Bab 63
Olahraga yang mereka sebut sebagai
olahraga yang dilakukan oleh para tuan muda dan nona muda dari keluarga
konglomerat ini hanyalah kegiatan yang menghambur-hamburkan uang seperti golf,
anggar, dan panjat tebing dalam ruangan.
Setelah mengikuti mereka selama
setengah jam, Nathan mulai bosan dan ingin pergi.
Elton mengenakan sarung tinju dan
bersiap duel taekwondo bersama Edward.
Yang duduk di bawah ada Emilia dan
juga teman wanitanya Elton. Sembari asyik makan camilan, kedua wanita itu juga
bertepuk tangan.
Mata Tiara juga berbinar. Meski dia
tidak sepenuhnya tergila-gila pada pemuda dari keluarga kaya seperti Edward,
Tiara masih tetap merasa bahwa dia adalah pria yang sangat menawan.
Sebaliknya, Nathan tampak duduk
sendirian di sana, diam bagaikan batu.
Mungkin pria itu belum pernah
mendengar tentang taekwondo sebelumnya. Dia hanya bisa menghancurkan dan
memukul benda secara acak.
Tiara takut Nathan merasa malu, jadi
dia pun menghampirinya dan mengingatkannya. "Regina keluar untuk menangani
urusan. Sebentar lagi dia akan kembali.
"Sekalipun kamu nggak betah di
sini, kamu juga harus duduk dan menunggunya. Jangan kabur begitu saja,
mengerti?"
Saat ini, Edward dan Elton yang
berada di atas panggung telah menyelesaikan pertarungan mereka. Mereka
melepaskan sarung tangan mereka dengan anggun dan memberi hormat kepada para
wanita cantik di bawah.
Emilia tersenyum. Edward adalah pria
yang dia pilih untuk mendampinginya. Hingga saat ini, semuanya masih tampak
sempurna.
Satu-satunya yang merusak suasana
adalah pria yang dia campakkan sebelumnya juga ada di sana sekarang.
Menyebalkan sekali.
"Tuan Edward, setelah beberapa
tahun di luar negeri, taekwondo-mu sudah meningkat pesat. Aku yakin
keterampilanmu kini juga nggak kalah dibandingkan dengan atlet taekwondo!"
"Haha. Begitulah. Selama
beberapa tahun di luar negeri ini, aku terus berlatih keras sepanjang hari
hingga berhasil mendapatkan sabuk hitam tingkat delapan!"
"Wah! Tuan Edward, kamu sudah
mendapatkan sabuk hitam tingkat delapan? Mengerikan sekali! Kalau begitu,
bukankah itu berarti kamu bahkan lebih kuat dibandingkan atlet taekwondo
profesional? Pantas saja, aku hanya bisa bertahan dua ronde tadi!"
"Haha, Elton, kamu juga nggak
buruk. Setidaknya kamu bisa bertahan dua ronde. Berdasarkan peringkatku saat
ini, meski di luar negeri mungkin masih belum bisa dibandingkan, setidaknya aku
sudah termasuk paling hebat di negeri kita sendiri!"
"Tuan Edward memang hebat.
Master taekwondo tingkat delapan seperti ini benar-benar jarang ditemukan
sekali!
Nathan tersenyum geli mendengar
perkataan mereka. Dua orang bodoh ini benar-benar berkulit tebal seperti
tembok.
Beraninya mereka membanggakan
keterampilan mereka yang biasa-biasa saja. Dasar tidak tahu malu!
Elton melirik Nathan, lalu berkata
kepada Tiara, "Tiara, mengapa nggak mengajak teman kalian ikut bermain
juga? Aku lihat dia duduk termenung di sana. Apa nggak bosan?"
Tiara berkata dengan ragu,
"Lebih baik kalian main saja. Nathan nggak mahir. Aku khawatir nantinya
hanya akan membuat masalah untukmu dan juga Tuan Edward!"
Elton sengaja memamerkan gaya meninju
udara dan berkata dengan sombong, "Nggak apa-apa kalau dia nggak bisa. Aku
bisa mengajarinya."
"Tapi tinju nggak punya mata,
jadi aku nggak bisa memastikan dia nggak terluka. Itu semua tergantung dirinya
sendiri. Lihat dia itu pria sejati atau pengecut!"
Edward memasukkan kedua tangannya ke
dalam saku dan berkata sambil tersenyum, "Tiara, biarkan Nathan bermain
dengan Elton. Pria dewasa sepertinya takut apa? Jangan khawatir, aku akan
mengajarinya beberapa gerakan. Aku nggak menjamin dia bisa menjatuhkan Elton,
tapi setidaknya akan bermanfaat baginya!"
Tiara memaksakan senyum dan berkata,
"Baiklah, aku akan bicara dengannya. Tapi Tuan Edward, kalian jangan
terlalu keras padanya."
Tiara menghampiri Nathan dan berkata,
"Nathan, mereka mengajakmu bermain. Pergilah dan bermain dengan mereka.
Kamu tenang saja. Aku sudah ingatkan mereka. Mereka nggak akan
menyakitimu."
Nathan memperlihatkan ekspresi bosan.
"Aku nggak tertarik dengan duel kecil seperti ini."
Tiara berkata dengan nada tidak
senang, "Duel kecil? Apa kamu nggak dengar barusan? Tuan Edward itu
pemegang sabuk hitam tingkat delapan? Jangan ceroboh dan mempermalukan dirimu
sendiri nantinya!"
No comments: