Bab 2994
Leluhur Keempat Belas terkejut,
matanya membelalak lebar, dan dengan suara marah dia berteriak, "Masih
ingin melawan?"
"Bam Bam Bam!"
Seperti peluru yang keluar dari laras
senjata, satu demi satu jiwa meledak berturut-turut. Kekuatan yang ganas dan
tak terkendali menyerbu masuk ke dalam tornado dan membuat kekuatan itu makin
liar.
Di antara langit dan bumi, tornado
itu menggulung dengan sangat hebat, kekacauan tak terhenti, menghancurkan
segalanya!
Namun, pedang cahaya emas itu tetap
terbang menuju langit seperti sebuah tiang cahaya emas yang menembus langit dan
bumi, berdiri tegak di antara langit dan bumi, tidak peduli seberapa keras
tornado itu bertabrakan, tak ada yang mampu menggoyahkannya sedikit pun!
Saat ini, Leluhur Keempat Belas telah
mengerahkan segala kekuatannya, bagaimana dia bisa membiarkan dirinya kalah?
Leluhur Keempat Belas meraung dengan
keras dan matanya hampir meledak, "Aku nggak percaya! Ledakkan semua
ini!"
Bam!
Semua jiwa yang tersisa tanpa ragu
menyerbu masuk ke dalam tornado dan meledak lagi dengan dahsyat. Sekejap,
kekuatan ledakan yang gila itu mulai bergulir dan bertarung dengan pedang
cahaya emas dengan sangat keras!
Saat itu juga pedang cahaya emas itu
akhirnya mulai bergoyang sedikit.
"Hahaha, aku telah mengerahkan
segalanya, masih ingin melawan? Kamu bukan tandinganku, mati kamu!" maki
Leluhur Keempat Belas sambil tertawa keras.
Namun, saat itu, sebuah suara samar
kembali terdengar di udara.
"Bubar."
Dengan satu kata yang jatuh, langit
dan bumi mendadak menjadi sunyi.
Tornado yang ganas itu seolah
terhenti dalam waktu, seakan-akan tangan besar menahan gerakannya dan membeku
di tengah udara. Kekuatan yang liar itu tiba-tiba terhenti.
Namun, ini adalah serangan penuh yang
mengandung semua kekuatan Leluhur Keempat Belas. Seolah tidak mau menyerah, dia
berhenti sejenak lalu meraung lagi dan mencoba melawan.
Namun, satu lagi suara dingin
terdengar.
"Aku bilang, bubar!"
Seperti perintah dari dewa langit,
tornado yang ganas itu tak bisa berjuang lagi, dan seketika menghilang membuat
segalanya kembali tenang.
Davina dan yang lainnya terperangah,
terperangkap dalam keheningan yang mematikan sambil menatap langit.
Leluhur Keempat Belas juga terdiam
dan menatap ke atas.
Di langit biru yang jernih hanya ada
satu cahaya emas, dan di dalamnya samar-samar tampak sosok yang luar biasa,
wajahnya tak terlihat, tapi bisa merasakan pandangan yang mengawasi di bawah.
Saat itu, aura yang ada pada Adriel
telah berubah dengan sangat drastis.
Setelah membuka Teknik Penerobos
Surgawi, Adriel seharusnya berada di master ilahi tingkat sembilan, tetapi aura
yang dimilikinya sekarang adalah aura raja ilahi setengah langkah.
Namun, pola Teknik Penerobos Surgawi
di tubuhnya jelas belum berubah.
Kenapa?
"Kamu menerobos di medan
pertempuran," gumam Leluhur Keempat Belas.
Adriel tak mengucapkan sepatah kata
pun. Dia berdiri tegak di udara, disinari cahaya emas, matanya terpejam,
meresapi batasan baru yang telah dicapainya. Bagi siapa pun yang menyaksikan,
pemandangan itu seolah dewa yang turun ke bumi.
Tiba-tiba, dia perlahan membuka
matanya. Kedua bola matanya tampak dalam dan misterius, menatap Leluhur Keempat
Belas dengan tajam, lalu berkata, " Bersimpuh."
Leluhur Keempat Belas terpaku, lalu
dengan marah dia mengeluarkan teriakan keras dan berlari menuju sosok yang
berada di cahaya emas yang tinggi itu!
Seluruh tubuhnya dipenuhi darah,
pembuluh darahnya meledak satu per satu, memancarkan kekuatan yang sangat kuat.
Angin kencang berhembus, rambut hitamnya berkibar liar, matanya merah darah,
dan raungannya mengguncang langit.
Dia bertaruh dengan segala sesuatu,
dan ketika dia merasa telah kehilangan segalanya, dia ingat bahwa dia masih
memiliki sesuatu untuk dipertaruhkan yaitu nyawanya!
Di antara langit dan bumi, raungan
itu menggema, sosok yang diselimuti cahaya ungu keemasan itu seperti pedang
tajam menembus langit dan menuju sosok yang berdiri di dalam cahaya emas.
Ini adalah serangan terakhirnya.
Tidak ada jalan lain yaitu mati bersama atau hidup bersama.
Dengan kekuatan yang tak kenal takut,
dia langsung menerjang masuk ke dalam Wilayah Api Seribu Wujud. Seluruh
tubuhnya langsung terbakar oleh api. Dia menyeret sosoknya yang berapi-api
melintasi seluruh wilayah kekuasaannya dan bergegas menuju ujung pandangannya.
Sosok ramping dan tak tertandingi, terbungkus dalam cahaya keemasan, menatapnya
dengan tenang.
"Kamu akan mati!" teriak
Leluhur Keempat belas dengan marah sambil mengayunkan tombaknya menuju Adriel
dengan keras!
No comments: