Membakar Langit ~ Bab 2993

Bab 2993

 

Adriel menatapnya dan berkata datar, "Bukankah itu justru lebih baik? Aku memang datang untuk membantal para Kaisar Kalau datang bersama, aku nggak perlu susah payah mendatangi satu per satu."

 

Leluhur Keempat Belas terdiam sejenak, lalu tiba tiba menggeram marah, "Kamu ini gila ya, sialan? Apa kamu pikir bisa membunuh semua Kaisar yang ada? Meskipun kamu adalah pewaris Tabib Agung, lalu kenapa? Kamu kira dengan status itu kamu bisa seenaknya memutuskan segalanya? Di tempat ini, hanya ada satu penguasa sejati, leluhur pendiri kerajaan! Kamu tahu kenapa aku menginginkan warisan Tabib Agung? Karena di bawah dia, seluruh bangsawan, bahkan para Kaisar nggak lebih dari budak bermahkota!"

 

"Kamu mau balas dendam untuk Tabib Agung? Alam rahasia ini lebih dalam dari yang bisa kamu bayangkan! Dan satu-satunya naga sejati di tempat ini adalah Leluhur itu! Aku memberi kesempatan padamu karena aku juga ingin menyelamatkan diriku sendiri! Kamu ngerti, nggak?"

 

Tampilannya yang sangat marah itu seperti seorang badut yang melompat-lompat tanpa arah. Namun, itu juga mengungkapkan bagaimana pandangan Leluhur terhadap kedudukan keluarga kerajaan. Dapat dilihat dengan jelas bahwa Leluhur memiliki tekanan yang sangat besar terhadap kekuasaan kerajaan.

 

Namun, Adriel hanya menjawab singkat, "Nggak ngerti. Aku cuma ingin membantai para kaisar."

 

Leluhur Keempat Belas menatapnya dengan mata terbelalak. Lalu, dia meraung marah, "Kenapa Tabib Agung memilih orang sepertimu jadi muridnya?"

 

Dia tak berkata apa-apa lagi, hanya merasa marah dan langsung memuntahkan darah murni.

 

Tubuhnya bergetar hebat, lalu semburan demi semburan energi murni berwarna ungu keemasan yang sangat pekat meledak keluar. Darah yang dimuntahkannya mendidih dan berubah menjadi kabut darah yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

 

Tekanan luar biasa menyapu seluruh arena.

 

Matanya merah menyala saat berteriak, "Mati kamu!

 

Begitu kata-katanya selesai diucapkan, dia langsung menerjang ke arah Adriel. Pada saat yang sama, Adriel pun melompat maju menyambutnya!

 

Mereka menghilang dan muncul secara bersamaan. Leluhur Keempat Belas tengah membakar Darah Keabadian, sementara Adriel juga memaksimalkan seluruh kekuatannya. Tak seorang pun bisa melihat jelas gerakan mereka, yang terlihat hanyalah luka-luka baru yang mengerikan muncul di tubuh mereka setiap kali benturan terjadi.

 

Pertempuran sangat brutal. Benar-benar pertarungan hidup-mati.

 

Saat pertarungan hendak dimulai lagi, Leluhur Keempat Belas berteriak, "Kamu yang memaksaku!"

 

Tiba-tiba dia menunjuk ke arah ratusan jiwa yang mengelilinginya dan berteriak, "Hancur!"

 

Bam!

 

Pada saat tabrakan terjadi, salah satu jiwa di sisi Leluhur Keempat Belas meledak seketika dan berubah menjadi gelombang yang menghantam Adriel. Ledakan jiwa itu meninggalkan luka pada tubuh Adriel.

 

Namun, itu belum selesai. Leluhur Keempat Belas kembali menggeram marah sambil berteriak berturut-turut, "Hancur! Hancur! Hancur!"

 

"Setiap kali teriakan menggema, satu jiwa langsung meledak. Ledakan demi ledakan jiwa itu membentuk gelombang dahsyat tak kasatmata yang menggulung hebat ke arah Adriel. Dalam sekejap, seluruh tubuh Adriel tersapu dan tenggelam dalam ledakan itu.

 

Di tengah ledakan yang mengguncang langit dan bumi, Adriel masih mengayunkan pedang setengah jadinya, memanfaatkan Tubuh Elemen Matahari dan berbagai teknik lainnya untuk melawan balik. Setiap ayunan pedangnya menimbulkan suara gemuruh yang menggetarkan alam.

 

Davina sudah membentuk perisai dari energi murni, tetapi saat ini dia tetap menutup telinganya sambil meringis kesakitan. Darah segar menetes dari kedua telinganya. Ledakan jiwa itu bukan hanya membawa kekuatan fisik, tetapi juga berubah menjadi badai spiritual yang mengguncang jiwa mereka.

 

Sofia yang dilindungi oleh Davina tetap memuntahkan darah. Namun, dia tak peduli. Dia hanya menatap ke medan tempur dengan mata cemas lalu bergumam, "Adriel bisa menahannya nggak?"

 

Di tengah gempuran itu, terdengar suara tawa gila. " Aku mengorbankan jiwa yang kukumpulkan selama bertahun-tahun! Aku membakar Darah Keabadian ku! Adriel, kamu menolak berdamai denganku, tapi bisakah kamu bertahan?" teriak Leluhur Keempat Belas.

 

"Kamu bilang mau melawan Kaisar Pendiri? Lewat aku saja kamu nggak bisa, mau melawan siapa lagi?"

 

Dalam raungan amarah yang nyaris gila, mata Leluhur Keempat Belas hampir melotot pecah saat dia menekan dengan seluruh kekuatannya. Seperti yang telah dia katakan sendiri, demi menundukkan Adriel, dia telah mengorbankan segalanya, bahkan meledakkan seluruh kekuatannya sendiri. Empat botol Darah Keabadian yang membawa energi kehidupan dalam jumlah besar meledak seketika pada saat itu. Usai pertempuran ini, kerugian sebesar itu akan sulit dipulihkan. Itulah sebabnya dia benar-benar murka jadi dia harus segera mengalahkan Adriel.

 

Di antara langit dan bumi, suara ledakan keras yang sangat intens menggema. Energi sejati ungu keemasan yang ganas, seperti laut yang penuh dengan ledakan jiwa berkumpul membentuk mata tornado, yang menenggelamkan Adriel hingga hilang tanpa jejak.

 

Namun, di tengah suara ledakan yang memekakkan telinga itu, di dalam mata tornado yang begitu ganas, terdengar dengan sangat aneh sebuah suara yang samar tetapi sangat jelas.

 

"Apa ini saja?"

 

Leluhur Keempat Belas langsung terdiam. Dia merasa sangat marah hingga malah tertawa. Dirinya sudah meledak seperti ini, tetapi lawannya malah berbicara dengan nada yang begitu ringan? Sungguh dia bisa berpura-pura dengan sangat baik!

 

Namun, saat berikutnya, dia membuka mulutnya, tetapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya terpaku menatap ke depan.

 

Apa yang dilihatnya?

 

Sebuah cahaya emas yang sangat panas muncul di tengah tornado, seakan-akan sebuah pedang emas yang tajam menembus langit, menembus awan.

 

Segala ledakan jiwa tidak mampu menahan kekuatan dahsyat ini. Cahaya emas itu menyapu dan segala sesuatu hancur.

 

Cahaya emas itu menyapu ruang kosong, membawa kekuatan yang luar biasa. Meski kekuatan tornado itu sangat besar, rasanya tidak mampu menahan kekuatan ini!

 

Apa yang sedang terjadi?

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2993 Membakar Langit ~ Bab 2993 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on September 03, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.