Bab 3015
Mata Valco berbinar terlebih dulu dan
dia meraung, " Bersedia bertarung!"
Semua orang garis keturunan Bintang
Lima menggebu-gebu dan berteriak, "Kami bersedia bertarung!"
Semua orang bersemangat untuk
bertarung.
Garis keturunan Bintang Lima adalah
fraksi perang dengan kekuatan tak tergoyahkan. Mereka telah menunggu terlalu
lama untuk situasi hari ini.
Di sisi lain, para anggota Aula
Penegak Hukum saling bertatapan. Beberapa di antara mereka tampak tergiur,
tetapi akhirnya mereka semua diam saja.
Wajah Tetua Keenam pucat. Menghadapi
pretise seperti ini, dia hanya membuka mulutnya, tetapi tidak bisa mengatakan
apa pun.
"Enyahlah kalian dan sebarkan
berita ini. Siapa pun yang ingin bergabung dalam pertempuran akan menjadi murid
seperguruan mulai sekarang. Kalau nggak..."
Mengatakan hal ini, Tetua Ketujuh
tidak melanjutkan ucapannya.
Sementara itu, Tetua Keenam menatap
mereka dengan ekspresi serius untuk waktu yang lama, lalu tiba-tiba dia
berbalik dan pergi bersama beberapa muridnya tanpa mengucapkan sepatah kata
pun.
"Aku tahu kamu memiliki hubungan
dekat dengan Tetua Keempat. Kamu juga harus menyampaikan pesan ini kepada Tetua
Keempat," ujar Tetua Ketujuh sambil menatap Luke.
Selesai berbicara, dia berbalik dan
menatap Valco serta yang lainnya, lalu tersenyum dan berkata, " Kalian
kembalilah dulu. Perang sudah dekat, ada banyak hal yang ingin kukatakan kepada
kalian."
"Baik!" jawab semuanya.
Valco dan yang lainnya sangat
bersemangat tentang pertempuran yang akan datang sehingga mereka mengikutinya
kembali ke kuil.
Pada saat ini, Tetua Kelima melihat
punggung mereka dan menjadi agak cemas.
Pertempuran ini adalah kesempatan
bagus untuk berjasa bagi Adriel, jadi tidak boleh membiarkan garis keturunan
Tetua Ketujuh mengambil semua pujian.
Dia hendak pergi, tetapi dia
mengerutkan kening saat melihat Luke yang tidak pergi, melainkan berjalan ke arahnya.
Luke memaksakan senyum dan bertanya, "Tetua Kelima, bisakah kita
bicara?"
Tetua Kelima menatapnya dan membalas,
"Enyah."
Luke tidak pergi, tetapi menatapnya
dan melanjutkan, "Aku bukan hanya mewakili diriku sendiri."
Mendengar ini, Tetua Kelima
mengerutkan kening, lalu dia berbalik dan berjalan ke sudut di mana hanya ada
mereka berdua.
Kemudian, dia berkata dengan tenang,
"Katakanlah.
Luke menatapnya, lalu matanya
berkedip saat dia berkata, "Tetua Kelima, aku nggak tahu kenapa kamu
tiba-tiba memutuskan untuk membantu Adriel dan berdiri di pihak garis keturunan
Bintang Lima, tapi aku tahu kamu pasti punya alasan. Mungkin Tetua Ketujuh dan
Adriel memberimu beberapa keuntungan?"
Tetua Kelima menatapnya dan tidak
mengatakan apa pun.
Luke melanjutkan dengan suara pelan,
"Sejujurnya, Tetua Keempat telah berjanji kepadaku. Asalkan aku bisa
memecah belah garis keturunan Bintang Lima kali ini, kelak aku akan bertanggung
jawab atas garis keturunan Bintang Lima. Tapi sekarang, aku bersedia mengelola
garis keturunan Bintang Lima bersamamu. Kita juga dapat bergiliran mengelola
Plakat Batu Alam Bintang Lima."
"Mengenai Adriel, dia pernah
menjarah Lembah Sepuluh Ribu Obat. Kamu hanya tertarik pada gudang harta karun
Lembah Sepuluh Ribu Obat, ' kan? Haha. Setelah Adriel mati, semua yang
dimilikinya akan diserahkan kepadamu," lanjut Luke.
Tetua Kelima bertanya dengan tenang,
"Apa kalian masih ingin membunuh Adriel?"
Luke tersenyum dan menjawab,
"Enggak, kami tentu nggak akan melakukannya. Adriel mencari masalah dan
terus memprovokasi keluarga kerajaan. Dia nggak tahu latar belakang keluarga
kerajaan. Menurutku, nggak lama lagi dia akan mati."
"Sedangkan kami, kami nggak akan
melakukan apa pun dan hanya menyaksikannya, lalu menikmati hasilnya. Setelah
dia mati dalam pertempuran, semua yang dimilikinya akan menjadi milikmu. Nggak
peduli harta karun apa pun yang dimilikinya, kami nggak akan
mempertanyakannya..." ujar Luke.
Tetua Kelima menatapnya, lalu
tersenyum dan membalas, "Syarat ini sungguh menggiurkan."
Luke merasa lega dan dia tersenyum,
lalu berkata, " Garis keturunan Bintang Lima penuh dengan orang gila, tapi
kamu adalah orang yang berakal sehat dan sering bekerja sama dengan Tetua
Keempat sebelumnya. Mengapa kamu berkomplot dengan Adriel dan garis keturunan
Bintang Lima untuk menentang keluarga kerajaan demi sedikit keuntungan?
Sebaiknya mempercayai orang-orang kita sendiri."
Setelah dia selesai bicara, tiba-tiba
sebuah tangan besar menampar wajahnya. Begitu cepat hingga Luke tidak bisa
mengelak.
Plak!
Luke langsung terlempar jauh akibat
tamparan itu. Seiring suara jeritan, dia jatuh ke tanah dengan keras.
"Kenapa, kamu..." gumam
Luke.
Luke membelalakkan mata sambil
menatap Tetua Kelima dengan kaget dan marah.
Namun, saat dia hendak berjuang untuk
berdiri, satu kaki lain menginjak dadanya dan membuatnya kembali tergeletak di
tanah.
No comments: