Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 74

BAB 74

 

Tentu saja, Stella sama sekali tidak menggubris ucapan Athena tersebut. la terus memandang Jackie dengan tatapan dingin penuh amarah.

 

Melihat Jackie masih saja duduk di tempat ia berada, Stella berucap, "Kenapa kamu diam saja dokter palsu, apakah kau takut sehingga menjadi kaku di sana?"

 

Tidak sama sekali. Orang yang ia tantang menaruh kembali gelas anggurnya di atas meja, seraya menatap Stella. Dia sudah bisa menebak, siapa orang yang mendatangi dirinya tersebut.

 

"Ada apa kau datang kemari dan marah-marah padaku seperti itu, Nona?" santai Jackie menanggapi Stella.

 

"Dasar kau sampah masyarakat! Berani-beraninya kamu mencari masalah dengan kakak seperguruanku! Aku datang kemari untuk menggantikan dia menandaskanmu, berengsek!" ujar Stella disertai makian.

 

Alis kanan Jackie terangkat sedikit karena penuturan Stella. la pun langsung tahu, rencana seperti apa yang telah disusun oleh Xander. la pun menanggapi musuh.

 

"Kenapa Xander tidak datang sendiri saja jika dia ingin menghadapiku? Ah, ya. Mungkin dia takut dirinya terluka... selain itu, ia khawatir Vanessa Halim jadi tidak suka padanya dan kesempatan dia untuk bersanding dengan Vanessa lenyap sudah. Begitu bukan?" kata Jackie santai.

 

Mendengar bagaimana Jackie bagai menuding bahwa Xander telah jatuh hati pada Vanessa-padahal memang kenyataannya benar demikian-Stella menjadi geram setengah mati.

 

"Gosip murahan macam apa itu? Pasti kamu bermaksud untuk merusak hubunganku dengan Kak Xander, iya kan? Sayangnya, aku tahu. Dia hanya mencintaiku seorang. Kamu telah mencari gara-gara dengan dia. Oleh karena itu kau harus mati...!"

 

Usai la berbicara, Stella menghentakkan tubuh. Seketika itu, dia melayang tipis di atas lantai ruangan VIP berlapis karpet tersebut dan melesat ke arah Jackie. Seraya, menghujamkan ujung mata pedangnya ke arah titik jantung lawan.

 

Baik Athena maupun Siska tak bisa apa-apa. Mereka hanya bisa terperangah pada saat murid Dian Diagano itu telah siap untuk menghabisi nyawa musunya. Mereka tahu, murid Kuil Surya Ungu tidak bisa dianggap remeh.

 

"Jackie

 

"Dia..."

 

Dalam hati, Athena dan Siska menyangka Jackie akan terkena tikaman Stella. Namun, mereka menyaksikan hal yang tak mereka duga sebelumnya.

 

Silling!

 

Tapl

 

Masih duduk tenang pada kursi yang dirinya tempati, Jackie menahan pedang penyerangnya dengan menghapit mata senjata tajam itu menggunakan telunjuk dan jari tengah.

 

Terang saja Athena dan Siska dibuat terkejut bukan main, begitu juga Stella yang terperangah karena serangannya dimentah sedemikian mudah.

 

"Ap-apa?! Orang ini.. dia mampu menahan seranganku..?!" Stella terkejut bukan main karenanya.

 

Sayang. Emosi Stella sudah tersulut karena mengetahui Jackie telah membuat Xander dan kakeknya panas hati. Sehingga, ia buru-buru mencari informasi, kemudian datang ke Phoenix Bistro guna membunuh musuh kakak seperguruannya yang ia cintai.

 

Dia melakukan hal seceroboh itu dengan alasan agar Xander dapat mengetahui betapa sebetulnya dia sangatlah berarti bagi Stella.

 

Sekarang, Stella dibuat terkaget-kaget, la tidak tahu jika Jackie adalah seorang ahli bela diri. Karena pada saat membicarakan Jackie, seolah Xander menganggap sang dokter sebagai sosok yang tidak ada apa-apanya bagi si Tuan Muda Rilley.

 

"Heugh_1"

 

Mengetahui serangannya dipatahkan begitu saja oleh Jackie, Stella bermaksud untuk menarik pedanganya kembali.

 

Namun sekarang, ia terperangah. Tatkala, mengetahui pedangnya yang disentuh oleh Jackie tak dapat dilepaskan begitu saja, layaknya paku yang tertancap dalam-dalam pada tembok.

 

Saat itulah Stella memandang Jackie dengan keheranan. "Orang ini.. aku tidak menyangka dia memiliki kekuatan hingga sejauh inil"

 

"Hmmh..!" Jackie mendengus satu kali tanda dirinya tertawa, dengan maksud merendahkan Stella. "Apakah kau tidak diberitahu oleh kakak seperguruanmu itu bahwa aku tidak mudah ditaklukkan? Sepertinya Xander bermaksud mencelakakanmu, Nona."

