Membakar Langit 2401 - 2500
http://lynk.id/novelterjemahan/wr7r39jvwkeg/checkout
Bab 77
Diikuti dengan suara 'pft', batang hidung
Daren langsung patah. Darah seketika mengalir keluar dari hidungnya.
"Kamu benar-benar berani
menyentuhku? Aku pasti akan, argh...."
Daren yang wajahnya kini berlumuran
darah masih tidak percaya.
Kemudian, dia langsung mengamuk.
Sayangnya, saat dia baru melontarkan
ancamannya, Nathan telah menampar wajahnya yang kurus beberapa kali.
Ancaman itu tiba-tiba berubah menjadi
jeritan yang menyayat hati.
"Sialan! Bocah ini berani sekali
menyentuh Kak Daren. Ayo cepat singkirkan dia!"
"Hajar dia! Kita harus bantu Kak
Daren lampiaskan emosi!"
Anak buahnya Daren baru bereaksi saat
ini dan bergegas mendekati Nathan sambil berteriak.
Nathan menjambak rambut Daren hingga
wajahnya yang berlumuran darah pun terekspos sepenuhnya.
Kemudian, dia menatap dingin anak
buahnya Daren sambil berkata dengan nada datar, "Kalau ada di antara
kalian yang berani bergerak, aku pasti akan segera membunuhnya!"
Anak buahnya tidak lagi tenang dan
terlihat gelisah, tetapi tidak ada yang berani maju ke depan.
Mereka telah terbiasa dengan perilaku
Daren yang mendominasi. Ini pertama kalinya mereka bertemu dengan pria tangguh
seperti Nathan. Mereka begitu takut hingga kaki mereka terasa tidak bertenaga.
Nathan mencibir dan langsung menampar
wajah Daren dengan keras.
"Minta maaf pada Nona Regina.
Aku baru akan melepaskan nyawamu!"
Daren memiringkan kepalanya ke kiri
dan ke kanan. Darah, air liur, dan ingus keluar semuanya. Kepalanya terasa
sangat sakit.
"Kenapa aku harus minta maaf?
Beraninya kamu memukulku. Aku pasti akan mengubahmu menjadi abu!"
Wajahnya berubah garang dan langsung
berteriak histeris pada Nathan.
Ada kilatan dingin yang melintas di
mata Nathan. Dia pun memutar tangan kanannya dengan keras.
"Argh! Tanganku. Argh!"
Daren berlutut di tanah. Salah satu
lengannya sudah hampir putus. Dia mengangkat kepalanya dan menjerit kesakitan.
Apalagi, darah terus bercucuran ke mana-mana.
"Minta maaf sekarang juga. Kalau
nggak, yang selanjutnya kupelintir bukan lagi tanganmu, tapi lehermu!"
Suara Nathan masih setenang air.
Namun di telinga Daren, itu semua
terdengar seperti bisikan setan.
Dia benar-benar merasakan apa yang
namanya tersiksa dan juga ketakutan.
Mendadak Daren yang tak kenal takut
menjadi panik dan tubuhnya mulai bergetar hebat.
"Tolong ampuni aku. Tolong
ampuni nyawaku. Aku akan minta maaf. Aku minta maaf!"
Nathan melepaskan lengannya. Daren
langsung berlutut di tanah. Wajahnya tampak kesakitan.
"Aku terkenal sebagai tuan muda
dari Hessen dan ayahku, Waldi Antonius, adalah penguasa bawah tanah.
Kamu...."
Plak!
Nathan tidak sabar dan menamparnya
lagi. "Sepertinya pelajaran barusan masih belum membuatmu sadar."
"Jangan pukul lagi. Aku mohon
padamu. Aku minta maaf. Aku akan minta maaf kali ini!"
Kedua pipinya bengkak parah. Daren
yang masih keras kepala sampai akhir berhasil dikalahkan sepenuhnya oleh
Nathan.
"Nona Regina, Nona Tiara, ma...
maaf!""
"Aku mengakui kesalahanku. Aku
pantas mati. Mohon maafkan kami!"
Setelah berlutut di tanah dan meminta
maaf, Daren yang hampir tidak bisa berdiri dengan stabil pun bergegas melarikan
diri dengan dipapah oleh anak buahnya.
Begitu berhasil kabur dari tempat
itu, Daren langsung mendorong anak buah yang memapahnya sambil berteriak,
"Telepon ayahku sekarang juga. Aku ingin bajingan itu mati. Aku mau dia
merasakan apa yang namanya sengsara!"
"Aku nggak akan membiarkannya
mati dengan mudah. Aku mau menyiksanya perlahan dan membuatnya menderita!
Cepat!"
Melihat Daren yang begitu emosi, anak
buahnya langsung ketakutan.
Mereka belum pernah melihat Daren
terpuruk dalam kondisi yang begitu menyedihkan.
Ditampar berkali-kali oleh Nathan,
sampai-sampai wajahnya bengkak parah.
Tuan Waldi pasti akan membuat bocah
itu membayar dengan nyawanya
No comments: