Bangkit dari Luka ~ Bab 138

  

Bab 138

 

Detak jantungnya melambat sejenak. "Kalau nggak mau bilang, ya sudah, aku nggak akan tanya lagi."

 

Nindi tiba-tiba merasa tidak nafsu makan. Dia meletakkan sumpitnya dan berdiri. "Sudah jam segini, aku berangkat duluan supaya nggak terjebak macet di jalan."

 

Sebelum pergi, Cakra mengingatkan dengan nada datar, "Ingat, jangan mudah luluh."

 

Nindi menatap wajahnya yang tampan, mengingat caranya membalas pesan tadi. Hatinya terasa berat. " Aku nggak akan mudah luluh. Bersikap lunak pada pria sama saja dengan kejam pada diri sendiri."

 

Nindi mengambil tasnya dan pergi.

 

Cakra melihat sosok belakangnya, sudut bibirnya melengkung. Siapa sebenarnya yang dia maksud?

 

Dia dengan santai mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan kepada Zovan. "Berhenti bergosip kalau nggak mau dipukul."

 

Pagi-pagi sekali, Zovan sudah terus-terusan mengirim pesan bertanya macam-macam.

 

Nindi naik lift dan meninggalkan gedung apartemen.

 

Saat di pintu masuk, dia mendengar para lansia sedang berkumpul dan berdiskusi. "Akhirnya si mesum itu tertangkap, dengar-dengar dia dipukuli habis-habisan."

 

"Mampus! Kalau aku ada di sana waktu itu, aku juga pasti ikut menendangnya. Cucuku sempat diganggu si mesum itu juga."

 

Mendengar ini, suasana hati Nindi menjadi sangat baik. Dia memesan taksi dan pergi ke lokasi pertandingan.

 

Setelah turun dari taksi, area di luar lokasi pertandingan sangat padat, jauh lebih ramai dibandingkan Babak Penyisihan Ulang.

 

Dia melihat lambang berbagai tim dan foto kapten tim yang terpajang di poster-poster.

 

Nindi melihat kapten Tim E-Sports, Mario. Di kehidupan sebelumnya, pada babak final, dia tiba -tiba mundur dari pertandingan, sehingga Nindi belum sempat bertanding melawannya.

 

Jujur saja, Nindi merasa sangat menyesal.

 

Dia berpikir, kalau saja orang ini tidak mundur dari pertandingan di kehidupan sebelumnya, tim LeSky Gaming tidak mungkin memenangkan kejuaraan

 

Meski dia sendiri sangat hebat, dia tidak mungkin mengalahkan tim papan atas sendirian.

 

"Dewi, aku kira kamu nggak akan datang menonton pertandingan kali ini."

 

Luna mengenakan kaus pendek merchandise Tim E-Sports, jelas dia adalah penggemar tim itu.

 

Nindi tersenyum. "Aku memang nggak niat datang, tapi ini acara Siaran Langsung Drego. Mereka mengundangku sebagai tamu dengan fasilitas VIP. Rugi kalau aku nggak datang."

 

Siaran Langsung Drego memberikan dua tiket, jadi dia mengajak ketua kelas untuk datang bersamanya.

 

Saat itu, tiba-tiba terdengar jeritan dari penggemar di pinggir jalan.

 

Nindi menoleh dan melihat bus besar tim LeSky Gaming tiba.

 

Para penggemar langsung mengerumuni bus tersebut.

 

Nindi melihat Leo, kakak keenamnya, berjalan di barisan paling depan. Dia juga melihat Sania di dalam tim.

 

Tampaknya Leo benar-benar tidak menemukan orang lain, sehingga akhirnya membiarkan Sania menjadi pemain cadangan.

 

Sania tampak menikmati perhatian dari para penggemar, tersenyum bangga karena dikelilingi oleh mereka.

 

Dia bahkan menerima hadiah dari para penggemar, membuat suasana hatinya semakin baik.

 

"Kapten Leo, benarkah adikmu, Nindi, nggak akan ikut bertanding kali ini?"

 

"Tanpa Nindi di tim, seberapa besar peluang kemenanganmu dalam pertandingan ini?"

 

Saat mendengar wartawan menyebut nama Nindi, ekspresi wajah Leo menjadi kurang baik.

 

Dia menjawab dengan nada dingin. "Penyesuaian anggota tim adalah hal yang normal. Untuk pertandingan kali ini, semua anggota tim kami akan berusaha sebaik mungkin. Aku percaya Sania mampu memenuhi posisi Penembak. Lagi pula, pertandingan bukan hanya soal kemampuan, tapi juga soal kekompakan tim."

 

Sania yang berdiri di sampingnya tersenyum, " Setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini aku akan berusaha lebih baik."

 

Tanpa Nindi, apakah dunia akan berhenti berputar?

 

"Nindi datang!"

 

Entah siapa yang berteriak, para wartawan dan penggemar yang sebelumnya mengerumuni Leo dan Sania langsung beralih ke sisi lain.

 

Area tempat Leo berada seketika menjadi sepi.

 

Seorang penggemar mendekati Sania, "Maaf, hadiah ini sebenarnya untuk Dewi Nindi, tadi salah kasih."

 

Sania kesal dan langsung melemparkan kembali hadiah itu. Dia sama sekali tidak peduli.

 

Di kejauhan, Nindi tidak menyangka dirinya akan dikepung oleh para wartawan. Sebenarnya dia tidak ingin diwawancarai di depan pintu masuk, terutama saat pertandingan akan segera dimulai.

 

Namun, sekarang, dia tidak bisa menghindar.

 

"Nona Nindi, benarkah nggak berniat mengikuti pertandingan kali ini?"

 

"Tanpa kamu sebagai Penembak, menurutmu seberapa besar peluang kemenangan tim LeSky Gaming kali ini?"

 

Nindi inelirik Leo dan Sania di seberangnya, lalu berkata dengan tenang, "Menurutku, peluang kemenangan mereka adalah nol."

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 138 Bangkit dari Luka ~ Bab 138 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.