 

"Berengsek, kau..!" umpat Stella singkat sambil terus berusaha menarik kembali pedanganya. Tapi tentu saja tidak bisa.

 

"Yang berengsek itu kakak seperguruanmu, Nona. Semestinya ia sudah tahu bahwa aku telah berhadapan dengan Clark Harianto di Bandara Utama Kota Bunga. Tapi sepertinya, Xander tidak memperingatkanmu," kalem Jackie berceloteh.

 

"Diam kamu!" bentak Stella.

 

"Kalau memang Xander tidak memberitahumu, jelas sudah. Dia tidak menganggap nyawamu penting. Kamu hanya diepralat oleh kakak seperguranmu itu," lanjut Jackie.

 

Sudah bisa dipastikan, Stella tidak percaya dengan semua yang Jackie sampaikan padanya. "la tidak memberitahu, karena apa istimewanya dirimu, bandit!" dia terus bercerocos.

 

"Baru memiliki kemampuan seperti ini saja, kau sudah berani pongah di hadapanku. Memang kamu itu cari perkara. Oleh karena itu, kamu layak diberi pelajaran... makan ini!"

 

Dengan segera, Stella bermaksud untuk lanjut menikamkan pedangnya pada Jackie. Tetapi, tidak bisa. Lalu, Jackie seperti menyalurkan tenaga pada jemarinya.

 

Trang!

 

"Hwuaaah...!"

 

Mengejutkan. Seketika itu, pedang milik Stella patah. Bersamaan dengannya, tubuh Stella juga terlempar hingga beberapa meter ke belakang karena teknik yang dikerahkan Jackie.

 

Bluk!

 

Sontak, tubuh Stella berguling-guling di atas lantai berlapis permadani dari salah satu ruang VIP Phoenix Bistro tersebut.

 

"Grhhhkh_!"

 

Mulut Stella meneteskan darah. la memandang ke arah Jackie yang masih saja duduk santai. Posisinya juga nyaris tidak berubah sama sekali.

 

"Nona, dengarkankan aku. Xander itu membenciku karena dia menaruh hati pada perempuan yang sangat dekat denganku. Sadarlah, kamu hanya diperalat oleh kakak seperguruamu itu. Jangan sampai engkau terluka karenanya," Jackie memaparkan.

 

"Tidak, aku sama sekali tidak percaya dengan omong kosongmu itu," ucap Stella sembari menyeringai tipis. "Kak Xander itu mencintaiku..., bukan wanita lain!" ambeknya.

 

Melihat tingkah Stella, Jackie menaruh perasaan iba pada perempuan dari Kota Lintang tersebut. Dengan begitu mudahnya, ia dikadali oleh Xander. la pun berkata.

 

"Jika kamu tidak percaya, coba tanya saja pada orang satu perguruanmu itu. Apakah ia menyukai Vanessa Halim atau tidak. Tapi pesanku: siapkan hati dan mentalmu untuk mendengar jawaban dia," ucap Jackie blak-blakan.

 

Memperhatikan apa yang terjadi sejak tadi, Siska yang menaruh kekaguman terhadap Jackie angkat bicara. "Betul itu! Aku menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana Xander menyatakan cinta pada Kak Vanessa. Tetapi, dia ditolak oleh sang putri Halim!"

 

Siska terus membela Jackie. "Lagi pula menurutku, Dokter Jackie adalah pasangan yang serasi bagi Vanessa Halim!"

 

Mengetahui seperti apa kemampuan medis yang Jackie miliki di usia muda dan kini, melihat di depan mata kesaktian ilmu bela diri sang dokter, Siska bak menjadi penggemar berat Jackie. Sehingga, dia terang-terangan mendukung sang dokter.

 

"Pantas saja jika Vanessa lebih memilih Jackie. Karena anak muda ini hebat sekali!" batin Siska terpukau.

 

"Ha... ha ha..!" Stella tertawa lemah. "Mau kalian bersekongkol seperti apapun..., aku tetap tidak akan mempercayai omongan kalian! Kak Xander tidak akan berdusta padaku."

 

Terlihat santai-santai saja sejak tadi, akhirnya Jackie menghela napas. Benar-benar, Stella telah dibuat buta hati oleh Xander. Jelas-jelas si Tuan Muda Rilley memperdayai dirinya. Akan tetapi, Stella malah menaruh kepercayaan terhadap Xander.

 

"Terserah kamu saja, Stella. Aku lelah meyakinkan dirimu. Padahal aku sudah kasihan terhadap dirimu yang diperalat oleh kakak seperguruanmu."

 

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 74 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 74 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.