Bab 2782
Adelia dengan setengah percaya dan
setengah ragu bertanya, "Kapan orang penting itu akan datang?"
"Segera," jawab Novea.
Novea tersenyum penuh arti dan
melanjutkan, "Oh ya, orang penting itu sangat pemilih dalam urusan teknik
di ranjang, bahkan kadang bisa membuat permintaan yang agak berlebihan. Jadi,
kamu tahan saja, ya."
Adelia mengerutkan kening, tapi tidak
mengatakan apa-apa lagi.
Setelah tekanan dari Oza, dia
akhirnya menerima kenyataan, pertumbuhan kekuatan Saka terlalu cepat, dan dia
sepertinya memiliki semacam metode misterius yang membuat banyak tokoh besar
terus mendukungnya.
Sekarang, satu-satunya kesempatan Adelia
hanyalah bergantung pada orang penting yang misterius itu.
"Baiklah," ujar Adelia
dengan suara dingin sambil menarik napas dalam-dalam.
Senyum penuh harapan langsung muncul
di wajah Novea.
Dia sudah tidak sabar ingin melihat
bagaimana Saka akan melukis di atas "kanvas" Adelia ini.
Saat itu, Adelia tiba-tiba berkata,
"Tapi sampai sekarang, aku masih belum tahu siapa sebenarnya orang penting
itu. Bisakah kamu memberi tahu aku sekarang?"
Novea hampir saja asal bicara untuk
mengelak.
Namun, saat itu juga, dia menyadari
Adelia sedang menatapnya dengan tatapan serius dan wajah yang penuh
kewaspadaan. Adelia perlahan berkata, " Sebelum aku datang ke sini, aku
sudah memberi tahu Putra Mahkota. Kalau sebentar lagi aku nggak menelepon untuk
memberi tahu bahwa aku baik -baik saja, dia pasti akan mengepung kedutaan
ini."
Begitu mendengar itu, wajah Novea
langsung menjadi muram. Sial, Adelia ternyata secerdik ini?
Rencana awalnya cukup sederhana yaitu
setelah Saka tiba, mereka hanya perlu menggunakan paksaan.
Saat itu, sekalipun Adelia berteriak
sekuat tenaga, tidak akan ada yang mendengarnya.
"Kalau aku bahkan tidak tahu
siapa orang yang akan kuberikan diri, itu jelas nggak masuk akal. Lagi pula,
sekarang Saka sudah mendapat dukungan dari Oza. Kalau orang itu nggak bisa
menandingi Oza, bukankah aku malah akan rugi?" kata Adelia dengan dingin
dan tenang.
Menyerahkan tubuh sendiri bukanlah
urusan yang bisa dianggap remeh!
Novea menghela napas dalam-dalam.
Wanita ini memang sulit dihadapi ... Namun, jika membiarkan Adelia pergi
sekarang, Novea benar-benar tidak rela.
Saat dia sedang bimbang, tiba-tiba
terdengar suara langkah kaki dari luar.
Hati Novea langsung bergetar. Dia
buru-buru berkata, "Mungkin orang penting itu sudah datang. Kamu tunggu di
sini. Aku akan menyambutnya. Sebentar lagi dia pasti akan menjelaskannya
sendiri padamu!"
Setelah berkata demikian, dia segera
bangkit dan berjalan keluar.
Di luar, Saka baru saja melangkah ke
lorong. Saat melihat Novea yang berpakaian minim berjalan mendekat, matanya
langsung berbinar dan berkata, "Mau ngapain?"
"Bukan untuk kamu."
Novea langsung blak-blakan, lalu
dengan penuh semangat menurunkan suaranya dan menjelaskan semuanya kepada Saka.
Makin lama Saka mendengar,
ekspresinya makin aneh. Tatapannya pada Novea pun penuh dengan kekaguman.
Kamu benar-benar bisa memanipulasi
situasi sampai sejauh ini?
Namun, jika berhasil menaklukkan
Adelia, itu berarti dia bisa mendapatkan tambahan energi keberuntungan yang
besar!
"Tapi sekarang kamu nggak bisa
langsung menggunakan paksaan. Kalau kamu gagal meyakinkan Adelia, maka
kesempatan ini akan hilang. Bagaimanapun, ini adalah kota Sentana. Kalau Putra
Mahkota benar-benar ingin menyelamatkannya, itu akan sangat mudah."
Novea memperingatkan dengan wajah
yang agak serius.
"Begitu rupanya... Ternyata ini
misi level tinggi, ya, "ujar Saka.
Dia tersenyum dan melanjutkan,
"Tapi aku suka tantangan yang sulit!"
Setelah berkata demikian, dia
langsung berjalan dengan santai ke arah kamar Adelia.
Sambil berjalan, dia masih sempat
berkata kepada Novea, "Nanti kamu mau ikut bergabung?"
Tidak tahu malu, ya?
Tapi memikirkan bahwa dia akan bisa
melihat Adelia ditaklukkan dari jarak dekat, Novea menarik napas dalam dalam
dan berkata, "Asal kamu bisa melakukannya!"
No comments: