Bab 3014
Saat ini, Tetua Keenam juga
mengalihkan pandangannya dan menatap Tetua Kelima. Dia bertanya dengan agak
ragu, "Apa benar karena Adriel?"
Tetua Kelima tidak menjawab.
Tatapannya kejam dan dia langsung memukul kepala Luke.
Bum!
Sebuah kekuatan yang dahsyat datang
dan menyebabkan tangan Tetua Kelima berhenti sejenak. Saat berikutnya, Luke
direnggut.
Tetua Keenam melindungi Luke di belakangnya,
sementara tangannya memegang sebuah plakat batu alam. Plakat itu memancarkan
kekuatan yang hebat.
"Kakak Kelima, kamu sudah gila.
Demi wanita Adriel, kamu ingin membunuh murid seperguruan di depan umum!"
teriak Tetua Keenam dengan marah dan tak percaya.
"Ya," sahut Tetua Kelima.
Tetua Kelima hanya menatapnya dengan
ekspresi dingin dan menambahkan, "Minggir. Kalau nggak, jangan salahkan
aku karena menyerangmu juga."
Setelah dia selesai bicara, semua
orang di tempat tak percaya. Mereka menatapnya dengan kaget dan terdiam sesaat.
Gila!
Tetua Ketujuh gila, Tetua Keenam juga
gila.
Sementara itu, Tetua Kelima menatap
Tetua Keenam dengan tatapan dingin dan bertanya, " Minggir atau
nggak?"
Merasakan tatapan dingin Tetua
Kelima, Tetua Keenam menatapnya dengan tajam. Kemudian, dia tiba-tiba
berteriak, "Sialan, kamu menakutiku? Aku nggak percaya kalau kamu benar-benar
akan mengkhianati penjaga pintu demi dia, kamu... "
Syut!
Tetua Kelima langsung mengeluarkan
plakat batu alamnya dan menyerang Tetua Keenam. Kekuatan tak berujung meledak
dan terus-menerus mengimbangi kekuatan plakat batu alam di tangan Tetua Kelima.
Sementara itu, Tetua Kelima menghampirinya selangkah demi selangkah, tatapannya
ganas dan dia berkata, "Kalau begitu, cobalah."
Ketika Tetua Ketujuh melihat situasi
ini, dia juga tersenyum sinis dan menyerang ke arah Tetua Keenam.
Semua orang benar-benar tercengang.
Tindakan Tetua Kelima dan Tetua
Ketujuh sama sekali tidak dapat dipahami oleh akal sehat. Ini benar -benar
gila!
Tetua Keenam menjadi pucat dan
terpaksa melangkah mundur.
Dia tidak sanggup bertanggung jawab
atas perang dua garis keturunan dan organisasi.
Tiba-tiba, dia menatap Luke dan
berteriak marah, " Kenapa kamu diam saja? Cepat minta maaf!"
Luke juga sangat bingung. Dia datang
ke sini hanya untuk mencari masalah, kenapa urusannya bisa menjadi seperti ini?
Saat ini, dia menatap Tetua Kelima
dan Tetua Ketujuh, lalu menggertakkan gigi sambil berkata, Maaf. Aku minta
maaf, ini semua salahku. Aku nggak seharusnya menyerang wanita Adriel."
Tetua Keenam segera menatap Tetua
Kelima dan Tetua Ketujuh, lalu menambahkan, "Dia sudah minta maaf. Ampuni
dia kali ini, jangan membuat masalah ini menjadi terlalu buruk. Pertikaian
internal kita juga akan ditertawakan oleh keluarga kerajaan."
Saat ini, Tetua Kelima sedikit
mengernyit.
Sementara itu, Tetua Ketujuh
menatapnya dan berkata, "Sudahlah. Jangan lupakan urusan pentingmu."
Tetua Kelima sedikit mengangguk, lalu
dia menatap kerumunan yang gugup dan berkata dengan tenang, "Kami berdua
telah memutuskan untuk membantu Adriel melawan keluarga kerajaan."
Bum!
Satu kalimat saja sudah cukup untuk
mengejutkan semua orang. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.
Keluarga kerajaan! Mereka begitu kuat
sehingga para penjaga pintu harus mundur selama bertahun-tahun, sedangkan Tetua
Kelima dan Tetua Ketujuh langsung menentang garis dasar para penjaga pintu.
"Kamu, kenapa kalian..."
gumam Tetua Keenam dengan nada suram.
"Kenapa? Karena Adriel
mengatakan bahwa siapa pun yang ingin ikut bertempur bisa mendatanginya,
"kata Tetua Ketujuh.
Setelah berbicara demikian, Tetua
Ketujuh menatap semua orang yang terkejut, lalu berkata dengan semangat juang
yang menggelora, "Dia akan mulai dari sini. Nyalakan api dan bunuh delapan
belas naga, lalu bawa kita kembali ke dunia nyata untuk mengubah nasib."
Bum!
Ucapan itu terdengar.
No comments: