Bab 85
Mata semua orang yang ada di depan
pekarangan belakang Kelaurga Harianto tertuju pada Chuck. Mereka menatap dia
penuh keterkaguman.
Pria bernama asli Charles tersebut
tinggi besar. Mungkin, bisa dbilang dua kali lipat dari Clark yang posturnya
paling kekar di sana.
Gerald tersenyum senang. Menurut dia,
sosok Charles sangat menjanjikan. Orang kulit putih tersebut tampak sangat
kuat.
"Orang seperti ini... akan
menjadi lawan yang tepat-, bukan. Bukan tepat. Melainkan: lawan yang bisa
mengalahkan Jackie!" girang Gerald dalam benaknya.
"Setelah menjalin kesepakatan
dengan PT Sejahtera, mereka pun memberiku pengawal-pengawal pribadi. Chuck
salah satunya. Dia ini merupakan juara tarung bebas internasional, bangga Shela
memperkenalkan anak buahnya. Dia berkata lagi.
"Lihat saja nanti. Satu pukulan
dari Chuck bisa menghancurkan kepala Jackie! Chuck, tunjukkan seperti apa
kekuatanmu!"
Shela memberi perintah dalam bahasa
asing pada Charles. Sang bodyguard tersenyum miring. Untuk sesaat, Charles
memandang ke sekeliling beranda. Lantas, perhatiannya tertuju pada sebuah
patung kuda di sudut teras.
Dengan santai, Charles mendekat pada
patung berbentuk hewan yang sedang berdiri menggunakan dua kaki dan dua kaki
lainnya terangat itu. Untuk sejenak, ia memperhatikan benda yang ada di
depannya. Lalu tahu-tahu saja...
"Ha!"
Dagh!
Grak!
Brual..!
Charles melepaskan pukulan tepat pada
bagian dada dari patung kuda tersebut. Dampaknya sangat mengagumkan. Patung
kuda berwarna kelabu itu langsung terbelah dan rontok.
Jelas saja apa yang baru saja
dilakukan Charles membuat Dave, putranya, Tina juga beberapa orang lain yang
berada berama mereka terperangah.
"Wow..., mengagumkan sekali.
Ternyata... Chuck ini memang adalah seorang ahli bela diri yang benar-benar
kuat!" ujar Gerald tak terkendali pada Tina yang menggangguk-angguk.
Bahkan, Clark yang merupakan
seorang-mantan-ahli bela diri juga dibuat terkagum-kagum. "Sepertinya,
orang ini benar-benar tangguh. Dia tahu cara mengerahkan kekuatan dan
tekniknya, sehingga bisa membuat patung seperti itu hancur lebur, puji dia.
Kemunculan Charles membersitkan
harapan dalam diri para anggota Keluarga Harianto. Sementara, Shela juga memuji
anak buahnya itu.
"Bagus, Chuck. Sekarang sudah
saatnya kamu menunjukkan kekuatanmu pada orang-orang yang patut
merasakannya!"
Selesai dia berkata-kata, Shela
menatap menyapu baik suami, anak dan iparnya. Terang saja, Dave, Clark, Gerald
juga Tina dibuat girang oleh pengambilan keputusannya tersebut.
Sekira satu jam kemudian. Sebuah van
mewah berwarna hitam tiba di Komplek Awania. Yanto dan para anak buahnya yang
melihat hal tersebut bertanya-tanya.
"Apakah itu tamu?"
"Orang penting mana lagi yang
akan mencari Dewa Muda?"
"Ayo, segera sambut
mereka!" titah Yanto pada bawahan-bawahannya.
Dua anggota Geng Ular Berbisa bangkit
berdiri dari tempat mereka duduk. Kemudian, mereka maju beberapa langkah untuk
bersiap menerima kedatangan tamu mereka.
Saat itulah Yanto dan yang lain
melihat. Seorang pria kulit putih, beramput cepak yang dipangkas tipis muncul
dari balik pintu van yang terbuka dengan cara tergeser.
"Orang asing?" Yanto yang
berada di belakang dua subordinatnya mentap kehadiran lelaki tersebut.
Tanpa mersa curiga sedikit pun, dua
bawahan Yanto telah bersiap untuk bertanya, ada keperluan apa orang asing
tersebut datang ke sana. Sedangkan laki-laki kulit putih itu terus berjalan
mendekat ke arah mereka.
"Ada yang bisa kami-"
Bugh!
Buak!
Sontak, Yanto terkesiap. Tamu mereka
tiba-tiba saja menghajar dua anak buahnya. Sampai-sampai, mereka jatuh
terguling-guling di pelataran lega dari rumah mewah milik Jackie.
"Hei..! Apa yang kamu
lakukan?!" bentak Yanto bertanya.
Segera itu Yanto berserta
kawan-kawannya memasang kuda-kuda. Siapa sangka, tamu yang menyambangi mereka
malah mendaratkan pukulan pada teman-temannya yang lain.
Bersamaan dengan itu, Shela menyusun
turun dari kendaraannya. Siapa yang tidak mengenal istri Dave Harianto
tersebut. Dia dikenal sebagai wirausahawan wanita yang berhasil mengangkat nama
suaminya menjadi pengusaha terkemuka di sana.
"Yanto...! Sudah lama kita tidak
bersua. Sedang apa kamu di sini? Sejak kapan kau menjadi bawahan orang
lain?" ujar Shela dengan gaya yang angkuh.
Walau bukan orang penting, sosok
Yanto dikenal banyak orang sebagai salah satu ahli bela diri di Kota Bunga.
Sehingga, Shela sendiri merasa agak
terkejut karena yang menjaga rumah Jackie merupakan orang yang memiliki
perguruan bela diri, memiliki usaha sebagai penyalur tenaga kerja penagih utang
juga satuan keamanan swasta dan pengawal pribadi.
"Bu Shela. Anda tidak
memahaminya. Jadi aku pikir, tidak usah Anda bercakap sedemikian rupa
terhadapku" jawab Yanto.
"Sungguh aneh melihatmu menjaga
rumah orang. Padahal waktu lalu, keluarga suamiku membutuhkan jasamu tetapi kau
malah jual mahal. Sekarang kamu rela untuk menjadi pengawal bagi seorang mantan
napi? Yang benar saja!" sindir Shela.
"Bu Shela, aku ada disini untuk
menjadi pngawal bagi Tuan Dewa Muda. Beliau bukanlah orang sembarangan. Jadi,
tolong jaga kata-kata Andal" Yanto tidak terima jika Jackie bagai
dipandang rendah oleh Shela.
"Tdak usah lagi membela
junjunganmu, Yanto. Karena hari ini dia akan kami habisi!" kata Shela
lagi.
"Omong kosong! Setelah semua
ini, Anda masih berani datang kemari dan berkoar-koar seperti itu. Ada apa ini?
Apakah Keluarga Harianto sudah kehabisan pria untuk menghadapi ketuaku?
Sehingga, mengutus Anda untuk datang kemari," lawan Yanto.
Tentu saja, pernyataan sinis dari
Yanto itu sangat menyinggung Shela. Dia teringat akan anak laki-lakinya yang
telah menjadi cacat. Sekarang, adik iparnya sudah tidak mampu memperdalam ilmu
bela diri sebagai akibat dari serangan Jackie di Bandara Utama Kota Kembang.
Tak ayal lagi, amarahnya semakin
membara. Dengan mata melebar dan mimik geram, Shela berkata dalam bahasa asing.
"Chuck, habisi
oserangga-serangga tak berguna ini!"
Segera itu dengan setengah berlari,
Charles datang menyerbu ke arah calon lawan-lawannya. Langkahnya bagai
menimbulkan suara berdebam karena ukuran tubuhnya yang melebihi semua orang di
situ.
"Heaaahhh..!"
Para Ular Berbisa tidak takut. Mereka
malah menghadapi Charles dengan gagah berani. Terjadi saling tukaran serangan
antara mereka.
Namun lantas, para anak buah Yanto
menyadari. Pukulan-pukulan yang mereka sarangkan pada Charles sama sekali tak
berarti bagi lawan. Sebaliknya, begitu Chuck menyerang musuh-musuhnya,
bawahan-bawahan Yanto itu dibuat terpental olehnya.
Bagh!
Bugh!
"Uwaaah..!"
"Oughhh!"
Menyaksikan betapa kuatnya seorang
Chuck, Yanto yang belum beraksi memutuskan untuk turun tangan.
"Heaaa aaah!"
Yanto dan Chuck mulai saling
menyerang. Pukulan-pukulan Yanto berhasil ditangkal dengan baik oleh rivalnya.
Giliran pengawal Shela itu yang melepaskan pukulan. Untung, Yanto masih bisa
menahannya.
Deps!
"Ukhhh!"
Saat itulah Yanto menyadari. Tenaga
Chuck ternyata sangat besar. Dia sudah menangkis serangan Chuck menggunakan
kedua tangan. Akan tetapi, tetap saja. Tubuh Yanto terpukul mundur.
Tak disangka oleh Yanto, pukulan yang
dirinya tahan membuat kedua lengannya sangat nyeri. la merasa bagai didera oleh
tembok cadas yang sangat pejal.
"Orang ini... kekuatannya bagai
monster saja!" kaget Yanto dalam hati.
Walaupun ia berhasil membuat lawannya
nyaris terjengkang, Charles tidak berhenti. Dia terus datang mendekat pada
Yanto.
Sebagai seorang guru ilmu bela diri,
Yanto tetap berusaha menghadapi Charles. Kali itu, dia menggunakan strategi
untuk mengelak dan menyerang sekali-sekali.
No comments: