Membakar Langit ~ Bab 2612

Bab 2612

 

Dalam sekejap, tubuhnya seakan berubah menjadi setengah manusia setengah binatang.

 

Namun, ekspresinya tampak penuh penderitaan. Jika terus bertarung lebih lama, sisik naga ini mungkin tak akan bisa kembali ke semula, dan dia akan benar-benar menjadi makhluk yang bukan manusia maupun iblis!

 

Namun, saat itu juga, dia mendapati Saka tiba-tiba melepaskan pedang dan malah menggunakan satu tangan untuk mencengkeram kakinya.

 

"Kenapa dia meninggalkan pedang setengah jadinya?"

 

Dia sempat tertegun sejenak, tetapi segera membalas dengan teriakan marah, "Berani adu kekuatan denganku? Kamu cari mati!"

 

Tubuh bersisik naga yang dimilikinya adalah hasil dari pertemuan langka yang dia dapatkan di Gunung Reribu. Itu adalah warisan yang ditinggalkan oleh Sekte Tersembunyi. Ditambah lagi, tubuhnya pernah dibasuh oleh darah naga yang membuat fisiknya semakin luar biasa.

 

Meskipun pada akhirnya dia tak berhasil masuk ke dalam sekte itu dengan kekuatan tubuh ini, dia tetap berhasil merebut posisi kepala keluarga Dinata.

 

Namun, sebelum sempat menyelesaikan pikirannya, mendadak dia merasa ada yang tidak beres.

 

Saka yang masih mencengkeram kakinya, tiba-tiba mengayunkannya ke udara, lalu membanting tubuhnya dengan keras ke tanah!

 

Bang!

 

Tanah bergetar dan menimbulkan debu tebal yang beterbangan ke udara. Retakan seperti jaring laba -laba dengan cepat menyebar ke segala arah.

 

"Argh!"

 

Galeon terlempar dan kehilangan keseimbangan, kepalanya pening. Sisik naganya mulai melemah, tetapi dia tetap berusaha melawan. Dengan raungan penuh amarah, dia bersiap untuk membakar darahnya sendiri demi memperkuat tubuhnya lagi.

 

Namun sebelum dia sempat melakukan itu, tubuhnya kembali diayunkan ke udara dan dihantam ke tanah berulang kali!

 

Bang bang bang!

 

Sang kepala keluarga Dinata yang selama ini begitu angkuh, kini seperti boneka yang dilempar ke sana kemari, terus-menerus dibanting ke tanah.

 

Di sekeliling hanya terdengar suara dentuman keras bercampur dengan jeritan pilu yang menggema.

 

Beberapa saat kemudian, setelah merasakan bahwa Galeon sudah benar-benar tak berdaya, Saka akhirnya melepaskannya.

 

Galeon terkapar di tanah, darah segar mengalir dari mulutnya. Sisik naga di tubuhnya kini sudah benar-benar lenyap. Dengan mata yang memerah, dia menatap Saka penuh kebencian.

 

Dia tahu, lawannya bisa saja langsung membunuhnya, tetapi justru memilih untuk menghancurkan tubuhnya yang paling dia banggakan. Ini tak lain adalah bentuk penghinaan!

 

"Pergilah," kata Saka.

 

Galeon terdiam.

 

Galeon menatapnya dengan wajah berlumuran darah, terdiam sejenak sebelum akhirnya berteriak marah, "Kamu masih ingin menghina aku?!"

 

Saka menggeleng pelan. "Aku nggak tertarik menghina siapa pun. Aku hanya berjanji pada putramu untuk nggak membunuhmu. Alasanku menghajarmu adalah agar kamu nggak lagi memaksakan diri menggunakan kekuatan sisik naga itu."

 

"Lagi pula, Wilayah Sisik Naga ini bukanlah sesuatu yang baik. Bisa meninggalkan dampak buruk. Jangan berlatih lagi."

 

Keheningan menyelimuti tempat itu.

 

Galeon tampak sedikit kebingungan dan tak tahu harus merespons seperti apa.

 

"Jangan ikuti Roni. Dia itu bodoh, mengikutinya hanya buang-buang waktu."

 

Saka mengakhiri ucapannya, lalu menarik kembali api yang membara di sekelilingnya. Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi menuju keluarga Syahrir.

 

Galeon masih terduduk di tanah dan matanya dipenuhi ekspresi tak percaya. Namun sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, sosok Roni tiba-tiba muncul dan berjalan ke arahnya.

 

"Yang Mulia... "

 

Galeon mencoba berdiri.

 

Plak!

 

Tamparan keras mendarat di wajahnya!

 

Roni berteriak penuh amarah, "Kamu nggak bisa melihat itu hanya taktik untuk memecah belah kita? Dia cuma berpura-pura baik! Yang dia inginkan hanya keluarga Dinata! Bangun, dasar bodoh! Aku tuanmu!"

 

Galeon terpaku. Diaa menatap Roni yang kini menatapnya balik dengan mata merah padam. Untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa pria ini tampak begitu asing baginya.

 

"Kalau memang itu taktik untuk memecah belah, kenapa kamu nggak melawannya?"

 

Galeon tak tahu kenapa, tetapi tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur dari bibirnya.

 

Roni terdiam sejenak.

 

Wajahnya perlahan berubah suram, lalu tanpa ragu, dia kembali menampar Galeon! Plak! "Berani membantah? Kamu juga ingin berkhianat?" tanya Roni.

 

Galeon terkena tamparan, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatap Roni beberapa saat sebelum perlahan menundukkan pandangannya.

 

"Saka pasti akan mati! Begitu dia tiba di keluarga Syahrir, dia pasti akan mati!"

 

Tiba-tiba, Roni mencengkeramnya erat dan berkata, "Selama dia mati, segalanya akan kembali padaku!"

 

"Aku sudah mempertaruhkan segalanya, nggak ada lagi yang bisa aku kalahkah! Dia pasti mati, pasti mati! Asal bisa membuatnya mati, aku rela melakukan apa pun!”

 

Matanya yang dipenuhi urat darah menatap tajam ke mata Galeon, mengulang kata-katanya tanpa henti dengan sorot mata yang tampak sedikit gila.

 

Kata-kata itu seolah ditujukan untuk meyakinkan Galeon, tetapi di saat yang sama, juga untuk meyakinkan dirinya sendiri.

 

Galeon terdiam dan tidak mengatakan apa-apa.

 

Dia hanya mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Saka yang perlahan menghilang di kejauhan. Di belakangnya, puluhan sosok dari berbagai pihak berpengaruh ikut bergerak mengikuti jejaknya.

 

Itu adalah kumpulan para bangsawan dan tokoh berpengaruh dari berbagai pihak, mereka semua berharap Saka mati.

 

Semua orang mengarah padanya.

 

Dia menghadapi mereka seorang diri!

 

"Pergilah, sebelum aku berubah pikiran," ujar Saka.

 

Galeon perlahan berdiri, lalu berbalik pergi.

 

Roni masih berdiri di tempatnya, terdiam sejenak. Namun kemudian, mendadak dia tampak panik dan berteriak marah, "Tunggu aku!”

 

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2612 Membakar Langit ~ Bab 2612 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 31, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.