Bab 421
Rasa sakit yang panas menjalar dari
wajah Brando, membuatnya meringis kesakitan.
Ia tidak pernah membayangkan wajahnya
akan mengalami kerusakan seperti ini. Jika luka ini tidak segera pulih,
bagaimana ia akan bertahan di dunia hiburan?
Awalnya, ia mengincar penghargaan
Aktor Terbaik tahun ini. Namun, karena wajahnya seperti ini, bagaimana ia bisa
memenangkan penghargaan itu?
Darren segera menghampiri Brando dan
menahannya di ranjang. "Tenang saja, lukamu juga belum sembuh, infusnya
juga masih terpasang!"
"Kak, Nindi yang bikin hidupku
hancur! Dia sengaja mengatur segalanya! Kalau dia nggak menjebakku, aku nggak
akan terluka seperti ini!"
Brando tampak kehilangan kendali atas
dirinya. Ia seperti tidak mampu mendengar atau memahami apa pun yang diucapkan
orang lain.
Melihat luka di wajah Brando, Darren
ragu-ragu untuk mendekat dan berbicara dengannya. "Brando, tenang saja.
Sean sudah lama jadi dokter dan melakukan penelitian. Wajahmu pasti bisa
diperbaiki."
Secara tiba-tiba, Brando merasa lebih
tenang dan mulai mengamati sekelilingnya. "Nindi di mana? Dia yang bikin
aku jadi begini, apa dia takut ketemu aku?"
Nando menghampirinya, dan berkata,
"Brando, yang mulai duluan itu kamu. Kenapa malah menuduh Nindi yang bikin
kamu seperti ini?"
"Kak Nando, kamu begitu memihak
Nindi, jelas saja kalau kamu membelanya."
Sudah pasti Brando tidak akan
mengakui perbuatannya. Ia menyadari bahwa pengakuan itu akan menghancurkan
seluruh kariernya.
la menyadari bahwa kehadiran polisi
di sini adalah bagian dari sebuah rencana yang telah disusun sebelumnya.
Polisi pun mendekat. "Pak
Brando, kenapa kamu sampai memukul adikmu? Dia juga terluka."
"Kami cuma lagi latihan kok,
saya ngajarin dia akting, tapi siapa sangka dia malah melakukan siaran langsung
buat menyebar fitnah tentang saya, bahkan dia melapor ke polisi."
Nada suara Brando terdengar penuh
kekecewaan, seakan-akan ia merasa dikhianati oleh keluarganya sendiri.
Sania juga berkata di sebelahnya.
"Iya, saya saksi kalau Nindi kemarin nggak akting dengan bagus, jadi
sempat menunda waktu lama. Makanya hari ini Kak Brando sengaja ngajarin dia.
Saya nggak nyangka kalau Nindi bakal kayak gitu."
Nando menatap Sania dari samping dan
berkata, "" Nindi bukan orang yang seperti itu."
Dengan suara parau, Brando
menjelaskan. "Soal adik saya yang nggak bisa akting sampai bikin syuting
jadi molor, kalian bisa tanya kru film. 11
Mereka semua tahu kok, saya nggak
bohong soal ini.
"Pak Brando, kalau kalian lagi
latihan, kenapa Nindi bisa sampai terluka begitu?"
"Adik saya yang bilang mau coba
yang lebih realistis, tapi saya nggak sengaja terlalu berlebihan. Kalau
sekarang dia terluka, ya bukan salah saya dong."
Brando terlihat lemas. "Saya
nggak menyangka, adik yang saya sayangi, tega teganya melakukan hal seperti itu
pada saya. Saya juga penasaran alasannya melakukan itu."
Mendengar hal itu, Darren tampak
marah besar." Memangnya mau alasan apa? Kamu sudah coba minta Nindi cabut
tuntutannya, tapi dia menolak. Makanya dia merencanakan ini semua, supaya kamu
nggak bisa muncul lagi di dekatnya."
Sania dengan sengaja mencoba melerai.
"Kak, nanti coba ngomong sama Nindi, nggak pantas dia memfitnah dan
nyebarin gosip tentang Kak Brando begini."
Tiba-tiba, Nando tertawa sinis sambil
menatap tajam ke arah Darren, sorot matanya penuh dengan kekecewaan.
Ia selalu menganggap hubungannya
dengan Nindi sebagai saudara kandung yang baik. Namun, setelah kepergian Nindi,
ia baru menyadari bahwa ada banyak hal yang disembunyikan.
"Nando, kenapa tatapanmu
begitu?"
"Kak, kamu bakal nyesel. Suatu
hari nanti, kamu bakal lebih nyesel daripada aku."
Usai berkata, Nando segera
meninggalkan ruangan rumah sakit. Ia bertekad untuk melindungi Nindi dari
Brando dan memperingatkan wanita itu.
Rumah Sakit Keluarga Julian.
Nindi bersandar di kepala tempat
tidur untuk beristirahat. Masalah siaran langsung yang menunjukkan insiden
kekerasan dari kakaknya telah menjadi perbincangan hangat.
Namun, agensi manajemen Brando segera
merilis pernyataan resmi yang menyatakan bahwa insiden itu hanyalah bagian dari
latihan adegan drama.
'Awalnya, ia berniat merekam video
untuk digunakan berlatih adegannya. Namun, ia tidak sengaja mengubahnya menjadi
siaran langsung, sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang besar.
Seiring berjalannya waktu, semakin
banyak orang yang percaya bahwa insiden itu hanyalah bagian dari latihan akting
mereka.
Nindi memilih untuk mengabaikannya.
Ia sadar, apa pun yang keluar dari mulutnya, para pengemar Brando tetap akan
menyalahkannya.
Ia memutuskan untuk menunda
memberikan pernyataan sampai proses penyelidikan kepolisian selesai. Ia
berpendapat bahwa ini adalah cara yang paling efektif.
"Nona Nindi, Anda sudah bangun? Bisakah
kami berbicara sebentar?"
Tatapan Nindi dingin ketika melihat
kedatangan para karyawan dari TG Grup. "Sudah kubilang 'kan, aku nggak
akan setuju dengan syarat apa pun yang kalian katakan."
"Nona Nindi, sepertinya Anda
salah paham. Kami sekarang adalah tim humas Anda."
Perempuan yang menjadi pemimpin dari
mereka kembali menyodorkan kartu namanya kepada Nindi. "Saya Mia Linata,
silakan simpan nomor saya. Kalau Anda perlu sesuatu, mohon hubungi saya kapan
pun.
No comments: