Bab 68
Setelah berjalan ke samping dan
duduk, Tiara sudah tidak sabar untuk mengingatkannya. "Regina, Andre si
tua bangka itu, jelas-jelas ingin membuat perselisihan di antara wali kota dan
Keluarga Suteja kalian."
Regina berkata dengan cuek, "Biarkan
saja. Dia hanya seorang tokoh kecil. Kalau Pak Samuel nggak ada di sini, aku
pasti akan menamparnya karena berani mengatakan hal seperti itu pada
Nathan!"
Tiara menatap Nathan, lalu berkata
dengan jijik, "Terus terang saja, ini semua karena kamu, si pembawa
sial."
"Karena kamu, mungkin saat ini,
Pak Samuel sudah nggak senang pada Regina!"
Nathan mengerutkan kening. "Apa
begitu penting untuk menyenangkan Pak Samuel?"
Tiara langsung mendengus dingin.
"Nathan, kamu ini benar-benar bodoh, atau hanya berpura-pura bodoh?"
"Pak Samuel itu wali kota,
pemimpin di Beluno. Apa kamu nggak melihat ada begitu banyak orang di
belakangnya yang memegang hadiah mahal, menunggu untuk menyanjungnya?"
"Asalkan Pak Samuel membuka
mulut, tahukah kamu akan ada banyak sekali orang di Beluno yang bisa
menghasilkan banyak uang dan menjadi sukses?"
"Tiara, jangan bilang begitu.
Keluarga Suteja kami nggak akan berselisih dengan Pak Samuel hanya karena
Andre, "kata Regina.
Nathan tiba-tiba berkata, "Kalau
kalian ingin punya hubungan baik dengan Pak Samuel, aku punya cara."
"Cara apa?"
Tiara mengerutkan bibirnya. Dia sama
sekali tidak menganggap serius kata-katanya Nathan.
Tanpa menunggu Nathan berbicara, Edward,
Emilia, dan lainnya telah berjalan ke tribun.
"Paman Samuel, lama nggak
bertemu!"
"Haha. Edward rupanya. Talenta
muda Beluno yang terkenal. Kepulanganmu kali ini harus membawa nama harum bagi
kampung halaman kita!"
"Paman Samuel, Anda terlalu
berlebihan. Demi kampung halaman, aku pasti akan berusaha mewujudkannya
...."
Melihat Edward mengobrol sambil
bersenda gurau dengan Pak Samuel, Tiara menatap Nathan lagi. Dia merasa pria
ini sungguh tidak tertolong lagi.
Tidak, dia harus membujuk sahabatnya
untuk mencampakkan Nathan secepat mungkin.
Pacuan kuda di bawah ini telah
mencapai klimaksnya.
Kuda nomor tiga yang disukai Pak
Samuel kini muncul di panggung.
Mereka yang menunggu untuk
menyanjungnya di belakang segera memasang taruhan besar dan menghabiskan
sejumlah besar uang untuk bertaruh pada kuda nomor tiga. Hal ini tentunya
membuat Pak Samuel tersenyum lebar!
"Dokter Nathan, Tiara, ayo kita
bersenang-senang juga. Taruhan kuda cukup menarik juga."
Lantaran tidak sanggup menolak
antusiasme Nona Regina, Nathan pun dengan santai melirik ke sepuluh kuda dan
memasang taruhan pada nomor tujuh.
Elton yang berada di sebelahnya
berkata dengan nada menghina, "Dasar kampungan. Sok pura-pura tahu,
padahal nggak tahu sama sekali."
Edward tersenyum dan berkata,
"Nathan, kuda pacu nomor tujuh adalah kuda hibrida. Jangan-jangan kamu
bahkan nggak tahu cara mengidentifikasinya? Kuda jenis ini biasanya hanya untuk
menambah jumlah peserta dalam perlombaan."
Andre tersenyum sinis. "Tuan
Edward, Tuan Elton, mengapa repot-repot mengajari tokoh kecil yang nggak tahu
apa-apa?"
"Kalau aku sih lebih pilih yang
nomor tiga. Aku yakin kuda nomor 3 ini pasti akan memenangkan kejuaraan!"
Pernyataan ini langsung mengundang
kehebohan. Sanjungan pun terdengar silih berganti
"Benar. Pak Samuel punya mata
yang tajam. Kuda nomor tiga pasti menang!"
"Aku juga mengikuti Pak Samuel
dan bertaruh 400 juta. Ini namanya menikmati peruntungan bos besar. Kita juga
akan kebagian rezeki!"
Rentetan sanjungan membuat Samuel
tersipu!
"Regina, jangan ragu lagi. Ayo
kita bertaruh pada kuda nomor tiga juga!" kata Tiara.
Regina mendengus dingin. "Nggak,
aku mau ikut Dokter Nathan dan bertaruh pada kuda nomor tujuh!"
Begitu gerbang terbuka, sepuluh kuda
pacu langsung berlari dengan cepat!
Kuda nomor tiga memimpin dan berlari
melintasi setengah lapangan.
Banyak orang beranggapan bahwa mereka
sudah pasti akan memenangkan taruhan itu. Mengikuti Samuel, wali kota, memang
pilihan yang benar.
Namun di saat perlombaan hampir
sampai penghujung, kuda nomor tujuh menyusul dari belakang dan menyalip kuda
nomor tiga serta langsung menuju garis finis.
"Ini...."
Banyak orang yang tertegun.
Tak disangka, kemenangan akhir akan
diraih oleh kuda nomor tujuh.
Sebaliknya, kuda nomor tiga yang
paling populer itu berada di posisi kedua.
Hanya dalam satu ronde ini, Nathan berhasil
mendapatkan lebih dari empat miliar cuma dengan bertaruh 200 juta.
No comments: