Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 81

BAB 81

 

"Selamat Pagi Pak Hendra, Bu Anita astaga.., tuan putri Sherina ini sangatlah cantik," Arthur menyapa para tuan rumah dengan begitu ramah

 

Gara-gara dia, Sherina tersipu-sipu malu. Bukan apa-apa. Yang memuji dia adalah kepala keluarga salah satu famili paling berpengaruh di Kota Buriga. Sehingga, dia gede rasa juga.

 

"Silahkan duduk, Opa, akrab Jackie menyambut Arthur.

 

"Terima kasih, Dokter Dewaku," ucap Arthur. Dia duduk pada sofa yang diperuntukkan bagi satu orang yang berada di sebelah koleganya. Lalu, dia berkata.

 

"Aku harus memujimu, Jackie. Langkah yang kau ambil sangatlah cerdas. Farhan bakal menemui kegagalan karena manuvernya sendiri."

 

Menyaksikan bagaimana Arthur terlihat tenang-tenang saja bahkan cenderung santai dan baru saja berucap seperti demikian, kedua orang tua dan adik Jackie keheranan karenanya.

 

"Ma-maaf, Pak Arthur. Aku pikir.., saat ini situasinya sedang genting. Di televisi maupun internet, orang-orang tengah memojokkan keluarga Anda karena dianggap telah mencuri resep Obat 10 Lengkap dari Farhan. Kenapa, Bapak kelihatannya tidak resah?" lugu Hendra bertutur.

 

Penuturan Hendra yang diakhiri dengan pertanyaan tersebut malah membuat Arthur tersenyum lepas. Sama sekali tidak ada beban terpancar dari wajahnya.

 

"Pak, Tidakkah keluarga Bapak ingin memberikan tanggapan mengenai hal ini? Agar, perkara ini dapat segera... paling tidak mereda," tambah Anita.

 

"Papa-mama Jackie, aku tidak resah dan sepertinya, kami tak perlu melakukan klarifikasi untuk hal ini," jawab Arthur. Kini, rautnya kelihatan jenaka.

 

Semakinlah Hendra, Anita dan Sherina terheran-heran melihat gestur yang ditunjukkan oleh Arthur. Tapi rupanya, Arthur memahami kegelisahan yang dirasakan oleh keluarga partner bisnisnya tersebut. Sehingga, dia kembali berkata.

 

"Aku sudah bermain di ranah indsutri farmasi selama puluhan tahun. Sedikit banyak, aku tahu bahan-bahan yang digunakan untuk sakit ini, penyakit itu. Ya.., hanya dasarnya saja. Yang aku tahu, sulit untuk menemukan bahan baku bagi obat yang bisa dibuat Jackie."

 

Bukannya merasa lega, Hendra, Anita juga Sherina semakin pensaran dengan penjelasan Arthur barusan. Mereka terus menahan rasa ingin tahunya sedangkan Arthur melanjutkan.

 

"Para ahli yang bekerja untukku sudah memperkirakan apa saja bahan yang digunakan Farhan untuk menciptakan... 'obat ajaib palsu'-nya itu! Tidak mungkin bahan-bahan tersebut bekerja secara bersamaan. Pasti ada yang gagal, atau malah menimbulkan efek samping."

 

Pemaparan Arthur membuat kedua orang tua dan adik Jackie itu tertegun. Mereka juga merasa ngeri sendiri. Sebab, Farhan kemungkinan telah bermain-main dengan resep obat-obatan. Bagaimana jika terjadi sesuatu nanti?

 

"Peneliti-peneliti di perusahaanku sudah mendapatkan obatnya Farhan tersebut. Mereka sudah mendalaminya dan tentu saja tidak mungkin obat abal-abal itu akan menimbulkan efek serupa dengan Obat 10 Lengkap yang asli. Mustahill" pasti Arthur. Masih saja dia tersenyum.

 

Akhirnya Jackie turut buka suara. "Aku telah mendapat informasi dari anak buah Samuel. Sudah ada orang yang mulai meragukan khasiat obat palsu tersebut. Kita lihat apa yang terjadi setelah menyadari, siapa yang membuat Obat 10 Lengkap abal-abal."

 

Setelah sedari tadi mereka merasa emosi dan seolah ingin menuntut Jackie juga Arthur berbuat sesuatu untuk menyelesaikan permasalah yang tengah mereka hadapi, kini Hendra, Anita dan Sherina bisa kembali merasa lega.

 

"Pantas saja sejak tadi... Opa dan Kak Jackie sama sekali tidak terlihat panik...!" komentar Sherina.

 

"Tak usah panik, cucuku sayang," balas Arthur. "Kamu tidak meragukan kemampuan kakakmu dan betapa hebatnya perusahaan obat-obatan opamu ini, bukan?" kelakar Arthur dengan mimik jenaka pada Sherina yang tercengar-cengir. la kembali berucap.

 

"Farhan itu terkenal sebagai ketua ikatan dokter yang disebut: 'tidak ada kontribusinya' bagi sebagian orang. Nah, sekarang, aku tidak tahu lagi. Apa yang akan dilakukan oleh masyarakat setelah menyadari bahwa mereka telah ditipu mentah-mentah oleh dia."

 

"Dia hanya menggunakan pengetahuannya untuk dirinya sendiri. Menjilat ke sana kemari, lalu ia beruntung menjadi dokter kepercayaan orang-orang besar. Padahal, kemampuannya tidaklah setinggi itu," Jackie bersuara lagi. Dia melanjutkan.

 

"Semestinya, dia mendengar kata-kataku. Dirinya perlu untuk belajar lebih banyak lagi. Bukan hanya sesurnbar sana-sini dan sekarang malah berusaha menyaingi kita dengan cara yang curang."

 

"Duit, Jackie. Duit! Yang ia pikirkan dengan posisinya sebagai Ketua Ikatan Dokter Makara adalah mendapat keuntungan dari jabatannya yang tidak penting itu, Menurutku, lebih baik Dokter Baron saja yang menduduki posisi tersebut," Arthur menambahkan.

 

Semua yang diungkapkan oleh Jackie dan Arthur bisa jadi membuat semua anggota keluarga Jackie merasa lebih tenang. Akan tetapi, mereka merasa miris juga.

 

Pasalnya, Farhan semestinya adalah seorang dokter brilian. Namun keinginannya untuk meraup keuntungan dan ingin mendapat kedudukan tinggi dalam kehidupan sosial telah membuat sang dokter lupa. Bahwa semestinya, dia melayani orang banyak. Bukan mencari kehormatan.

 

"Baik Dokter Farhan maupun Keluarga Harianto belum menyadari. Kehancuran mereka tinggal menghitang waktu," ucap Jackie.

 

Tiga tahun lalu, Jackie sempat merenungi nasib karena keburu napsu terhadap Gerald. Meski, mau tidak mau, ia harus membela kehormatan Sherina.

 

Saat dirinya tiba di Bawah Sembilan, sempat terpikirkan oleh Jackie bahwa hidupnya berakhir sudah. Tapi siapa sangka. Di dalam sel, Jackie berjumpa dengan Dewa Agung dan mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya. Lalu, Dewa Agung mengangkat dia sebagai murid.

 

Sekarang, Jackie bertekad untuk menundukkan Keluarga Harianto. Bukan hanya karena apa yang diperbuat Gerald terhadap dia.

 

la juga sudah beberapa kali mendengar apa yang dilakukan keluarga Harianto dalam berbisnis. Contohnya sekarang. Demi menjatuhkan Keluarga Wijaya, mereka melancarkan strategi yang licik. Tapi, mereka akan segera kena batunya.

 

"Oh ya, Jackie cucuku," Arthur kembali bersuara. "Apakah kau mau berjumpa dengan beberapa kawanku dari luar daerah untuk membicarakan pengembangan bisnis kita ini?"

 

Terdiam sejurus, Jackie pun menjawab, "Tidak sekarang, Opa. Aku rasa belum tepat waktunya bagi kita untuk memperluas bisnis. Sebab, kita harus membungkam dulu Dokter Farhan dan Keluarga Harianto. Dengan begitu, reputasi kita juga akan menjadi jauh lebih baik."

 

"Benar juga kamu! Ya sudah, bagaíma kamu sajalah! Aku ikut kamu, cuek Arthur berkata agak kocak. Sehingga, Hendra, Anita dan Sherina ingin tertawa rasanya.

 

Hari berlalu. Pagi itu, Obat 10 Lengkap versi Farhan yang diklaim lebih sempurna dibanding 'tiruan'-nya mulai menuai kritik dan kontroversi. Karena, masyarakat sudah bisa menilai. Khasiatnya sangat jauh jika dibandingkan dengan yang asli.

 

"Obat macam apa ini? Dampaknya sama sekali tidak terasa. Badanku masih sakit-sakit karenanya!"

 

"Katanya, ini adalah Obat 10 Lengkap yang sebenarnya. Asli dari mana? Batukku tidak kunjung membaik!"

 

"Obat sampah! Perutku tidak sembuh-sembuh setelah mengonsumsi obat yang konon ajaib ini."

 

"Apakah kita sudah ditipu? Demam ayahku tidak kunjung turun dan sekarang terpaksa dibawa ke dokter untuk diperiksa."

 

Komentar macam-macam mulai menghujani akun-akun sosial media milik perusahaan farmasi Keluarga Harianto.

 

Terang saja, Dave Harianto kelabakan. la pun segera berusaha untuk meredakan keluhan-keluhan yang mulai menghujat perusahaannya tersebut.

 

"Kerahkan para buzzer kita untuk membela merek dagang kita, cepat! Kalau tidak, kita akan celaka!"

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 81 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 81 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 17, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.