Membakar Langit ~ Bab 2384

  

Bab 2384

 

Seseorang menyahut dengan keras.

 

"Kenapa kamu marah? Aku cuma bilang begitu ... " ujar si Tetua itu.

 

"Pablo, ada apa denganmu? Kamu nggak bisa menjaga ucapanmu, ya! Kalau kamu terus bersikap seperti ini, kembalilah ke keluargamu dan segera merenung!" seru Alex dengan nada kesal.

 

Nama marga dari Tetua itu adalah Derian dan dia bernama Pablo Derian. Dia seseorang yang direkrut oleh keluarga dan merupakan master ilahi tingkat dua. Awalnya, master ilahi tingkat dua tidak memenuhi syarat untuk menjadi Tetua keluarga Romli.

 

Hanya saja ketika Kota Sentana sedang kacau, Pablo tiba-tiba datang ke Kota Sentana dan meminta untuk bergabung dengan keluarga. Saat itu, keluarga Romli juga sangat waspada untuk menghadapi Enam Jalur Puncak Kematian. Selain itu, jarang ada orang yang bersedia bergabung dengan keluarga pada saat itu.

 

Pada akhirnya, Keluarga Romli memberinya posisi Tetua dengan agak enggan untuk menghibur masyarakat.

 

Siapa yang tahu bahwa Pablo, yang baru saja bergabung dengan keluarga belum lama ini, ternyata memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Dia selalu mengatakan bahwa Saka membutuhkan waktu lama dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Sekarang dia bahkan masih menyebut tentang Adriel!

 

"Maaf... maaf, aku salah... "

 

Pablo berlutut di tanah seraya menyahut dengan tergesa-gesa. Dia terlihat seperti berusia empat puluhan dan tampak sangat tidak tenang, bahkan ekspresinya sangat rendah hati.

 

"Dasar nggak berguna!"

 

Alex menatapnya tajam, lalu membungkuk pada Reagan sambil berkata, "Yang Mulia, ini semua salahku karena nggak bersikap tegas pada bawahanku. Mohon maafkan aku, Yang Mulia."

 

Reagan mengerutkan kening sambil menyahut, " Lupakan saja."

 

"Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia!"

 

Pablo menyahut sambil menangis dengan penuh rasa syukur.

 

"Pergi! Tunggu sampai aku menghabisimu saat kembali nanti!"

 

Alex mengerutkan kening sambil menatapnya.

 

"Aku akan pergi!" jawab Pablo dengan tergesa-gesa.

 

Saat dia berjalan keluar, dia selalu menunjukkan sikap yang rendah hati, tidak menunjukkan sikap seorang master ilahi. Pablo bahkan menyapa semua orang di sepanjang jalan dengan senyuman.

 

Namun, ketika dia keluar dari gerbang istana kerajaan dan melihat ke dalam istana kerajaan yang megah itu, Pablo tak kuasa menahan diri untuk menghela napas dengan ekspresi yang rumit, " Nggak mudah untuk bisa datang ke sini sekali. Keluarga Romli ternyata berubah menjadi orang yang bodoh dan merendahkan dirinya seperti ini..."

 

"Bagaimana bisa seharian penuh cuma merencanakan tipu daya dan berkomplot? Sudahlah, kompetisi besar di Kota Sentana makin dekat dan berbagai makhluk aneh sudah berdatangan. Bicarakan lagi saja nanti... "

 

Sambil berkata demikian, Pablo menggelengkan kepalanya dengan putus asa. Pria itu mengangkat kakinya dan beranjak pergi. Setelah beberapa langkah, dia menghilang di jalan besar.

 

Pada saat ini.

 

Di istana kerajaan.

 

Semua orang sudah mulai berdiskusi bagaimana membagi keuntungan setelah berhasil menangkap Saka.

 

"Kalau begitu, untuk pedang setengah jadi, keluarga Romli -ku harus mempersiapkannya untuk genius dari keluarga kami... " ujar Alex dengan hati-hati.

 

Setelah kata-kata ini diucapkan, Reagan tidak mengatakan apa-apa, tetapi suasana tiba-tiba menjadi agak mengancam.

 

Alex tersenyum getir, merasa agak putus asa. Dia juga tahu bahwa Reagan menginginkan pedang setengah jadi itu. Bagaimanapun, itu adalah benda suci dari pewaris Tabib Agung.

 

Namun, demi orang genius dari keluarga Romli, dia harus angkat bicara.

 

"Haha, itu juga bagus."

 

Setelah hening beberapa lama, Reagan tiba-tiba memecah keheningan itu, lalu tersenyum seraya berkata, "Tapi kamu harus berjanji kalau kamu nggak menginginkan apa pun kecuali Teknik Penerobos Surgawi sègel pertama dan pedang setengah jadi. Jangan menginginkan yang lainnya lagi."

 

Alex melihat pria itu dengan aneh, lalu menatapnya dalam-dalam seraya menjawab, "Keluarga Romli -ku tahu bagaimana harus bersikap. Yang lainnya adalah milik Yang Mulia."

 

"Baguslah kalau begitu."

 

Reagan tersenyum sambil berkata, "Semuanya, silakan pulang."

 

Alex menyuruh yang lain pergi terlebih dahulu, sementara dia tetap tinggal dan bertanya kepada Reagan dengan suara pelan,. "Yang Mulia, aku ingin tahu apa Yang Mulia bisa memberiku sebagian dari... Ramuan Pengikat Hati itu?"

 

Reagan menatapnya, tersenyum sambil menjawab, " Kalau sudah mendapatkannya, aku akan memberimu satu."

 

Setelah semua orang pergi, Reagan langsung bangkit, pergi ke halaman belakang. Dia berjalan melewati taman dan tiba di sebuah rumah sederhana yang terlihat tenang.

 

Tidak ada seorang pun di sana. Dia merapikan pakaiannya, melangkah maju, mengetuk pintu dengan pelan sambil berkata dengan nada penuh hormat, "Reagan ingin bertemu denganmu."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2384 Membakar Langit ~ Bab 2384 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.