Bab 2997
Saat Valco melihat kejadian ini,
keningnya berkerut perlahan.
Adriel segera bertanya, "Apa
akan berakhir seperti ini?"
Saat ini, dia melangkah maju, menatap
lawan bicaranya seraya berkata, "Aku sudah membunuh tiga Kaisar dan hal
ini bisa dianggap kalau aku sudah banyak membantu Penjaga Pintu. Apa Penjaga
Pintu justru mau membodohiku seperti ini?"
Pria tua berjubah putih itu tersenyum
dan segera menyahut, "Aku adalah Tetua Kelima di antara para Penjaga
Pintu. Tetua Sekte, Tetua Pertama, kedua dan ketiga semuanya menghilang dalam
Formasi Tabib Agung. Sekarang, selain Tetua Keempat, aku adalah orang
terpenting nomor dua di antara para Penjaga Pintu. Pendapat dariku pada
dasarnya bisa dianggap sebagai mewakili pendapat seluruh Penjaga Pintu."
Adriel menatapnya, kemudian balik
bertanya, "Aku nggak paham. Apa kamu bisa bantu menerjemahkannya?"
"Aku akan bantu
menerjemahkannya."
Saat ini, Valco melangkah maju,
menatap Tetua Kelima dengan senyum sinis dan berkata, "Andrean berada di
pihak pria tua ini. Kalau dia mati karena sudah menyinggungmu, siapa yang mau
mengikuti kebodohannya?"
Para Penjaga Pintu sudah ditekan oleh
keluarga kerajaan sedemikian rupa, tetapi mereka masih memiliki semangat untuk
berebut kekuasaan?
Adriel menatap Tetua Kelima itu,
mengerutkan kening seraya berkata, "Apa semua Penjaga Pintu adalah
orang-orang berbakat sepertimu?"
Tetua Kelima mengernyit dan segera
menjawab, " Nak, maafkan orang lain selagi masih bisa memaafkannya. Jangan
terlalu sombong. Walaupun kamu punya masalah, tunggu sampai kembali dan
bicarakan perlahan. Kami akan memberimu keadilan."
Akhirnya, saat ini, Adriel menatapnya
sambil menyahut," Nggak perlu, keadilan itu hal yang ingin aku ambil
sendiri."
Setelah menjawab demikian, Adriel
tiba-tiba menempelkan tangannya di kepala Andrean.
"Beraninya kamu!"
Ekspresi wajah Tetua Kelima tiba-tiba
berubah dan dia segera berteriak dengan nada marah.
Duar!
Kepala Andrean langsung meledak,
darah dan isi otaknya berceceran keluar.
Selama beberapa saat, pria paruh baya
berpakaian hitam itu menatap kejadian itu dengan takjub. Dia seolah tidak
percaya dengan hal tersebut.
Ketika Valco melihat ini, dia juga
sangat terkejut. Valco melirik Adriel, mengerutkan kening dan tidak mengatakan
apa-apa.
Ekspresi Tetua Kelima secara perlahan
mulai berubah dingin. Dia langsung berteriak, "Valco, tangkap dia dan bawa
dia kembali ke organisasi untuk meminta maaf!"
Valco menatapnya dan menjawab dengan
tenang, " Sinyalnya jelek, aku nggak bisa mendengarnya dengan jelas. Apa
kamu bilang?"
"Kamu!"
Tetua Kelima langsung tampak marah.
Dia menatapnya lekat-lekat, lalu
tersenyum sambil bergumam perlahan, "Kamu memang punya garis keturunan
yang sama dengan Gurumu. Baiklah!"
Setelah berkata demikian, liontin
batu alam di pinggang pria paruh baya berpakaian hitam itu tiba-tiba meledak,
diikuti dengan serangkaian simbol yang muncul di udara.
Pada saat berikutnya, sebuah susunan
teleportasi terbentuk. Tetua Kelima itu melangkah maju dan berjalan keluar.
"Susunan teleportasi?"
Valco langsung terkejut dan kesal.
Dia menatap Tetua Kelima seraya berteriak, "Di tangan kami nggak punya banyak
liontin batu alam teleportasi. Kamu nggak memakainya untuk melawan Kaisar,
justru sekarang kamu memakainya untuk melawan Adriel?"
Saat ini, Penjaga Pintu sedang di
bawah tekanan dan berada pada posisi yang kurang menguntungkan Susunan
teleportasi adalah hal yang bisa menyelamatkan nyawa. Lebih baik tidak
menggunakannya sembarangan jika memang memungkinkan. Bahkan, Valco sendiri
lebih sering menerobos penghalang daripada menggunakan liontin batu alarm.
Bagaimana bisa Tetua Kelima justru menggunakannya sembarangan demi menghadapi
Adriel?
"Kamu tahu apa? Aku melakukan
ini demi kebaikannya sendiri. Kalau dia nggak segera mengubah emosinya dan
menolak mematuhi organisasi, cepat atau lambat dia akan mendapat masalah."
Saat ini, Tetua Kelima menatap Adriel
seraya bertanya dengan tenang, "Apa karnu mau pergi bersamaku atau aku
yang akan mempersilakanmu untuk pergi?"
Pada saat ini, Sofia sudah tidak
sanggup menoleransi hal ini lagi. Sejujurnya, Tetua Kelima ini hanya seorang
pelayan Tabib Agung, tetapi dia justru berani bersikap begitu sombong?
Sofia langsung berteriak dengan
marah, "Apa kamu tahu siapa dia? Dia itu ... "
Namun, saat ini, Davina segera
menarik Sofia kembali sambil berbisik samar, "Jangan bicara, Adriel sedang
menatap Penjaga Pintu dari bawah."
"Apa artinya?"
Sofia tercengang.
"Kalau menatap sebuah organisasi
dari atas ke bawah, cuma akan melihat wajah-wajah yang tersenyum dan nggak akan
melihat gambaran utuhnya. Kalau melihat dari bawah ke atas, memang cuma akan
melihat bagian bawahnya saja, tapi akan terlihat karakter aslinya."
"Penjaga Pintu sudah ada secara
mandiri selama beberapa dekade. Siapa yang tahu apa saja yang sudah terjadi di
dalamnya? Apa kamu pernah mendengar tentang kunjungan rahasia? Yang ingin
dilihat Adriel adalah karakter asli dari Penjaga Pintu. 11
Davina menyampaikan pesan dan
menjelaskan dengan sabar bahwa ini adalah pembelajaran para Kaisar. Akan
tetapi, Adriel sudah lama berurusan dengan orang-orang yang berkuasa, dia juga
sudah mempelajarinya secara otodidak.
No comments: