekat sambil tersenyum, dia langsung merasa senang. Dia tidak pernah menyukai Saka seperti sekarang.

 

Kemunculan Saka malah dapat menyelamatkan dirinya.

 

"Kita pergi dulu. Dia ke sini untuk mencari masalah..." kata Adelia.

 

Roven tidak pergi, tetapi tetap berdiri di sana. Dia menatap Saka, lalu tersenyum sinis dan bertanya, " Apa kamu begitu takut padanya?"

 

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan membunuhnya tepat di hadapanmu kali ini. Dengan begitu, kamu akan tahu bahwa sudah waktunya untuk menyerahkan diri padaku," ucap Roven.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2766 Membakar Langit ~ Bab 2766 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on July 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.