Membakar Langit 2401 - 2500
http://lynk.id/novelterjemahan/wr7r39jvwkeg/checkout
Bab 75
"Tapi kalau kamu nggak bisa
menyembuhkan penyakitku, aku pasti akan membuatmu menanggung konsekuensinya!"
Nathan mengangguk dan berkata dengan
nada serius, " Benar, penyakitmu memang harus diobati."
"Kalau nggak, kamu akan punya
sifat pemarah, gangguan endokrin, dan nggak punya tempat pelampiasan. Ditambah
lagi, kamu nggak bisa menyeimbangkan energi positif dan energi negatif dalam
tubuhmu. Lama-kelamaan, kamu pasti akan menjadi harimau betina yang menggigit
semua orang yang kamu lihat!"
Tiara sangat marah dan berkata,
"Bajingan. Akan kuhajar kamu!"
Sekelompok anak muda berpakaian
mewah, mengelilingi seorang pemuda kurus, mendatangi ketiga orang itu.
"Nona Regina, Nona Tiara, aku
merasa terhormat bisa bertemu dengan kalian!"
Pemuda kurus itu memandang Regina dan
Tiara dengan tatapan tidak senonoh, lalu menyapa mereka dengan arogan.
Tiara berkata dengan nada kesal,
"Daren, bawa antek-antekmu keluar dari sini."
Pemuda kurus itu tersenyum nakal.
"Nona Tiara masih saja begitu pemarah. Hehe. Bagaimana kalau membiarkan
Kak Daren kami membantumu menenangkan diri?"
Tiara sangat marah dan langsung
melayangkan sebuah tamparan.
Pemuda kurus itu tertawa nakal. Dia
dengan mudah menghindari tamparan itu, lalu menjilat bibirnya dengan semangat.
"Aku suka wanita yang berkarakter. Hahaha!"
Regina mengerutkan kening dan berkata
dengan nada dingin, "Daren, jangan kira hanya karena ayahmu itu penguasa
bawah tanah Hessen, kamu bisa omong kosong sembarangan. Keluar dari sini!"
Daren tersenyum nakal dan berkata,
"Nona Regina itu gadis yang sangat sempurna. Sekalipun marah, dia masih
secantik bidadari."
"Aku datang ke sini karena
dengar Nona Regina' memelihara' seorang gigolo. Aku ingin lihat seberapa hebat
dirinya hingga bisa disukai oleh gadis pujaanku!"
"Huh! Masalahku nggak ada
hubungannya denganmu!"
Wajah Regina berubah dingin. Dia
refleks menghalangi Nathan yang berada di belakangnya.
Wajah Daren berubah menjadi gelap.
Dia menatap Nathan, lalu memberi perintah. "Hei, gigolo, berdirilah dengan
patuh. Lalu, berlutut dan bersihkan sepatuku hingga bersih."
"Kamu kira kamu siapa? Wanita
yang bahkan nggak bisa aku dapatkan, kamu kira bisa memilikinya dengan
mudah?"
Nathan mengerutkan kening. "Aku
nggak suka nada bicaramu, jadi sebaiknya kamu bersikap lebih sopan."
Saat mendengar itu, Daren langsung
tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha. Teman-teman, kalian
dengar itu? Gigolo ini memintaku bersikap sopan padanya?"
"Bukankah dia hanya gigolo yang
tahu mengandalkan wanita? Beraninya dia memberi perintah pada Kak Daren? Apa
kalian sanggup melihatnya berlagak seperti itu?"
Sekelompok anak buah yang berada di
sekelilingnya tampak tidak senang dan berteriak pada Nathan.
"Bocah, sebaiknya kamu lakukan
apa yang diperintah Kak Daren. Kalau nggak, kamu akan berakhir celaka!"
"Apa kamu tahu dari mana Kak
Daren kami berasal? Kalau aku beri tahu, kamu pasti akan takut setengah mati.
Tuan Waldi dari Hessen itu ayahnya Kak Daren kami!"
"Kalau aku jadi kamu, aku bukan
hanya akan berlutut dan membersihkan sepatu Kak Daren, tapi juga akan memohon
pada Kak Daren agar mengampuni nyawamu. Hahaha...."
Sekelompok anak buahnya tertawa
terbahak-bahak, seolah-olah mereka telah melihat Nathan yang berakhir
menyedihkan dengan kepala berlumuran darah.
Regina berkata dengan nada dingin,
"Daren, kalau kamu berani menyentuh Nathan, aku pasti nggak akan melepaskanmu
begitu saja!"
Daren berkata sambil memperlihatkan
senyuman palsu, " Nona Regina lahir di keluarga terpandang. Aku nggak
berani memprovokasimu."
"Tapi aku nggak akan melepaskan
gigolo ini. Jadi Nona Regina, jangan harap kamu bisa menghentikanku!"
No comments: