Bab 190
"Baiklah. Kalau begitu, sesuai
keinginan Dokter Nathan, Grup Suteja akan membeli dengan harga 1,6
triliun."
Regina telah membuat keputusan.
Walau Regina tidak begitu mengerti
mengapa Nathan setuju dengan harga itu.
Namun, dia percaya Dokter Nathan
pasti punya alasan sendiri.
Lagi pula, 1,6 triliun juga bukanlah
apa-apa. Regina rela menghabiskannya untuk pria ini.
Di saat Thomas, Edward, dan anggota
Keluarga Halim lainnya memperlihatkan ekspresi kegembiraan di wajah mereka.
Nathan bersuara lagi.
Kata-katanya mengejutkan semua orang!
"Semua orang mungkin salah
paham. 1,6 triliun yang aku sebut barusan bukan hanya untuk mengakuisisi Klub
Balavan."
"Maksudku, dengan 1,6 triliun
sudah bisa membeli seluruh Keluarga Halim. Mulai sekarang, semua yang dimiliki
Keluarga Halim akan menjadi milik Keluarga Suteja. Nona Regina bisa mentransfer
1,6 triliun sekarang juga. Inilah yang kita sebut akhir yang sempurna!"
Buam!
Semua anggota Keluarga Halim,
termasuk orang-orang yang berada di pihak Regina, merasa kepala mereka
berdengung hebat.
1,6 triliun yang disebut Nathan
barusan bukanlah untuk memenuhi ambisi Keluarga Halim.
Namun, nyalinya bahkan lebih besar dari
Keluarga Halim. Dia bahkan ingin mengakuisisi seluruh Keluarga Halim?
Dengan kata lain, 1,6 triliun
digunakan untuk membeli Keluarga Halim, keluarga besar di Beluno?
Sialan!
Ini satu-satunya yang ada dalam benak
Edward, Thomas, dan anggota Keluarga Halim saat ini.
Edward berkata dengan muram,
"Nathan, apa kamu tahu apa yang kamu bicarakan?"
"Keluarga Halim kami merupakan
keluarga besar Beluno selama ratusan tahun. Kamu ingin membeli seluruh
keluargaku hanya dengan 1,6 triliun-mu yang nggak berharga itu? Jangan
bermimpi!"
Wajah Thomas juga berubah drastis.
Yang tadinya pucat langsung memerah karena emosi.
"Anak muda, nyalimu besar
juga."
"Keluarga Halim kami adalah
keluarga hebat dan terhormat. Bagaimana bisa diukur dengan uang? Kamu ingin
membeli seluruh Keluarga Halim? Apa kamu nggak merasa konyol?"
Tiara, Regina, dan Emilia menatap
Nathan dengan ekspresi aneh.
Mereka sama sekali tidak menyangka
bahwa niat Nathan yang sesungguhnya akan begitu mengerikan. Pria itu sudah
tidak bisa berpikir jernih!
Menghadapi tatapan terkejut dan marah
dari kedua belah pihak, Nathan hanya berkata dengan tenang, " Lantaran Pak
Thomas menganggap 1,6 triliun nggak cukup, bagaimana kalau dua triliun?”
"Seperti yang dikatakan Pak
Thomas sebelumnya, harga masih bisa dinegosiasikan!"
Thomas bahkan tidak perlu berpikir
panjang dan langsung berteriak dengan marah, "Lancang sekali! Jangankan
dua triliun, sekalipun 20 triliun ataupun 200 triliun, mana mungkin Keluarga
Halim kami diperlakukan sebagai komoditas dan diperjualbelikan sesuka
hati?"
Nathan berkata dengan nada datar,
"Kalau begitu, berarti Pak Thomas memandang rendah Keluarga Suteja dan
nggak memberi muka pada Nona Regina."
"Lagi pula, kita juga sudah
menaikkan harga untuk memberi harga diri pada Keluarga Halim. Tapi siapa
sangka, Keluarga Halim akan begitu sombong!"
Mendengar perkataan itu, Thomas
hampir kesulitan untuk bernapas dan pingsan di tempat.
Bocah yang tidak dikenal ini
benar-benar tidak tahu diri.
Barusan dia mengandalkan statusnya
sebagai senior dan kepala keluarga untuk menekan Regina.
Sekarang bocah ini malah menggunakan
metodenya untuk membalas dendam. Jika Thomas tidak berhati-hati, dia mungkin
sudah jatuh dalam perangkapnya!
Edward berteriak dengan marah,
"Regina, aku sarankan kamu atur Nathan dengan baik. Memangnya dia siapa?
Beraninya dia ikut campur dalam masalah keluarga kita?
Regina sangat senang melihat tindakan
Nathan.
Regina memang tidak ingin menyinggung
Thomas, tetapi Nathan tidak perlu peduli dengan hal itu.
"Ehem, begini, Dokter Nathan
punya hak untuk bicara di sini. Karena aku sebenarnya ingin membeli Klub
Balavan ini sebagai hadiah untuknya!”
No comments: