Bab 103
Setelah meninggalkan kediaman Pak
Samuel, Dokter Bayu buru-buru pulang dan tampak tidak sabar.
Regina tersenyum dan menjelaskan
kepada Nathan. " Bisnis Keluarga Wijaya nggak terlalu besar. Reputasi
keluarga mereka selalu didukung oleh keterampilan medis Dokter Bayu."
"Kali ini, sepertinya Dokter
Nathan akan berusaha keras dan menghasilkan banyak uang."
Nathan mengerti dan tersenyum.
"Ini memang kesempatan bagus."
Bisa dikatakan, Pak Samuel barusan
telah membagikan informasi yang sangat menguntungkan pada Keluarga Suteja dan
juga Keluarga Wijaya.
Bahkan, orang bodoh pun tahu bahwa
ini adalah anugerah dari Langit.
Regina menatap Nathan dan berkata
dengan suara lembut, "Dokter Nathan, sejujurnya, baik Dokter Bayu ataupun
aku, kami semua diberkati olehmu."
"Pak Samuel memang punya
hubungan baik dengan keluarga kami, tapi hubungan kami belum sampai pada titik
di mana dia akan memberitahukan informasi berharga seperti tadi. Aku harus
berterima kasih kepadamu, Dokter Nathan."
Nathan juga menyadari bahwa Samuel
telah memberinya muka dengan memberitahukan informasi yang tidak bisa diakses
oleh orang biasa.
"Nggak perlu berterima kasih
padaku. Nona Regina hanya perlu memberitahuku di saat ramuan legendaris itu
sudah tersedia," kata Nathan sambil tersenyum.
Setelah mendengar itu, Regina pun
berkata dengan jujur, "Untuk bantuan sebesar ini, sudah pasti aku harus
berterima kasih padamu."
"Aku sudah memberimu posisi
direksi tambahan dalam Grup Suteja. Mulai sekarang, Dokter Nathan akan
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan kami! 11
Nathan tertegun dan berkata,
"Nona Regina nggak perlu melakukan semua ini. Kamu seharusnya tahu, aku
nggak tertarik pada uang dan status."
"Aku nggak peduli. Pokoknya, aku
harus balas budi. Apalagi, bukan hanya dengan cara itu saja," kata Regina
dengan suara lembut.
Sembari berbicara, Nona Regina
mengedipkan mata pada Nathan dengan menawan, lalu mengembuskan napas dan
berkata, "Dokter Nathan, stoking hitam yang aku kenakan hari ini dari
Balenciaga."
Nathan tidak berani memandangnya,
tetapi masih tetap memberinya respons. "Hmm, lumayan bagus!"
"Apa kamu ingin
menyentuhnya?"
"Menyentuhnya? Nggak boleh
begitu, Nona Regina, apalagi di siang bolong seperti ini!"
"Kita bisa masuk di dalam mobil.
Dokter Nathan, aku beri tahu kamu, stoking Balenciaga ini bukan hanya terkenal,
tapi juga terasa nyaman. Yang paling penting, stoking ini nggak mudah robek.
Ayo kita coba, oke?"
Nada persuasif Regina, si gadis licik
ini, membuat jantung Nathan berdebar kencang tanpa alasan yang jelas.
Harus dia akui, wanita cantik yang
menawan ini benar-benar bisa membangkitkan hasrat yang ada dalam dirinya.
"Lan ... lantaran Nona Regina
sudah bilang begitu, ayo kita coba di dalam mobil."
Bertentangan dengan harapan Regina,
setelah ragu-ragu sejenak, Nathan pun menyetujuinya.
Kali ini, giliran Regina yang panik.
Dia mengalihkan pandangannya dan bertanya, "Dokter Nathan, ka kamu sungguh
ingin melakukan itu?"
Nathan mengedipkan mata. "Ya,
bukankah kamu bilang ingin mencobanya? Kebetulan, aku sudah lama melajang. Nona
Regina cantik, punya kulit putih, kaki jenjang, dan juga mengenakan stoking
hitam. Pasti akan menyenangkan!"
"Dokter Nathan, kamu... kamu
tenangkan diri. Aku hanya bercanda. Aku cuma ingin menggodamu."
Regina benar-benar panik dan berusaha
memaksakan senyuman.
Tatapan Nathan tampak seperti ingin
menyerangnya dan hal itu membuat jantungnya berdebar tidak karuan.
Pria kecil tidak mungkin mengubah
sandiwara menjadi kenyataan dan menyerang dirinya, 'kan?
Meski Regina tidak takut dan tidak
keberatan, dia juga perlu mempersiapkan diri untuk melakukan hal Istimewa
seperti itu.....
Saat melihat ekspresi panik di wajah
Regina, Nathan merasa lucu.
Gadis ini selalu menggodanya. Apa
Regina mengira Nathan tidak berani menyerangnya?
No comments: