BAB 73
Jackie tidak menyangkali. Apa yang
dikatakan Siska ada benarnya, la perlu menyetarakan status atau dalam hal ini,
kelasnya sejajar dengan Vanessa.
Akan tetapi jika membicarakan
mengenai kerja sama, Jackie baru saja menjalankan rencananya bersama dengan
Arthur Wijaya. Sukarman termasuk di dalamnya. Sehingga, ia berucap pada Siska
dan Vanessa yang duduk menghapit dia. 1
"Bu Siska, Athena... terima
kasih untuk penawaran kalian. Tapi aku memohon maaf. Untuk saat ini, aku sudah
menjalankan sendiri apa yang telah aku rencanakan. Mungkin kita bisa menjalin
kongsi di lain kesempatan."
Terang saja, Athena tertegun karena
penolakan dari Jackie tersebut. Awalnya, ia sudah percaya diri bahwa dirinya
akan bisa membuka sebuah peluang baru bagi keluarganya Namun ternyata. Jackie
menolak niatnya.
Meski Jackie telah menolak dengan
halus, raut Athena yang sebelumnya cerah menjadi muram. Sebisa mungkin ia
membuat mimik datar. Tidak bisa. Kekecawaannya tetap membayang pada paris
cantiknya tersebut.
Pasalnya, dia sudah jauh-jauh datang
dari kotanya, tetapi Jackie malah menolak usulnya. Siska juga terkaget-kaget
karena sang dokter bagai sama sekali tidak tertarik dengan tawaran mereka.
"Dokter Jackie, aku rasa Anda
perlu mempertimbangkan penawaran dari Kak Athena. Sebab menurut hematku, kerja
sama ini bakal sama-sama menguntungkan bagi Anda, juga Keluarga Arwana."
"Tapi Bu Siska. Dengan hormat.
Aku benar-benar belum bisa menerima apa yang Athena ajukan terhadapku. Karena
aku sudah menyusun rencana-rencanaku. Seandaikan penawaran ini telah masuk
sejak beberapa hari yang lalu, mungkin aku masih bisa menerimanya."
Perkataan Jackie sebetulnya sudah
sangat menjelaskan alasan dari penolakannya. Tetapi tetap saja, Athena
sepertinya merasa sangat kecewa.
"Jika menang Kak Jackie tidak
tertarik untuk menjalin kerjasama dengan keluargaku, ya sudahlah. Anggap saja
pertemuan ini tidak pernah terjadi, Athena bermaksud menegaskan, Jackie tidak
akan mendapat kesempatan kedua untuk bekerja sama dengan Keluarga Arwana.
Baru saja, Athena menampakkan sikap
angkuhnya. la berpikir bahwa dirinya telah memiliki inisiatif datang ke Kota
Bunga, demi mengajak Jackie menjalin kongsi dengan kelaurganya yang sangat
berpengaruh.
Bermaksud untuk melakukannya dengan
tulus, Jackie malah menolak dia mentah-mentah. Merasa keluarganya sangat
dihormati banyak orang, sifat besar kepalanya mengemuka.
Athena meraih gelas berisi anggurnya
seraya berucap, "Meski Keputusan Kak Jackie cukup mengecewakan bagiku, aku
tetap senang bisa berjumpa denganmu, Kak," ucap dia lalu menenggak habis
anggur mahal tersebut.
"Athena, sekali lagi, aku
memohon maaf. Penolakanku bukan berarti aku tidak tertarik dengan penawaran
keluargamu. Hanya saja sekarang, karena aku telah menjalankan rencanaku,
mungkin aku sudah memiliki banyak musuh," terang Jackie membujuk.
"Tidak tahukah Kak Jackie berapa
banyak orang yang menganggap keluargaku sebagai rival mereka dan Keluarga
Arwana malah semakin disegani?" timpal Athena dingin.
"Nah..., oleh karena itu, aku
tidak mau menambah masalah yang mesti dihadapi oleh Keluarga Arwana,"
terang Jackie.
Begitu Jackie berkata demikian,
Athena mendelik ke arah pemuda tampan yang duduk di sebelahnya. Rupanya, apa
yang diucapkan Jackie membuat hati Athena membara.
"Masalah merupakan bagian dari
proses, Kak Jackie. Keluarga kami sudah terbiasa dengannya! Tolonglah, jangan
sampai Kak Jackie mernandang rendah keluargaku. Atau mentang-mentang aku adalah
seorang perempuan, sehingga Kak Jackie tak mau membicarakan bisnis denganku?"
Melihat Athena gusar karena celotehan
Jackie, Siska berusaha menengahi. "Kak Athena, aku rasa. Dokter Jackie
sama sekali tidak bermaksud mermehkanmu apalagi keluargamu. la hanya sudah
menjalankan rencananya sebelum kau menyampaikan maksud kedatanganmu kemari."
"Ya, Bu Siska, aku
mengerti," Athena mulai merajuk. Walau begitu, ia berucap. "Tapi
setidaknya..., kita sudah berteman dengan Kak Jackie. Seandaikan Kak Jackie
pergi ke Kota Lintang, aku tetap akan menyambut dia sebagai tamu agung. Sebentar,
aku ingin ke belakang."
Bukan. Athena tidak ingin pergi ke
toilet. Dia hanya ingin menumpahkan kekecewaannya sendiri saja. Namun begitu ia
keluar dari ruang VIP dan menutup pintu, Athena terkejut.
Dari arah sebelah kanan yang
merupakan lorong menuju bagian belakang Phoenix Bistro, dirinya melihat ada
seseorang yang tengah berkelahi dengan petugas keamanan.
Semuanya berlangsung dengan cepat.
Petugas keamanan Phoneix Bistro itu dibuat roboh oleh lawannya. la ditumbangkan
seorang wanita berbusana pas di badan berwarna kemerahan dan membawa sebilah
pedang.
"Stella ?!" ucap Athena
setelah memperhatikan siapa perempuan dengan lekuk tubuh indah tersebut.
"Kenapa kamu ada di sini?!" katanya lagi terheran-heran.
Rupanya, Stella juga terkaget-kaget
saat melihat ada Athena Arwana berdiri di depannya. Disertai persaan geram,
Stella balas bertanya.
"Kau..! Sedang apa kamu di Kota
Bunga, Athena? Apakah Keluarga Arwana tengah tidak ada kerjaan sehingga kamu
diutus untuk datang bermain ke sini?" tanya Stella sinis.
Dari cara Stella membalas pertanyaan
Athena, tampak benar kedua wanita yang berasal dari Kota Lintang itu tidak
memiliki hubungan yang baik.
"Sama sekali bukan urusanmu,
Stellal Aku rasa diriku tidak perlu memberitahukan apa yang sedang aku lakukan
di sini. Apalagi terhadap anggota Kelaurga Karlos yang terkenal picik! Athena
membalas tidak kalah menyinggung.
"Jangan berbicara sembarangan
kamu, Arwana! Aku memang seorang Karlos. Tetapi, aku memiliki cara sendiri
untuk membuat namaku disegani orang!" ujar Stella galak.
"Apa, kamu ingin memamerkan diri
lagi bahwa kau adalah murid dari Dian Diagano? Jangan tinggi hati, Stella.
Keluargaku juga mengenal para Master yang akan dengan senang hati
menghadapimu!"
Bibir Stella sontak membentuk
seringai tak menyenangkan. Padahal, parasnya cukup cantik. Dia menyambut ujaran
Athena.
"Keluarga Arwana bukanlah
tandinganku, 'Tuan Putri! Tunggu aku kembali ke kota kita, aku akan membungkam
keluargamu! Tapi sekarang, aku datang bukan untukmu. Jadi, minggir kau!"
Selesai berkata-kata, Stella berlari
ke arah Athena yang langsung menyingkir karena seolah, si putri Arwana bisa
menebak apa yang akan dilakukan musuhnya tersebut.
Begitu tiba di depan pintu tempat
Athena berdiri sebelumnya, tanpa ragu, Stella melakukan lompatan. Lantas, kaki
kirinya melepas tendangan.
Bruak!
Melihat Athena seperti dikuasai
amarah, Athena tetap tenang. Sebenarnya, dia sudah benci setengah mati melihat
murid Kuil Surya Ungu tersebut.
Sebagai salah satu lawannya, Athena
sudah bersiap-siap apabila Stella akan menyerang dia. Tapi ternyata, perempuan
berbusana merah ketat itu tengah mencari orang lain.
"Akhirnya aku bertemu denganmu,
dokter laknat...!" bentak Stella penuh nafsu setelah ia mendobrak ruangan
VIP tempat Jackie berada. la menunjuk calon lawannya seraya menggengam pedang
yang berada di tangan kanannya.
Terang saja, Siska sangat terkejut.
Tapi Jackie lain lagi. Dia tetap duduk pada tempat dirinya berada. Malah, ia
mengambil gelas berisi anggur dan menenggaknya begitu kalem.
Menyaksikan apa yang terjadi, Siska
bangkit dari tempat duduknya. Athena juga segera menyusul masuk, karena ia
ingin tahu. Apa yang terjadi antara Stella dengan Jackie.
"Tu-tunggu dulu..., ada apa ini
sebenarnya?" ujar Siska kebingungan.
Sama seperti Athena, Siska sudah
mengetahui bahwa Stella merupakan murid dari Dian Diagano. Kemampuan bela diri
wanita itu tidak bisa dibilang biasa saja.
"Tak ada urusannya denganmu,
wanita jalang!" Stella memaki Siska.
"Stella, Dokter Jackie merupakan
tamu kehormatanku. Kamu berani menyentuh dia sedikit saja, aku tidak akan
pernah memaafkanmu!" ancam Athena.
No comments: