Sampai bab 2600 sudah ada lynk.id/novelterjemahan
Bab 2601
Saat itu, senyum tipis muncul di
wajah Jack setelah mendengar jawaban Logan.
Namun, di sisi lain, tiga orang dari
keluarga Syahrir justru menampilkan seringai dingin.
Memang benar, Logan tidak gentar
menghadapi Genta, tetapi dalam hal kekuatan tingkat menengah, keluarga Syahrir
jauh lebih unggul dibandingkan keluarga Romli.
Jika para tetua dari kedua keluarga
bertarung, para prajurit keluarga Syahrir yang berada di lapisan menengah bisa
dengan mudah menghancurkan keluarga Romli.
"Di bawah Logan, hanya ada kamu
seorang diri. Mau melawan kami bertiga?" tanya Pak Hertanto dengan senyum
penuh arti.
Saat itu juga, lelaki tua berambut
putih melangkah maju dan menatap Jack tajam. "Bukan cuma kami
bertiga!" katanya dengan nada santai.
"Tuan Wimar ingin mengundangmu
ke kediaman keluarga Syahrir. Kalau kamu menolak, keluarga Romli akan
celaka," ancamnya.
Jack menatap mereka sebentar, lalu
tersenyum." Baiklah, ayo berangkat."
Ketiga orang di hadapannya sedikit
terkejut. Secepat itu menerima?
Tidak ada perlawanan sedikit pun?
Pak Hertanto melirik Jack dengan
ekspresi heran, sebelum akhirnya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil.
Sepertinya Jack sempat ingin
melakukan perlawanan, tetapi begitu menyadari keluarga Syahrir sudah siap
mengambil langkah ekstrem, dia pun menyerah pada harapan yang tak realistis.
"Ayo ikut kami!" seru Pak
Hertanto tanpa menggunakan cara kasar.
Dia berbalik dan langsung pergi,
seolah tidak mengkhawatirkan kemungkinan Jack berubah pikiran.
Jack pun mengikuti mereka tanpa ragu
sedikit pun.
Di sepanjang perjalanan, lelaki tua
berambut putih dan wanita tua di sisinya melirik Jack dengan sedikit
kekecewaan.
Orang ini terlalu menurut.
Awalnya, mereka ingin menguji
seberapa dalam kemampuan Jack, tetapi melihatnya begitu patuh, rasanya jadi
kurang menantang.
Pak Hertanto tertawa kecil dan
berkata, "Kamu memang orang cerdas. Sayang sekali, kamu memilih berteman
dengan Saka. Kalau nggak, kamu nggak akan mengalami nasib seperti ini."
"Tapi karena kamu sudah bersikap
kooperatif, tenang saja. Kami nggak akan bertindak terlalu kasar."
Jack hanya meliriknya sekilas tanpa
mengatakan apa pun.
Saat itu, wanita tua yang tadi diam
saja akhirnya berbicara dengan nada datar, "Kamu nggak biasa. Menghadapi
kami bertiga, tapi tetap setenang ini... jarang ada yang bisa seperti itu.”
Dia tersenyum tipis, lalu menambahkan
dengan nada mengejek, "Hanya saja, mulai sekarang, jangan berharap bisa
tetap disebut sebagai salah satu dari Lima Genius."
"Kamu sudah nggak pantas lagi
menyandang gelar itu..."
Pak Hertanto mengerutkan kening. Dia
tentu menyadari bahwa wanita tua itu sengaja memprovokasi.
Orang ini terkenal kejam dan aneh.
Dia paling suka menyiksa para jenius muda. Entah sudah berapa banyak harapan
keluarga yang diputus olehnya, dan berapa banyak pemuda berbakat yang mati di
tangannya.
Dia bergabung dengan keluarga Syahrir
bukan karena kesetiaan, melainkan karena keluarga Syahrir bisa membersihkan
kekacauan yang ditinggalkannya.
