Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 104

Bab 104

"Dokter Nathan, kita masih belum memastikan hubungan kita berdua, jadi hal seperti itu nggak boleh dilakukan...."

 

Nona Regina menatap Nathan dan berkata dengan suara yang sangat kecil, "Tapi kalau kamu ingin, kita bisa berciuman!"

 

Sekarang giliran Nathan yang panik.

 

Dia tidak menyangka Regina akan mengatakan ini.

 

Apalagi, sikap lembut dan polos Regina benar-benar memberikan dampak besar pada Nathan. 1

 

Dalam hati Nathan, selama ini Regina selalu memberikan kesan wanita yang ceria, murah hati, dan tenang.

 

Namun saat ini, bibir merah muda Regina yang sedikit terbuka, tatapan matanya yang menawan dan malu-malu itu tampak bagai gadis cantik dan polos dari keluarga kecil.

 

Bagai es yang tiba-tiba mencair menjadi air dan membasahi hati orang.

 

Untuk sesaat, hati Nathan sempat tergerak.

 

Namun, dering ponsel yang tiba-tiba berbunyi langsung memecah suasana ambigu di antara keduanya.

 

Regina menutup mulutnya dan tertawa. "Dokter Nathan, kamu angkat telepon dulu. Aku nggak buru-buru kok!"

 

Nathan pun menjawab panggilan itu.

 

Suara dingin Emilia terdengar. "Pak Nathan, kamu masih ingat apa yang kukatakan sebelumnya? Datanglah ke Bank Beluno. Pinjaman itu membutuhkan tanda tangan kita berdua."

 

"Baiklah, aku ke sana sekarang!"

 

Setelah Nathan menjawab, Emilia langsung menutup telepon.

 

Sepertinya dia tidak ingin mendengar Nathan berbicara lebih banyak lagi.

 

Regina cemberut dan berkata, "Dokter Nathan, apa Nona Emilia mencarimu?"

 

Nathan juga tidak menyembunyikannya. "Ya!"

 

Regina berkata dengan nada tidak senang, "Kalian berdua sudah putus dan sekarang dia bertunangan dengan putra sulung Keluarga Halim. Mengapa dia masih menghubungimu?"

 

Nathan berkata tak berdaya, "Ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Dia meneleponku karena ada masalah penting."

 

"Aku nggak percaya. Dokter Nathan, apa kalian berdua bakal rujuk kembali?"

 

Regina masih tidak senang. Dia menatap Nathan dengan tampang sedih.

 

Nathan tertawa. "Rujuk? Apa Nona Regina merasa hal seperti itu mungkin terjadi?"

 

"Dia sekarang berpacaran dengan Tuan Edward dari Beluno. Dibandingkan dengannya, aku bukanlah apa-apa."

 

Regina melengkungkan bibirnya dan berkata, "Sekilas Edward memang lumayan, tapi seharusnya dia nggak bisa dibandingkan denganmu."

 

"Dokter Nathan, dibandingkan denganmu, aku rasa dialah yang bukanlah apa-apa."

 

Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nona Regina, kamu sudah memandangku terlalu tinggi. Di mata Emilia, aku bahkan nggak pantas dibandingkan dengan Tuan Edward."

 

Regina mencibir. "Itu karena dia buta."

 

"Lantaran Dokter Nathan sibuk, aku nggak akan mengganggumu lagi. Tapi aku akan menunggu sampai Dokter Nathan menjadikanku sebagai istrimu."

 

Nathan buru-buru pergi. Serangan gadis licik ini sungguh sulit untuk dilawan.

 

Sementara itu, di Bank Beluno.

 

Emilia yang mengenakan gaun renda hitam berjalan masuk ke dalam.

 

"Halo, Bu Emilia. Kami benar-benar kedatangan tamu langka!"

 

Kepala Bank, Alfian, tertawa terbahak-bahak. Tatapannya yang liar menyapu tubuh Emilia seluruhnya secara terang-terangan.

 

Emilia hanya bertindak seolah-olah tidak melihatnya. Dia pun berkata dengan nada datar, "Pak Alfian, seharusnya kamu sudah tahu tujuan kedatanganku. Kalau begitu, mari kita langsung bahas intinya saja."

 

Alfian menyandarkan tubuh buncitnya sambil menyilangkan kakinya di atas meja. "Langsung bahas intinya? Ok, nggak masalah. Aku sudah menyetujui pinjaman 400 miliar yang kalian butuhkan untuk proyek Gluton!"

 

Emilia sangat gembira. Dia tidak menyangka akan semudah itu.

 

Alfian tersenyum. Ada tatapan penuh nafsu di matanya. " Tapi Bu Emilia harus memperlihatkan ketulusan agar kesepakatan ini bisa berjalan lancar. Hehe!"

 

"Memperlihatkan ketulusan?"

 

Emilia mengerutkan kening. Nada cabul Alfian telah memberinya firasat buruk.

 

"Benar. Aku hanya membutuhkan sedikit ketulusan. Dengan begitu, pihak bank akan segera mentransfer 400 miliar untuk departemen proyek kalian!"

 

Senyuman cabul yang tampak di wajah Alfian makin membuatnya terlihat menjijikkan.

 

Emilia menahan rasa mualnya dan berkata, "Pak Alfian, asalkan persyaratannya sesuai dengan kapasitas Grup Sebastian, kita bisa bernegosiasi!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 104 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 104 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.