Bab 206
Regina dan Tiara juga sudah sampai
saat ini.
"Tuan Julian, ini wilayahnya
Grup Valentino. Pertimbangkan dulu sebelum bertindak!" ucap Regina
memperingatkan.
Julian langsung berteriak,
"Memangnya kenapa kalau wilayahnya Grup Valentino? Pamanku adalah pemimpin
Sekte Pirata. Siapa yang berani nggak menghormatiku?"
Nathan menggelengkan kepalanya. Apa
semua anak konglomerat ini begitu arogan? Mereka selalu mengungkit latar
belakang keluarga mereka di setiap kesempatan?
'Pemimpin Sekte Pirata adalah pamanku....'
Nathan sudah mendengar kalimat ini berkali-kali dan mulai muak.
Kegilaan Julian membuat banyak orang
mundur dengan cepat.
Namun, kemunculan Nathan telah
mematahkan semangat Julian dan membuat mereka merasa lega.
Hanya saja, tidak dimungkiri,
keberadaan Sekte Pirata masih sangat kuat.
Pemuda ini terlalu impulsif dan
sekarang malah membuat Julian marah. Dia pasti akan berakhir celaka.
Edward menarik tangan Emilia dan
berkata, "Emilia, ayo kita pergi dulu. Julian sudah gila. Nathan pasti
akan tamat kali ini."
Emilia langsung menepis tangannya dan
berkata dengan nada dingin, "Edward, jadi kamu takut?"
"Nathan mungkin memandang
dirinya terlalu tinggi, tapi sebagai seorang pria, dia punya keberanian dan
nyali yang patut ditiru. Sebaliknya, kamu? Apa kamu benar-benar terima dihina
seperti barusan itu?”
Edward sangat marah dan berkata
dengan nada penuh kebencian, "Emilia, bersabarlah. Nathan ini nggak punya
otak dan ceroboh. Apa kamu kira Julian mudah diprovokasi?"
"Aku jamin, kalau kamu ngotot terus
di sini, kamu pasti akan melihat Nathan, si bodoh ini, dibunuh oleh Julian.
Bahkan, Keluarga Suteja dan Keluarga Wijaya pun nggak bisa
menyelamatkannya."
Hati Emilia terguncang. Dia langsung
khawatir.
Benar. Bahkan, Edward sendiri takut
dengan latar belakang yang dimiliki Julian.
Lantas, bagaimana Nathan bisa
melawannya?
Liam yang berdiri di samping berusaha
keras untuk memprovokasi. "Nathan, harus kuakui, kamu benar-benar cari
mati."
"Tuan Julian adalah generasi
penerus dari Sekte Pirata. Ke mana pun dia pergi, dia selalu dianggap sebagai
tamu terhormat dan orang penting. Tapi kamu berani memprovokasinya. Kalau aku
jadi Tuan Julian, aku pasti nggak akan melepaskanmu begitu saja."
Regina menatapnya dengan dingin.
"Liam, jangan memanas-manasi. Kapan Nathan memprovokasi Tuan Julian?"
Liam tersenyum sinis. "Sepupuku
tersayang, meski kamu menyukai pria tampan ini, kamu juga harus bisa membedakan
mana yang benar dan mana yang salah."
"Semua orang di sini bisa
melihat kalau gigolo yang kamu pelihara ini begitu sombong. Dia datang
mengendarai mobil G-Class dan hampir membuat Tuan Julian terjatuh. Dia juga
sengaja mendorongnya. Semua orang di sini melihatnya!”
Julian berkata sambil menyeringai,
"Nathan, dasar berengsek. Hari ini akan menjadi hari kematianmu."
"Kebetulan setelah meninggalkan
Sekte Pirata, aku sudah lama nggak menghunuskan pedangku. Hari ini, aku akan
perlihatkan padamu, sekte bela diri kami jauh lebih unggul dibandingkan yang
lainnya."
Julian mengambil pedang dari pelayan
dan mengayunkannya. Dia memutuskan untuk membiarkan orang-orang dari Beluno
melihat kekuatan sesungguhnya dari penerus Sekte Pirata.
Dia bukan hanya ingin membunuh orang,
tetapi dia juga ingin menggunakan pembunuhan untuk membangun prestise Sekte
Pirata.
Ada cahaya dingin yang melintas di
mata Nathan. Lantaran Julian cari mati, maka dia akan mengabulkan keinginannya.
"Hentikan!"
Terakhir, ada orang yang angkat
bicara.
Kerumunan itu membuat kehebohan.
Semua orang langsung memberi jalan.
Tampak seorang pria paruh baya
mengenakan setelan jas, ditemani sekelompok pengawal, dan berjalan mendekat.
Melihat kemunculan orang itu, Liam
dan yang lainnya tidak berani bermain trik lagi dan berkata dengan hormat,
"Tuan Roland"
Roland Bernard, CEO Grup Valentino,
punya latar belakang misterius dan memiliki banyak aset di Beluno.
Kemunculannya berhasil menenangkan
situasi.
"Bagaimana kalau tunjukkan
sedikit belas kasihan demi aku?”
No comments: