Bangkit dari Luka ~ Bab 673

Bab 673

 

Nindi menatap wajah tampan di depannya, dan kata -kata Belinda tadi terus terngiang di benaknya.

 

Wanita itu berkata bahwa Cakra menyembunyikan sesuatu darinya.

 

Meskipun Nindi tidak ingin meragukan Cakra, dia tetap tidak bisa menahan kecurigaan dalam hatinya.

 

"Apa maksudmu, Nindi?" tanya Cakra dengan suara serak.

 

"Aku sebenarnya selalu bertanya-tanya, kenapa dulu kamu menyembunyikan identitasmu dan bekerja sebagai dokter di sebuah universitas ? Apa ada alasan khusus?"

 

Suara Nindi terdengar tenang, matanya menatap Cakra tanpa berkedip.

 

Hati Cakra seolah sedang dipanggang di atas minyak panas.

 

Dia ingin mengatakannya, tapi dia tidak berani.

 

Hubungan mereka akhirnya sedikit membaik dan dia tidak ingin mengalami perasaan kehilangan Nindi lagi.

 

Sekarang dia tahu tentang kecelakaan mobil itu dari Nindi, dan menemukan petunjuk bahwa pengemudi mungkin tidak mati. Itu berarti kecelakaan mobil yang di alami Nindi tidak sederhana.

 

Dia tidak tahu bahaya tersembunyi yang ada di baliknya.

 

Cakra ingin mencari tahu kebenarannya sebelum memberitahunya. Jika kecelakaan itu memang bukan kecelakaan biasa dan direncanakan oleh sopir keluarga Lesmana, apakah Nindi akan kurang membencinya setelah mengetahui kebenarannya ?

 

Cakra mengerucutkan bibirnya dengan dingin. " Memang ada sesuatu."

 

Nindi menarik tangannya dan jantung Cakra langsung berdegup kencang.

 

Dia sedikit gugup. "Ada beberapa hal yang belum bisa kuberitahukan padamu sekarang, aku... "

 

"Baiklah, kalau begitu aku nggak akan bertanya."

 

Mata Nindi menjadi tenang dalam sekejap, tetapi tatapannya padanya menjadi sangat asing.

 

Cakra sedikit panik. "Nindi, aku..."

 

"Aku tahu, setiap orang punya kesulitan masing -masing, dan rahasia yang nggak bisa diungkapkan. Nenekmu sedang sakit parah, kita seharusnya nggak melakukan hal-hal yang membuatnya marah."

 

Nindi menepis tangan Cakra. "Aku juga punya hal yang lebih penting untuk diurus daripada cinta, begitu juga denganmu. Jadi ... "

 

"Nggak ada 'jadi', aku nggak mau mendengarnya Mengenai nenek, aku akan meyakinkannya kalau dia nggak membencimu."

 

Neneknya khawatir Nindi akan terluka.

 

"Nenekmu sakit parah. Apa kamu benar-benar ingin pacaran denganku secara terang-terangan dan membuatnya marah?"

 

Suara Cakra menjadi jauh lebih lemah. "Beri aku waktu."

 

"Jadi, mari kita berteman saja."

 

Tangan Cakra terulur, tapi akhirnya hanya menggenggam kehampaan.

 

Setelah Nindi mengatakan itu, dia tahu bahwa tidak mungkin ada hubungan lagi di antara mereka, setidaknya untuk saat ini.

 

Dia tidak ingin Cakra terluka.

 

Dia duduk kembali di tempat tidur, membalikkan badan dan memandang ke luar jendela, tidak lagi memandang laki-laki yang berdiri di belakangnya.

 

Nindi takut jika dia menatap pria itu lagi, dia akan menyesalinya.

 

Cakra menatap punggungnya dan berkata dengan susah payah, "Nindi."

 

"Pergi sana, aku mau istirahat."

 

Setelah Nindi selesai berbicara, air matanya mulai mengalir tak terkendali.

 

Tatapan Cakra tertuju padanya. "Kalau ini pilihanmu, maka aku menghormatimu. Maaf, aku nggak menangani masalah keluarga dengan baik, membiarkan mereka mengatakan hal-hal yang menyakitimu."

 

Tangannya mengepal erat hingga urat-uratnya menonjol.

 

Dia benar-benar tidak bisa menentang keinginan neneknya dan terang-terangan berpacaran dengan Nindi.

 

Jadi dia harus segera mencari tahu kebenaran dari kecelakaan mobil waktu itu. Hanya setelah dia mengetahui kebenarannya, dia bisa bersama Nindi secara terang-terangan.

 

Setelah Cakra mengambil keputusan, dia berbalik dan meninggalkan bangsal.

 

Dia menatap Mia di luar dengan serius. "Aku akan menambahkan lebih banyak orang untukmu. Nggak peduli berapa banyak uang atau waktu yang dibutuhkan, kamu harus menyelidiki kecelakaan mobil Keluarga Lesmana sesegera mungkin."

 

"Aku akan melakukan yang terbaik, tapi ada satu hal yang belum kulaporkan secara langsung kepadamu."

 

Cakra menatap Mia. "Katakan."

 

"Nona Nindi tahu dari Nona Yanisha kalau montir itu akrab dengan Nyonya Belinda. Dia juga tahu kalau orang yang duduk di kursi belakang mobil yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah anggota keluarga Morris, tapi kami belum tahu hubungan spesifik antara si montir dan Nyonya Belinda. Apa kamu tahu sesuatu tentang kejadian waktu itu?"

 

Bagaimanapun juga, bertahun-tahun telah berlalu, dan akan membutuhkan banyak waktu untuk menyelidikinya.

 

Karena Cakra adalah tokoh sentral di keluarga kaya, mungkin dia bisa mengetahui beberapa petunjuk seperti Yanisha.

 

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 673 Bangkit dari Luka ~ Bab 673 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 12, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.