Sekarang, Wimar ingin memperbaiki
keluarga Syahrir. Itu berarti wanita tua ini harus menahan diri di masa depan.
Karena itulah dia merasa sangat tertekan dan ingin segera melampiaskan
amarahnya dengan bertindak langsung.
Namun, Pak Hertanto tidak ingin
menimbulkan masalah yang tidak perlu. Dia melirik ke arah Jack, tetapi pria itu
tetap tenang meski dihina. Tidak ada sedikit pun kemarahan di wajahnya.
"Tuan Jack memang tahu cara
membaca situasi," ujar Pak Hertanto dengan senyum tipis.
Pesan tersiratnya jelas, Jack memilih
untuk menahan diri dan tidak melawan, menunjukkan bahwa dia cukup bijak untuk
memahami keadaan.
Namun, Jack tetap diam.
Begitu mereka tiba di kediaman
keluarga Syahrir dan melangkah melewati gerbang utama, pintu besar di belakang
mereka tertutup perlahan.
Di dalam, banyak anggota keluarga
Syahrir menatap Jack dengan ekspresi dingin. Beberapa di antara mereka bahkan
sudah siap dengan rantai besi, menunggu untuk mengikatnya.
Wanita tua itu menatapnya dengan
tatapan penuh penghinaan. "Saka dulu hampir menghancurkan keluargamu
dengan bantuan Guru Negara, tapi kamu masih saja mau bekerja sama dengannya?
Dasar nggak punya harga diri!" ejeknya.
Dia tertawa kecil sebelum melanjutkan
dengan nada mengejek, "Sekarang, aku akan sedikit mendidik dirimu. Biar
Saka merasa terancam dan berusaha lebih keras untuk meningkatkan kekuatannya.
Begitu dia berhasil, Wimar bisa segera menghabisinya."
"Mulai sekarang, aku sendiri
yang akan menyiksamu!"
Wanita tua itu mengayunkan tangannya
dengan santai, memberi isyarat kepada beberapa orang keluarga Syahrir untuk
maju membawa rantai besi.
Namun, di saat semua orang berpikir
Jack akan pasrah, dia justru menatap wanita tua itu dengan ekspresi datar dan
bertanya, "Sudah selesai bicaramu?"
Wanita tua itu tertegun sejenak
sebelum menjawab dengan acuh tak acuh, "Sudah."
Jack melangkah ke depan. Dalam
sekejap, sebilah pedang muncul di tangannya.
Kilatan tajamnya begitu dingin hingga
memantul di wajah semua orang di ruangan itu.
"Oh?"
Wanita tua itu kembali terkejut. Dia
tidak menyangka pria ini akan memilih untuk bertindak sekarang, di dalam
kediaman keluarga Syahrir, di tengah-tengah wilayah lawan.
Namun, begitu keterkejutannya mereda,
dia malah terkekeh rendah. Senyum sinis tersungging di bibirnya.
"Kalau kamu benar-benar nggak
melawan, aku justru akan merasa kecewa," gumamnya.
Sudah sejak tadi dia ingin meremukkan
orang ini.
Tanpa ragu, dia mengangkat tangannya
dan langsung menyerang Jack!
Namun, di detik berikutnya, dia
membeku.
Matanya melotot, tatapannya tertuju
ke samping.
Tangannya yang baru saja diangkat ...
putus bersih dari pangkalnya. Lukanya begitu halus dan rapi, seakan terpotong
oleh cermin. Hanya setelah beberapa detik berlalu, barulah darah menyembur
deras!
"Ah!"
Jeritan memilukan menggema di seluruh
ruangan.
Wajah wanita tua itu berubah drastis,
penuh keterkejutan dan ketakutan. Apa yang barusan terjadi?
Bagaimana bisa satu tebasan memotong
tangannya dengan begitu mudah?
Aku ini seorang master ilahi tingkat
tujuh!
No comments: