Membakar Langit ~ Bab 2777

Bab 2777

 

"Sekalipun mati, aku nggak akan menemani Saka," kata Adelia sambil perlahan menutup matanya.

 

Oza tertawa dingin, lalu berjalan perlahan mendekatinya.

 

Seorang putri saja, bahkan jika dia ditangkap, siapa yang bisa berbuat apa-apa terhadapnya ? Bahkan Kaisar sekalipun tidak akan berani menuntutnya!

 

Namun, tepat pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara bentakan keras, "Apa yang kamu lakukan?"

 

Adelia terkejut dan segera membuka matanya, hanya untuk melihat Ardion masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi marah dan menatap tajam ke arah Oza.

 

"Putra Mahkota!" panggil Adelia sambil langsung berdiri dengan terkejut.

 

"Aku sudah mendengar tentang kejadian di sini. Tenang saja, selama aku ada di sini, dia nggak akan bisa menyentuhmu!"

 

Ardion mengerutkan kening saat berkata demikian, lalu melangkah maju selangkah, menatap Oza dengan dingin dan berkata, "Tetua Oza, aku menghormatimu sebagai tetua Sekte Furia, itulah sebabnya aku masih bersikap sopan. Tapi jangan berpikir kamu bisa bertindak semaumu."

 

"Kamu ini hanya seorang Putra Mahkota yang bahkan belum secara resmi diakui gelarnya, berani-beraninya menantangku?" ujar Oza sambil menatap Ardion dengan tatapan mengejek.

 

Ardion tanpa ekspresi, langsung mengeluarkan selembar dekret kekaisaran, lal melemparkannya ke arah Oza, sambil berkata, "Ayahanda sudah mengeluarkan dekret resmi, menetapkan aku sebagai Putra Mahkota dan memberikan wewenang untuk mengatur negara! Aku adalah pondasi negara ini. Apa Sekte Furia berani mengguncang pondasi negara?"

 

Seorang Putra Mahkota yang memiliki wewenang untuk mengatur negara, dan kini mati-matian melindungi seorang wanita ini, hal ini memang sedikit merepotkan. Bagaimanapun, menyentuh Putra Mahkota sama saja dengan menyentuh pondasi negara. Saat ini pondasi negara telah ditetapkan oleh delapan Sekte Tersembunyi...

 

Oza langsung mengerutkan kening dan menatap Ardion, lalu berkata, "Kamu rela memusuhi aku hanya demi seorang putri biasa?"

 

"Lalu, kenapa kamu rela memusuhi aku demi seorang Saka? Apa aku sebagai seorang Putra Mahkota nggak lebih berharga daripada seorang Saka?" teriak Ardion dengan marah.

 

Oza menatapnya sejenak, lalu tiba-tiba menggeleng dan tersenyum meremehkan, lalu berkata, "Nggak."

 

Sekejap, urat di dahi Ardion menonjol karena menahan amarah dan kemarahan dalam hatinya langsung memuncak hingga ke titik tertinggi!

 

"Sudahlah, kamu nggak akan menjadi Putra Mahkota untuk waktu yang lama," ujar Oza.

 

Setelah itu, Oza berbalik dan berjalan keluar dari ruangan. Saat melewati Adelia, dia berkata dengan nada dingin, "Pengorbananmu... hanya masalah waktu saja..."

 

Setelah Oza pergi, Adelia langsung terlihat gelisah dan berkata, "Kemampuannya dalam membimbing orang benar-benar nggak tertandingi! Kalau dia membimbing Saka, siapa yang bisa melawan Saka?"

 

Ardion mengepalkan tangannya erat-erat dan hatinya terasa begitu tertekan. Dirinya, seorang Putra Mahkota Kekaisaran Negara Elang sampai harus dipaksa ke posisi seperti ini oleh Saka!

 

Dia menggertakkan gigi dan berkata, "Aku akan bicara dengan orang-orang Dunia Roh. Awalnya sudah disepakati bahwa Dunia Roh nggak boleh ikut campur langsung dalam urusan dunia manusia! Oza telah melanggar aturan, biar orang Sekte Furia yang mengurusnya!"

 

Namun, Adelia perlahan menggeleng dan berkata, " Mereka memang nggak bisa ikut campur dalam urusan besar dunia manusia, tapi hidup dan mati beberapa orang, di mata mereka bukanlah urusan besar. Sekte Furia mungkin nggak akan mengurusnya... "

 

Wajah Ardion langsung menjadi sangat buruk dan hatinya makin tertekan.

 

Tanpa disadari, Saka telah berkembang sampai ke titik ini, memaksanya ke posisi seperti ini, bahkan sampai dia tidak bisa melindungi orang-orang terdekatnya!

 

Melihat ekspresi Ardion yang penuh tekanan dan amarah itu, Adelia tiba-tiba berkata, "Aku punya cara!"

 

"Cara apa?" tanya Ardion sambil menatapnya dengan curiga.

 

Adelia menatapnya, lalu tiba-tiba tersenyum dan menggelengkan kepala. "Jangan khawatir tentang itu," ujarnya.

 

"Tunggu saja... kabar baik dariku."

 

Setelah berkata demikian, dia melangkah keluar dengan mantap dan tanpa ragu.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2777 Membakar Langit ~ Bab 2777 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on July 12, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.