Bab 62
"Apa ada yang istimewa di sini?
Nona Emilia saja bisa datang, mengapa aku nggak boleh datang?" balas
Nathan dengan datar.
Emilia mengerutkan kening dan
berkata, "Nathan, aku hanya ingin mengingatkanmu. Biaya di sini sangat
tinggi. Kamu juga butuh perkenalan dari anggota klub untuk masuk ke
dalam."
Tepat di saat ini, Regina mendekat,
lalu menggamit lengan Nathan, dan berkata sambil tersenyum, "Dokter
Nathan, ayo kita masuk. Oh ya, aku sudah mengajukan kartu keanggotaan klub
seumur hidup untukmu. Kamu bisa bermain sepuasnya!"
Mendengar itu, Emilia tidak berbicara
lagi dan berbalik.
Nathan ini masih sama seperti
sebelumnya. Benar-benar tidak punya harapan lagi. 1
Edward tersenyum dan berkata,
"Sebelum aku kembali, aku dengar Regina merendahkan statusmu demi'
memelihara' gigolo nggak berguna ini. Saat itu, aku pikir itu hanya rumor, tapi
ini benar-benar di luar dugaan ...."
Dia memperlihatkan tampang kasihan,
seolah-olah memilih Nathan hanya akan membuat status Regina juga terlihat
rendah.
Tuan muda di samping Edward juga
mencibir dan berkata, "Regina, ada begitu banyak pemuda berbakat dari
keluarga kelas atas di Beluno. Mengapa kamu ' memelihara' gigolo nggak berguna
ini? Aku benar-benar nggak mengerti apa yang sedang kamu pikirkan."
Regina tidak merasa tersinggung dan
hanya berkata sambil tersenyum, "Apa yang kupikirkan bukanlah
urusanmu."
Wajah tuan muda itu tiba-tiba berubah
muram. "Regina, aku berbaik hati menasihatimu. Aku takut kamu akan
tertipu. Kamu bukan hanya nggak menghargainya, tapi kamu masih berbicara kasar
padaku? Apa maksudmu?"
Senyuman di wajah Regina mendadak
menghilang. Dia menatap pria itu dengan acuh tak acuh.
"Elton, kamu pikir kamu siapa?
Terserah aku mau bersama dengan siapa karena kamu nggak punya hak untuk ikut
campur."
"Lagi pula, memangnya kenapa
kalau aku berbicara kasar padamu?"
Wajah Elton, putra sulung dari
Keluarga Murali di Beluno, telah memerah dan berubah muram.
Namun, dia tidak berani mengamuk pada
Regina. Lantaran Keluarga Murali di Beluno masih tidak bisa dibandingkan dengan
Keluarga Suteja.
"Sudahlah, Regina. Elton juga
bermaksud baik."
"Jangan berdebat lagi. Karena
bertemu di sini, mengapa kita nggak bersenang-senang bersama?"
Edward angkat bicara untuk membantu
Elton dan sekaligus mengundangnya.
Keluarga Halim dan Keluarga Suteja
termasuk dua keluarga bangsawan besar di Beluno.
Oleh karena itu, Regina masih harus
memberikan muka kepada Edward. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Kata
-kataku nggak masuk hitungan. Kak Nathan yang harus membuat keputusan!"
Edward, Elton, dan yang lainnya
langsung mengerutkan kening.
Apa Nathan, gigolo ini punya daya
tarik yang begitu hebat? Bahkan, Regina pun bisa terpesona olehnya.
Elton tersenyum sinis pada Nathan
sambil berkata, " Bocah, yang kami mainkan adalah olahraga untuk kalangan
atas. Kalau kamu nggak punya kemampuan, keluarlah dari sini secepatnya!"
Edward mengangkat tangannya dan
berpura-pura menghentikannya, sambil berkata, "Elton, jangan menakuti
Nathan. Semua orang pasti punya pengalaman pertama."
Dia kemudian menatap Nathan dan
berkata sambil tersenyum sinis, "Nathan, ayo bermain bersama. Emilia,
Regina, dan gadis-gadis lainnya juga di sini. Sebagai seorang pria, kamu nggak
mungkin jadi pengecut di depan wanitamu, 'kan?"
Nathan tentu saja bisa menyadari
bahwa Edward sedang memprovokasinya.
Namun, dia tidak tertarik untuk
bermain dengan sekumpulan pecundang kecil ini. Jadi, dia berencana untuk
menolaknya.
Hanya saja, Tiara lebih dulu berkata,
"Terima kasih sudah mengajak kami, Tuan Edward. Kalau begitu, ayo kita
bergabung dan bermain bersama!"
Edward dan Elton saling berpandangan
dan tersenyum. Dari mata keduanya, bisa terlihat ada niat jahat.
Mereka pasti akan mempermalukan
bajingan tidak berguna itu sebentar lagi!
Tiara menoleh ke arah Nathan dan
memperingatkannya dengan suara rendah, "Aku tahu kamu nggak tahu apa-apa,
tapi kamu juga nggak boleh mempermalukan Regina. Ayo cepat. Nanti kamu lihat
saja bagaimana Tuan Edward dan yang lainnya bermain. Kamu juga bisa belajar
dari mereka."
No comments: