Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 23

 

Bab 23

 

"Nathan, cepat lari. Tinggalkan Beluno secepatnya!"

 

Emilia sudah berulang kali memikirkan konsekuensinya. Dia tiba-tiba angkat bicara, apalagi sorot matanya juga tampak cemas.

 

Nathan berkata dengan tenang, "Aku rasa nggak perlu!"

 

Emilia sangat marah. "Kamu dalam masalah, mengerti? Apa maksudmu nggak perlu?"

 

Nathan memandangnya dengan dingin. "Lantas, kenapa? Kamu merasa aku sudah membuat masalah untuk Keluarga Sebastian kalian?"

 

"Memangnya bukan?"

 

Pertanyaan balik ini benar-benar membuat Nathan tercekik.

 

Tamara maju dan menyeret Emilia pergi. "Emilia, ayo kita pergi. Semuanya gara-gara bajingan ini. Nggak ada sangkut pautnya dengan kita. Ayo, kita pergi secepatnya.”

 

Ken juga ikut mendesak, "Kak, ayo kita pergi. Kakak Ipar akan kembali dari luar negeri besok. Dia pasti akan membantu kita mengatasinya. Grup Sebastian nggak akan terlibat."

 

Mendengar itu, Emilia berkata, "Benar, Edward akan kembali dari luar negeri besok. Asalkan dia membantu kita, semuanya akan baik-baik saja."

 

Dia menatap Nathan dengan ekspresi rumit. "Nathan, cepat lari. Jangan khawatir, aku akan minta Edward untuk menenangkan emosi Arjun. Kamu pasti akan baik-baik saja. Tapi kamu mungkin nggak akan bisa kembali ke Beluno lagi."

 

Nathan tertawa. "Benarkah? Bu Emilia benar-benar murah hati. Kamu akan minta tunanganmu untuk menyelamatkan nyawa mantan pacarmu?"

 

"Jadi, apa aku harus memberikan amplop merah pada tunanganmu yang mengagumkan itu?"

 

Menyadari ejekan dalam nada bicara Nathan, Emilia menggelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar nggak tertolong lagi. Di saat-saat seperti ini, kamu masih cemburu."

 

"Mungkin kata-kata ini kamu nggak ingin dengar, tapi Edward memang punya kemampuan untuk menghadapi Arjun. Kamu mungkin akan berkecil hati, tapi yang kukatakan semuanya adalah kenyataan."

 

Nathan berkata dengan nada cuek, "Kalau begitu, tunanganmu memang hebat. Tapi aku nggak butuh orang lain ikut campur dalam masalahku."

 

Usai meninggalkan kata-kata itu, dia pun pergi.

 

Melihat hal itu, Daniel langsung maju sambil memperlihatkan senyum ramah, "Emilia, pecundang ini nggak menghargai kebaikanmu. Cepat atau lambat, dia pasti akan celaka."

 

"Barusan aku bisa melakukan semua itu juga karena terpaksa dalam situasi itu, jadi jangan marah. Keluarga Liman kami juga akan berusaha sebaik mungkin untuk menengahi."

 

Emilia berkata dengan nada datar, "Nggak perlu. Kelak Grup Sebastian kami nggak akan merepotkan Keluarga Liman lagi."

 

Tamara berkata dengan nada meremehkan, "Daniel, Keluarga Liman nggak perlu ikut campur lagi. Edward sudah kembali. Dibandingkan dengannya, putra sulung Keluarga Liman sepertimu bukanlah apa-apa."

 

Melihat Emilia dan keluarganya berjalan pergi, wajah Daniel berubah muram.

 

Dasar murahan!

 

Tunggu saja!

 

Larut malamnya, di arena tinju hitam bawah tanah Gluton.

 

Ribuan orang berteriak sambil menyaksikan dua pria bertarung di atas ring.

 

Salah satu dari mereka memiliki badan gemuk, dengan wajah garang dan bulu hitam di dadanya. Dia meraung dan memimpin dalam penyerangan itu.

 

Lawannya hanyalah seorang pemuda berpenampilan biasa, yang memiliki wajah tersenyum dan juga ekspresi yang tidak berbahaya.

 

Pemuda yang memiliki wajah tersenyum itu bergerak secepat kilat dan langsung menyentuh leher lelaki gemuk itu dengan tangan kanannya.

 

Ekspresi pria gemuk itu seketika membeku dan langsung terpaku di tempat.

 

Para penonton bingung dan masih tidak tahu apa yang sedang terjadi.

 

Pemuda yang memiliki wajah tersenyum itu telah berjalan turun dari ring. Anak buahnya berlari menghampirinya untuk memakaikan mantel padanya.

 

Tepat di saat ini, barulah pria gemuk di panggung itu roboh.

 

Wasit datang untuk memeriksa kondisinya. Wajahnya bergetar. "Sudah mati!"

 

Ribuan penonton tertegun sejenak, kemudian bersorak kegirangan.

 

"Kak Arjun! Kak Arjun!"

 

"Kak Arjun sungguh perkasa!"

 

"Kak Arjun memang nggak terkalahkan!"

 

Arjun dijuluki sebagai Harimau Tersenyum. Dari wajahnya, dia memang terlihat tidak berbahaya, tetapi dia sebenarnya sangat kejam dan bengis.

 

"Kak Arjun, Si Botak dan lainnya sudah gagal."

 

Arjun yang baru saja meninggalkan ring tinju menerima kabar dari anak buahnya.

 

Senyuman di wajahnya tidak terlalu berubah. "Apa yang terjadi?"

 

Anak buahnya berkata dengan ekspresi tidak senang, "Si Botak bilang, mereka bertemu dengan lawan yang tangguh. Lawan sendirian mengalahkan mereka semuanya."

 

Senyuman di wajah Arjun tiba-tiba berubah. "Dasar nggak berguna! Kita punya semua informasi mengenai petarung yang berkemampuan di Beluno. Sekarang kamu bilang, lawan bisa mengalahkan belasan petarung terbaikku? Siapa yang akan percaya?"

 

Anak buah itu tertawa canggung dan tidak berani menjawab.

 

Arjun masih tersenyum dan berkata, "Baiklah, mereka yang gagal melakukan misinya kali ini akan dipotong satu tangannya sebagai permintaan maaf."

 

"Setelah itu, temukan lawan dan biarkan Rendra pergi membunuhnya. "

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 23 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 23 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.