Bab 147
Hampir semua mata tertuju pada dua
insan yang berada di bawah sorotan cahaya.
Yanuar memegang mikrofon,
mengungkapkan perasaannya dengan penuh kasih.
Sania berpura-pura malu, tapi sangat
menikmati perhatian dan sorakan dari semua orang.
Nindi melihat pemandangan itu dengan
sorot mata penuh sindiran. Ternyata, meski tanpa insiden kecil yang
mempermalukan dia di kehidupan sebelumnya, Yanuar tetap menyatakan cinta pada
Sania.
Sekarang Sania adalah seorang
influencer yang cukup terkenal, dengan wajah yang polos dan cukup populer.
Cakra melihat Yanuar, lalu
melemparkan tatapan penuh peringatan pada Zovan.
Zovan menelan ludah, "Aku juga
nggak menyangka bocah ini ternyata ada di sini."
Waktu itu, Yanuar si bocah busuk itu,
secara terbuka menyatakan cintanya kepada Nindi, demi melindungi nyawa sepupu
sialannya itu, dia langsung menelepon pamannya tengah malam, memintanya untuk
lebih ketat mengawasi anaknya dan menghentikan segala aksi aneh seperti
menyatakan cinta sembarangan.
Yanuar pun tidak muncul lagi di
hadapan Nindi. Setelah ujian, dia langsung terbang kembali ke Kota Yunaria
untuk bersenang-senang. Siapa sangka bocah ini kembali lagi sekarang.
Sialnya, dia malah langsung
menempatkan diri dalam bahaya.
Nindi memalingkan kepalanya,
"Nggak masalah, lagi pula dengan topeng ini, nggak ada yang saling kenal.
Kita bersenang-senang dengan cara kita sendiri saja."
"Lemon, aku suka sekali dengan
sifatmu yang begitu santai ini. Ayo kita cari tempat duduk, sepertinya ruang
VIP nggak seramai di luar."
Lagi pula, tidak mungkin memanggil
sekumpulan nona-nona ke ruang VIP untuk menemani minum, ' kan?
Memanggil para pria, sepertinya lebih
tidak mungkin lagi.
Akhirnya, tidak ada pilihan lain
selain duduk di tempat duduk reguler dan menikmati atmosfer di tempat itu.
Setelah Nindi duduk, segera seorang
pelayan datang untuk menanyakan apa yang ingin diminumnya.
Zovan dengan penuh inisiatif cepat
bertanya, " Lemon, kamu mau minum apa?"
"Koktail, aku mau yang terlihat
bagus."
Cakra teringat momen ketika Nindi
mabuk sebelumnya. Dia pun menatap pelayan dan berkata, "Bawakan dia
segelas minuman soda."
"Aku nggak mau minuman soda.
Untuk apa pergi ke bar tapi nggak minum alkohol. Lebih baik nggak usah pergi,
'kan?"
Nindi sedikit merasa kesal!
Cakra merasa sedikit lelah hati kalau
mengingat kembali momen saat makan barbeku. Dia menatap Nindi, "Kamu lupa
kejadian kamu mabuk saat makan barbeku itu? Nggak sadar kalau toleransi
alkoholmu sangat payah, ya?"
Nindi teringat kejadian itu. Dia pun
sedikit merasa bersalah dan berkata, "Aku sadar toleransi alkoholku buruk,
tapi dalam kondisi mabuk pun aku nggak melakukan apa-apa, 'kan?"
Zovan juga penasaran melihat Cakra,
"Lemon yang baik ini, nggak akan meracau saat mabuk, 'kan?"
Menghadapi pertanyaan dari kedua
orang itu, Cakra sedikit merasa serba salah. Dia pun mengalihkan pandangannya,
"Kalau kamu mabuk, kamu nggak akan bisa seru-seruan."
Jakunnya bergerak seperti sedang menelan
sesuatu. Meski kejadian malam itu sudah lama dilupakan kini kenangan itu muncul
kembali, membuat hatinya tak kunjung tenang.
Zovan mengangguk, "Bagaimana
kalau memesan koktail dengan kadar alkohol rendah?"
"Oke, deh."
Nindi merasa bahwa pemikiran Cakra
sangat masuk akai. Kalau dia mabuk, bukankah itu berarti dia tidak tahu apa-apa
lagi setelahnya?
Tidak lama kemudian, Zovan mulai
mengobrol dengan seorang gadis di sebelahnya dan langsung pergi menikmati
suasana,
Sekarang, Hanya tersisa Nindi dan Cakra
di tempat duduk.
Dia merasa sedikit canggung saat
meminum koktail yang disajikan, rasanya ternyata cukup enak.
Cakra menatap wajah Nindi dengan
ekspresi yang sangat serius. "Lain kali, jangan sembarangan minum alkohol
waktu di luar," ucap Cakra sedikit kesal.
Nindi telah menghabiskan koktail di
tangannya dan merasa sedikit mabuk.
Dia tiba-tiba berdiri, "Kalau
begitu, aku akan bersenang-senang dulu, ya."
Saat ini dia begitu senang. Dia juga
ingin merasakan sensasi kebebasan.
Cakra melihat Nindi berjalan ke
tengah lantai dansa. Tanpa ragu, dia langsung mengikuti Nindi masuk.
Dia ingin menarik Nindi keluar, tapi
Nindi meluncur seperti ular, dalam sekejap sudah berada di tengah lantai dansa.
Nindi yang menari dengan bebas segera
menarik perhatian banyak orang.
Tidak lama kemudian, Nindi menjadi
pusat perhatian kerumunan.
No comments: