Bangkit dari Luka ~ Bab 688

Bab 688

 

Nindi tahu bahwa semua yang terjadi hari ini berkat Cakra.

 

Walikota yang tadinya berdiri di samping itu mendekat dan berkata, "Pak Cakra, saya pasti akan menyelidiki masalah pertukaran sampel ini dan menjelaskannya pada Anda.

 

"Penjelasannya bukan untukku, tapi untuk Perusahaan Patera Akasia. Kalau ada kebocoran informasi orang dalam, bagaimana investasi kota bisa berlanjut?"

 

"Pak Cakra benar. Pelakunya pasti akan dihukum berat."

 

Walikota menatap penanggung jawab atas hal ini dan berkata, "Bawa semua pihak terkait untuk diselidiki."

 

Penanggung jawab itu tiba-tiba tampak sangat pucat.

 

Nindi menatap orang-orang dari Perusahaan Patera Akasia dan berkata, "Hari ini cukup sampai di sini dulu. Keputusan akan dibuat setelah hasil investigasi keluar."

 

Ketua tim menatap Cakra dengan takut. Siapa sangka orang ini adalah penerus keluarga Julian yang terkenal itu?

 

Dengan adanya pria ini, Perusahaan Patera Akasia pasti aman dari masalah.

 

Cakra menambahkan, "Semua orang nanti pasti akan diberi penjelasan tentang apa yang terjadi hari ini."

 

Ketua tim buru-buru mengangguk dan berkata, " Kalau begitu, kami permisi dulu."

 

Setelah rekan-rekannya berkemas dan pergi, Nindi berkata, "Kalau bukan karena kamu, kami pasti sudah diusir dari sini. Nyonya Martha kejam banget, dia bahkan mengusir Zovan."

 

Kalau saja Zovan ada di sini, ini tidak akan terjadi.

 

"Nyonya Martha kehilangan banyak uang dalam investasi baru-baru ini, jadi dia benar-benar ingin proyek ini berhasil. Kalau bukan karena itu, dia nggak akan menyinggung Zovan."

 

"Pantas saja dia buru-buru menjodohkan Yanisha sama Darren. Ternyata ada maksud lain!"

 

Nindi menatap Cakra, lalu bertanya, "Tapi kalau hari ini kamu melakukan semua ini, bukannya kamu menyinggung Nyonya Martha?"

 

"Kamu pikir Nyonya Martha nggak tahu kalau Zovan dan aku mendirikan perusahaan ini sama-sama?"

 

"Kalau begitu, waktu dia menyuruh Zovan pergi, apa dia nggak takut kamu bakalan datang?"

 

Nindi merasa ini agak aneh. Di jamuan makan keluarga Ciptadi hari itu, Nyonya Martha tampanya tahu tentang hubungannya dengan Cakra di masa lalu.

 

"Itu karena Nyonya Martha tahu kamu ketemu nenekku di rumah sakit. Dia kira kita bertengkar, jadi dia yakin aku nggak bakalan datang buat bantuin kamu."

 

Cakra memandang Nindi dengan hati-hati, lalu berkata, "Zovan yang bakalan menangani urusan Nyonya Martha. Tapi, aku ingin tahu pendapatmu."

 

"Menurutku, Keluarga Lesmana nggak boleh dibiarkan bangkrut untuk sementara waktu."

 

Nindi menatapnya, lalu melanjutkan, "Nona Mia seharusnya sudah memberitahukan rencanaku. Sania sekarang bertanggung jawab atas proyek ini dan bakalan segera menangani sejumlah besar uang. Aku ingin mengikuti petunjuk untuk mencari tahu siapa dalang di balik semua ini."

 

"Oke, aku paham. Kalau kita melepaskan mereka begitu saja, dalang di balik layar itu mungkin akan curiga."

 

Nindi mengangguk dan menjawab, "Betul, jadi drama ini harus dimainkan sampai tuntas. Aku ingin tahu, apa Nyonya Martha benar-benar bakalan mundur dari investasinya dengan Keluarga Lesmana?"

 

"Kurasa nggak bakal mundur. Nyonya Martha bakalan minta ibuku dan memanfaatkan hubungan pribadi yang dia punya."

 

"Di pihakku, mungkin ada seseorang dari Keluarga Lesmana yang mencariku. Nanti aku akan lihat langkah mereka dan cari cara untuk menghadapinya.

 

Setelah Nindi selesai berbicara, dia melirik pria di sampingnya dan berkata, "Kalau begitu aku kembali ke kampus dulu."

 

"Biar kuantar."

 

"Nggak usah, aku bisa pulang naik kereta sendiri saja, gampang kok."

 

Nindi mundur sedikit dan menatap Cakra sejenak." Terima kasih untuk bantuanmu tadi," ucap Nindi.

 

"Jadi, gimana caramu balas budi padaku?"

 

Pria itu bertanya sambil memandang Nindi dengan cemas.

 

Nindi mendongak dan menjawab, "Pak Cakra, kamu 'kan juga pemilik perusahaan? Aku sudah berterima kasih, kok masih minta lebih?"

 

Cakra tersenyum tak berdaya. "Otakmu semakin pintar saja," jawabnya.

 

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Besok aku bakalan ke kantor untuk menguji sampel lagi. Masih ada yang perlu diperbaiki."

 

Setelah selesai bicara, Nindi langsung pergi.

 

Dia mendongak menatap langit di luar dan menahan kepedihan dalam hatinya.

 

Nindi langsung kembali ke sekolah dan menceritakan semua yang telah terjadi.

 

Mendengar hal itu, Yanisha dan Galuh tertawa terbahak-bahak hingga perut mereka sakit.

 

Yanisha berkata, "Ini pasti pukulan besar untuk Kak Darren. Dia sombong banget, harga dirinya pasti hancur."

 

"Iya, aku puas sekali melihatnya hari ini."

 

Nindi belum pernah melihat Kak Darren dalam keadaan sangat memalukan.

 

Saat itu, tiba-tiba ada panggilan telepon dari Darren.

 

Nindi melirik layar ponselnya, tetapi tidak mengangkat telepon itu.

 

Sesaat kemudian, sebuah pesan muncul, "Nindi, kalau kamu nggak angkat telepon, aku bakal hancurin semua barang pemberian ayah dan ibu! Termasuk barang-barang peninggalan mereka!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 688 Bangkit dari Luka ~ Bab 688 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.