Bab 196
"Hei bego, kenapa masih diam
saja? Apa kamu nggak dengar apa yang diperintahkan tuan kami?"
"Tuan muda kami punya status
yang mulia. Salahkan dirimu sendiri nggak beruntung. Siapa suruh kamu dengar
rahasia kunjungan Tuan muda kami ke Beluno. Cepat lakukan perintah tuan muda
kami. Apa kamu ingin kami yang membantumu?"
Kedua pelayan Julian melipat tangan
dan menatap Nathan dengan pandangan meremehkan.
Di mata mereka, keberadaan Nathan
bagaikan orang rendahan.
Nathan mengerutkan kening.
"Sekalipun berasal dari sekte bela diri, apa kalian boleh menyakiti orang
lain sesuka hati dan memotong lidah orang kapan saja? Apa ini yang diajari oleh
para tetua sekte kalian?"
Julian menyimpan kembali kipas lipat
di tangannya dan berkata dengan arogan, "Lantaran kamu tahu aku berasal
dari sekte bela diri, jangankan hanya memerintahkanmu untuk memotong lidah,
sekalipun aku melumpuhkanmu, apa kamu kira ada orang yang bisa mengendalikanku
di Beluno ini?"
Wajah Tiara sedikit berubah. Dia pun
berbisik, "Regina, Nathan, bagaimana kalau kita pergi dulu?"
Regina tidak menjawab, tetapi dia
sepertinya juga setuju dengan pendapat Tiara.
Nathan masih tidak bergerak dan hanya
bertanya dengan tenang, "Bu Tiara, Nona Regina, apa Sekte Pirata ini
sangat kuat di wilayah Bimala?"
"Ada tiga sekte besar di Bimala
yaitu Sekte Bimala, Sekte Pirata, dan juga Sekte Naga Hitam. Ketiganya bahkan
lebih mendominasi dari keluarga kelas satu," terang Regina.
Tiara menambahkan. "Keluarga
bangsawan ataupun keluarga bisnis hanya punya kekuatan dan sumber daya
finansial, tapi dalam hal kekuatan militer, mereka lebih lemah daripada sekte
bela diri."
"Sejak zaman dulu, sudah banyak
sekali orang yang melanggar hukum dengan kekerasan. Hanya mereka yang kuat yang
berhak membuat keputusan akhir."
Nathan mendengus dingin. "Kita
sekarang hidup dalam masyarakat yang diatur hukum. Pak Samuel nggak akan
tinggal diam, 'kan?"
Sebelum Regina dan Tiara sempat
berbicara, Julian sudah mencibir dan berkata dengan nada menghina, " Pak
Samuel yang kamu bicarakan pasti wali kota Beluno, Samuel Kurniawan,
'kan?"
"Nak, kamu kira kamu siapa?
Memangnya kamu bisa membujuk Pak Samuel? Selain itu, aku juga nggak takut pada
Samuel. Meski Pak Samuel itu pejabat daerah, dia masih harus menunjukkan rasa
hormatnya pada pamanku."
"Tuan Julian, kami akui kamu
punya latar belakang yang mulia," ucap Regina dengan nada tidak senang.
"Tapi aku harap kamu nggak
keterlaluan. Aku juga berasal dari Keluarga Suteja di Beluno. Dokter Nathan
adalah orangku. Kamu sudah terlalu menindas orang. Aku benar-benar nggak tahan
melihatnya lagi."
Tiara juga menggertakkan giginya dan
berkata, "Tuan Julian, aku Tiara Wijaya, keluarganya dokter genius.
Kakekku punya hubungan dengan Sekte Pirata kalian, jadi aku harap kamu nggak
kelewat batas!”
Mata Julian tiba-tiba berbinar. Dia
terus-menerus mengamati kedua gadis itu dengan tatapan penuh nafsu. Dia berkata
sambil mendecakkan lidahnya, "Ternyata kalian berdua adalah nona besar
dari keluarga terpandang di Beluno. Haha. Tak disangka, aku yang baru saja
turun gunung akan begitu beruntung bisa bertemu dengan kalian berdua."
Selesai berbicara, dia melambaikan
tangannya dan berkata, "Lantaran dua nona sudah memohon untuk bocah ini,
aku tentunya akan memberi muka pada kalian.
"Tapi persyaratannya adalah aku
mau dua nona menemaniku minum-minum. Akan lebih baik lagi kalau di malam hari.
Setelah itu, kita masih bisa bersenang-senang. Bagaimana? Haha...."
Sembari memikirkan sesuatu yang
kotor, Julian langsung tertawa cabul.
Kedua pelayan wanita di belakangnya
juga tersenyum bangga. Mereka sama sekali tidak merasa malu atau terhina.
Sebaliknya, keduanya tampak antusias.
Regina mengangkat alis dan berteriak
dingin, "Siapa yang mau menemanimu minum? Dasar bajingan nggak berpendidikan!"
Tiara berkata dengan nada menghina,
"Apa semua anggota sekte bela diri begitu kotor dan nggak
berpendidikan?"
Senyum Julian seketika membeku. Dia
berkata dengan muram, "Apa dua nona sedang meremehkanku?"
Kedua pelayan wanitanya langsung berteriak
dengan dingin, "Hei gadis-gadis jalang, sebaiknya buka mata kalian dan
lihat dengan jelas siapa yang berdiri di hadapan kalian?”
No comments: