Bab 189
Namun, untuk sekilas tindakan pihak
lain justru tampak benar dari luar.
Pertama-tama, Thomas adalah kepala
keluarga dan merupakan seniornya Regina.
Kedua, Thomas juga mengurangi harga
sebesar 400 miliar. Jadi, dia termasuk sudah mengalah pada Regina.
Jika Regina masih tidak setuju
sekarang, itu sungguh merupakan penghinaan terhadap Keluarga Halim.
Andai yang datang di sini hanya
Edward, yang mana satu generasi dengan Regina, mungkin mereka masih bisa
tawar-menawar.
Namun, Thomas si bajingan tua ada di
sini, jadi Regina sebagai seorang junior akan sulit untuk tawar-menawar.
Hanya saja, Regina juga bukan gadis
yang bodoh. Mana mungkin dia akan menyetujui harga 1,6 triliun itu?
Edward diam-diam merasa senang. Benar
saja, membiarkan ayahnya datang merupakan keputusan yang tepat.
Dibandingkan dengan ayahnya,
keterampilan Edward sendiri masih jauh dari harapan.
Meski masalah ini akan diketahui
Keluarga Suteja nantinya dan menganggap Keluarga Halim telah memeras yang
lemah, mereka juga tidak peduli begitu banyak lagi.
Mereka sudah terlilit utang yang
begitu banyak, di saat seperti ini, apa mereka akan peduli dengan harga diri
lagi? Yang paling penting sekarang adalah memeras Keluarga Suteja.
Thomas berkata sambil tersenyum,
"Regina, kalau nggak ada masalah, ayo kita tandatangani kontrak!"
Regina diam-diam mengumpat lelaki tua
licik ini dalam hati. Namun, dia tetap berkata dengan dilema, "Paman, aku
rasa...."
Thomas mendengus dingin, lalu berkata
dengan tegas, " Regina, Paman nggak ingin dengar kata-kata nggak penting
lagi."
"Setelah kita menandatangani
kontrak, klub ini akan menjadi milik Keluarga Suteja. Kamu tinggal transfer 1,6
triliun ke rekening Keluarga Halim. Setelah itu, kita bisa perlahan-lahan
membicarakan persahabatan di antara kedua keluarga kita. Bukankah ini akhir
yang sempurna?
Kali ini, Thomas sudah memberi
tekanan pada Regina.
Telapak tangan Regina sedikit
berkeringat. Dia sedang mempertimbangkan apa dia perlu bermusuhan dengan
Keluarga Halim sekarang juga atau tidak.
Keluarga Halim bukanlah keluarga
kecil. Jika terjadi masalah, manajemen tinggi Keluarga Suteja akan maju untuk
menanganinya.
Namun, dampaknya terhadap Regina
sudah pasti tidak akan baik. Dia khawatir Liam pasti akan memanfaatkan
kelemahan ini untuk membuat keributan besar.
"Regina, bukankah hanya 1,6
triliun saja? Apa ini masalah besar bagi Keluarga Suteja kalian? Ayo tanda
tangani saja kontraknya. Dengan begitu, semua orang akan senang!" desak
Edward.
Regina menarik napas dalam-dalam dan
memutuskan untuk menolak.
Meski hal itu pasti akan membuat
Thomas marah dan juga ketidakpuasan dari Keluarga Halim.
Regina tidak takut karena di
belakangnya masih ada Dokter Nathan yang serba bisa.
"Aku rasa Nona mampu membayar
1,6 triliun!"
Di saat ini, Nathan tiba-tiba angkat
bicara.
Kejadiannya begitu mendadak, apalagi
tepat di saat kedua belah pihak sedang menghadapi masa genting.
Yang lebih parah lagi, kata-kata yang
keluar dari mulut Nathan sungguh di luar harapan semua orang.
Tiara berkata dengan bingung, "Bisa
bayar? Nathan, 1,6 triliun. Bagaimana kamu bisa membiarkan Regina mengeluarkan
uang sebanyak itu?"
Regina juga menatap Nathan dengan
terkejut. Dia tidak menyangka Dokter Nathan akan setuju.
Edward tertawa dan berkata,
"Nathan benar-benar pandai menilai. Klub Balavan ini merupakan tempat
paling mewah di Beluno. Jujur saja, kalau bukan karena saling kenal, aku pasti
akan menjual dengan harga dua triliun!"
Thomas tersenyum, tetapi tidak ikut
berkomentar. Walau dia tidak tahu mengapa pria bernama Nathan ini membantu
Keluarga Halim.
Namun tanpa perlu berpikir panjang,
dia juga sudah bisa menebak secara kasar. Bocah ini pasti sedang mengambil
kesempatan menyenangkan dirinya.
Mungkin bocah ini ingin meminta
bantuan pada Keluarga Halim. Jadi saat melihat kepala keluarga yang berkuasa
itu hadir, dia sengaja menunjukkan niat baik.
Emilia tak kuasa menahan tawa dalam
hatinya. 'Nathan kamu cukup berprinsip saat berhadapan dengan orang-orang
seperti Edward.’
'Hanya saja, aku nggak sangka kamu
akan begitu pengecut saat bertemu dengan kepala Keluarga Halim yang statusnya
lebih tinggi.'
Meski Emilia berada di pihak yang
sama dengan Keluarga Halim saat ini, jujur saja, Emilia benar-benar meremehkan
sikap penjilat-nya Nathan.
No comments: