Membakar Langit ~ Bab 3030

Bab 3030

 

Saat mendengarnya, Davina mengepalkan tangannya perlahan, amarahnya mulai memuncak.

 

Bahkan seorang anak kecil dikirim ke medan perang. Kurangnya moral keluarga kerajaan sudah sangat melampaui batas!

 

Adriel menatapnya, mengelus kepalanya seraya berkata dengan lembut, "Kalau begitu, kamu sangat hebat."

 

Lalu, dia menatap ke kejauhan. Niat membunuh mulai terpancar di matanya.

 

Benar-benar kebetulan.

 

Di kejauhan, terlihat sosok yang kuat sedang bergerak mendekat.

 

Saat merasakan sosok itu, semua orang di sekitar langsung gemetar ketakutan seraya berlutut dengan tergesa-gesa.

 

Sementara itu, di udara, sosok mengerikan itu berhenti dan langsung menunjukkan aura Raja Ilahi dengan leluasa, mendominasi seluruh tempat. Dia mengamati tempat di bawahnya dengan tatapan dingin.

 

"Yang Mulia, selamat datang!"

 

"Hidup Yang Mulia!"

 

Tidak ada rasa hormat dalam suara itu, yang ada hanya kesan ketakutan.

 

Mereka ingin mengubur kepala mereka di dalam tanah. Mereka juga tidak boleh menatap langsung wajah Kaisar di depannya!

 

Ketika gadis kecil dengan pakaian compang-camping itu melihat hal ini, ekspresi ketakutan tiba-tiba muncul di wajah kecilnya yang kotor. Dia buru-buru ingin berlutut karena panik.

 

Tidak ada seorang pun yang terlahir dengan keinginan untuk berlutut. Ini adalah kebiasaan yang dipelajari.

 

Bagaimanapun, sosok ini melambangkan langit di alam rahasia!

 

Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeramnya, mendekapnya erat dan erat.

 

"Jangan berlutut."

 

Gadis kecil itu tertegun sejenak, lalu mendongak dan melihat wajah Adriel yang tampak acuh tak acuh di bawah sinar matahari. Dia tidak menatap sosok yang menakutkan di udara itu, seolah-olah sosok itu tidak layak mendapat perhatiannya lebih lama.

 

Adriel hanya menatap semua orang dan tiba-tiba berteriak, "Nggak boleh ada yang berlutut!"

 

Srak!

 

Semua orang sontak menatap Adriel dengan tatapan mati rasa dan penuh ketakutan!

 

Untuk sesaat, di antara sosok-sosok yang berlutut. Seorang pria, seorang wanita dan seorang gadis kecil berdiri di sana seperti seekor burung bangau di antara segerombolan ayam.

 

Pada saat ini, gadis kecil itu juga bingung dan makin merasa cemas. Dia menarik lengan baju Adriel dengan khawatir dan takut, lalu berteriak, "Kita bisa... bisa mati!"

 

Namun, saat ini, dia hanya melihat Adriel melewatinya sambil berjalan menuju sosok di udara. Saat langkah kakinya mendarat, cahaya keemasan memancar dari tubuhnya.

 

Sampai Adriel berdiri di depan sosok itu sambil memegang pedang setengah jadi. Cahaya keemasan memancar dari tubuhnya, seperti matahari emas yang bersinar di langit!

 

"Ini... "

 

Semua orang membuka matanya lekat-lekat. Mereka merasa hampir tidak bisa membuka mata mereka sepenuhnya di bawah cahaya keemasan itu.

 

Gadis kecil itu juga tidak percaya, mulutnya agak terbuka. Pada saat ini, sebuah pelukan hangat memeluknya, Davina melindunginya seraya berbisik, "Dia ada di sini, kalian nggak perlu ditindas lagi."

 

Pada saat yang sama.

 

Sosok di udara telah berhenti. Dia tampak seperti pria berusia tiga puluhan, penuh energi darah. Suara deruan samar terdengar. Kekuatan energi darahnya jauh dibandingkan dengan orang-orang di bawah sana.

 

Sementara itu, jelas pria ini seharusnya sudah tewas sejak lama.

 

"Aku kira kamu sudah melarikan diri dan aku perlu menghabiskan waktu untuk mencarimu. Nggak disangka ternyata kamu sangat berani untuk berdiri tepat di hadapanku."

 

Sosok di udara itu menatap Adriel dari tempat yang tinggi. Dia tersenyum samar dan berkata, "Karena kamu sudah di sini, biarkan aku mengatakan ini. Aku ini keturunan kedua belas. Keturunan kelima belas dan keenam belas ngga punya garis keturunan yang sama denganku, jadi aku nggak perlu membicarakan mereka. Keturunan ketiga belas yang kamu bunuh adalah cucuku sendiri."

 

Saat mengatakan ini, suaranya terdengar datar.

 

"Walaupun aku nggak begitu sayang pada cucuku ini, tapi kalau beberapa orang meninggal, akan ada lebih sedikit orang yang berbagi sumber daya 11

 

"Tapi, aku nggak suka pada sikapmu yang nggak menunjukkan rasa takut terhadap keluarga kerajaan. 11

 

Setelah itu, energi sejati yang mengerikan perlahan-lahan menyeruak dari tubuhnya, menakutkan dan kejam. Sosok itu menatap Adriel dengan tatapan dingin seraya berkata, "Kemarilah."

 

Adriel menatapnya, tanpa basa-basi lagi, dia menggenggam erat pedang setengah jadi itu dan tiba -tiba sosoknya menghilang.

 

Dia tampak seperti meteor emas yang melesat ke arah lawan dengan cahaya pedang emasnya yang menyilaukan.

 

Duar!

 

Saat kedua sosok itu saling bertabrakan, cahaya besar meledak dan Adriel langsung mundur beberapa langkah.

 

Leluhur Kedua Belas tetap tidak bergerak, menatap Adriel dengan meremehkan dan berkata, "Jurus pedangmu bagus, tapi sayangnya kultivasimu terlalu lemah."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 3030 Membakar Langit ~ Bab 3030 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on September 16, 2025 Rating: 5

2 comments:

  1. min.. Lanjut bab 3031 nya!
    Apa harus ke sophi lg seperti bab 281 min..?

    ReplyDelete
  2. Sudah ada kelanjutan nya kah?
    Bab 3031 dst ..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.