Bab 96
Edward tersenyum sinis.
Nona muda Keluarga Suteja ini
sebenarnya wanita yang memesona dan punya daya tarik yang luar biasa. Namun
sejak dia mulai dekat dengan Nathan, si gigolo itu, dia malah menjadi wanita
yang tidak punya otak.
Regina masih ingin bersaing
dengannya? Huh! Dasar tidak tahu diri!
Saat ini, Dokter Bayu juga selesai
memeriksa kondisi Pak Samuel.
Edward segera maju ke depan dan
berkata sambil tersenyum, "Dokter Bayu, penyakit Pak Samuel bukanlah hal
yang mudah disembuhkan orang lain. Tapi, bagi Anda, seharusnya itu bukan
masalah besar, 'kan?"
Dokter Bayu tidak mengatakan apa-apa,
tetapi alis tuanya tampak berkerut.
Jantung Edward berdebar kencang. Dia
kembali bertanya dengan gugup, "Dokter Bayu, bicaralah. Apa yang
sebenarnya terjadi pada wali kota?"
Dokter Bayu menggelengkan kepalanya
dan berkata, " Aku tahu apa penyakitnya. Tapi kemampuan medisku terbatas,
aku nggak bisa mengobati penyakitnya."
Begitu kata-kata itu dilontarkan!
Semua orang terkejut!
Bahkan, dokter genius dari Keluarga
Wijaya ini pun tidak bisa berbuat apa-apa?
Edward sulit menerima kenyataan itu.
Dia segera berkata, "Dokter Bayu, mengapa kamu begitu rendah hati? Yang
paling penting sekarang adalah menyelamatkan nyawa. Jadi, tolong bertindak
cepat."
"Kalau aku bisa mengobatinya,
aku pasti sudah bertindak. Apa masih perlu kamu mengingatkanku?" kata
Dokter Bayu sambil menghela napas.
"Penyakit Pak Samuel memengaruhi
meridian dan organ dalamnya. Dia mengalami dingin dan panas secara bergantian.
Itu jelas penyakit yang nggak bisa disembuhkan."
Wajah Edward langsung berubah pucat
dan jelek.
Bahkan, Dokter Bayu pun tidak bisa
menyelamatkan nyawa wali kota. Bukankah semua usahanya akan sia-sia?
Dia baru saja kembali ke Isernia. Dia
butuh melakukan hal besar untuk membuktikan dirinya dan menaklukkan Emilia, si
CEO berbakat ini.
Terlebih, wali kota jatuh sakit.
Jadi, bisa dikatakan ini merupakan kesempatan langka baginya untuk memperoleh
pengakuan.
Asalkan berhasil diselamatkan, dia
pasti akan menerima pengakuan dari wali kota ke depannya.
Manusia bisa berencana, tetapi Langit
yang menentukan. Bahkan, Dokter Bayu pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Edward mengepalkan tangannya
erat-erat. Kesempatan langka seperti ini hilang begitu saja. Bayu benar-benar
tidak berguna!
"Semuanya, jangan khawatir.
Keluarga Halim kami akan segera menghubungi ibu kota provinsi dan meminta
bantuan dari master hebat dari ibu kota. Apa pun yang terjadi, aku pasti akan
menyelamatkan Pak Samuel!"
Edward berbicara kepada semua sambil
memperlihatkan ekspresi sungguh-sungguh.
Dokter Bayu meliriknya dan berkata
dengan tidak senang, "Jangan buang-buang waktu lagi. Penyakit Pak Samuel
sudah kritis. Saat master hebat dari kota lain tiba, nyawanya sudah nggak
tertolong lagi."
"Selain itu, Edward, apa kamu
meremehkan kemampuan medisku? Para master hebat dari ibu kota provinsi itu
hanyalah sekelompok orang biasa-biasa saja."
"Pak Samuel sudah mengutus orang
ke ibu kota provinsi dan ibu kota untuk mencari bantuan. Tuan Edward baru
memikirkan hal ini sekarang? Bukankah itu agak terlambat?" kata Regina.
Yang lain juga berkata, "Benar,
Tuan Edward. Jangan khawatir. Kami sudah lebih dulu memikirkan hal itu."
"Meski Keluarga Halim kalian
ingin mengambil keuntungan dan merebut hati Pak Samuel, kalian juga nggak perlu
serakah seperti itu. Anak muda, kamu terlalu terobsesi!"
"Kalian ...."
Edward berdebat dengan semua orang.
Wajahnya langsung memerah.
Banyak anggota Keluarga Kurniawan
yang memandangnya dengan jijik.
Edward berkata dengan marah,
"Baiklah, karena kalian semua begitu yakin, maka aku akan bertanya.
Penyakit Pak Samuel mau disembuhkan atau nggak?"
Ini juga termasuk pertanyaan sulit.
Banyak orang memandang Dokter Bayu
dengan penuh harap. Mereka menggantungkan harapan terakhir mereka pada lelaki
tua ini.
"Aku punya kandidat yang bagus
di sini," seru Regina.
Tanpa menunggu yang lain bereaksi,
Edward sudah lebih dulu tersenyum sinis. "Kamu ingin Nathan, si pecundang
itu mengobati wali kota?"
"Benar, Dokter Nathan punya
kemampuan untuk mengobatinya," kata Regina.
Edward tertawa dan berkata dengan nada
menghina, " Bahkan, Dokter Bayu saja nggak bisa berbuat apa-apa. Memangnya
gigolo itu bisa apa?"
"Regina, sebaiknya kamu pikirkan
baik-baik. Pak Samuel memegang jabatan penting dan nyawanya sangat berharga.
Kalau kamu membiarkan orang kelas bawah mengobatinya dan terjadi kesalahan, apa
Keluarga Suteja kalian mau bertanggung jawab?"
Banyak orang yang menyatakan
ketidakpuasan mereka.
"Nona Regina, penyakit Pak
Samuel bukanlah masalah kecil. Orang biasa nggak boleh ikut campur."
No comments: