Bab 89
"Selain belajar kedokteran, kamu
nggak tahu apa-apa lagi. Di zaman sekarang ini, kita berdua sama sekali nggak
cocok."
Saat ini, Dokter Bayu juga berkata,
"Brian, aku juga merasa kamu dan Tiara nggak cocok."
"Tapi kamu nggak perlu khawatir.
Sebagai murid pertamaku, aku pasti akan meneruskan semua ilmuku kepadamu
kelak."
"Saat itu, kamu akan mendapatkan
wanita mana pun yang kamu inginkan."
Darah Brian telah mendidih. Dia
langsung berteriak sambil menunjuk ke arah Dokter Bayu dan Tiara, "
Kalian, kalian...."
Matanya berputar ke atas. Saking
emosinya, dia bahkan sampai pingsan.
Dokter Bayu segera memerintahkan
orang untuk membawa muridnya beristirahat.
Di saat bersamaan, dia juga mendengus
pada Nathan. " Bocah, kamu sudah melihat aib dalam keluarga kami."
"Sekarang, tunjukkan kemampuanmu
yang sesungguhnya dan obati Tiara. Kalau kamu nggak bisa menyembuhkannya,
jangan harap kamu bisa kembali!"
Lantaran tidak kuasa menahan diri
lagi, Nathan langsung tertawa.
Tiara melotot dan berkata,
"Nathan, apa yang kamu tertawakan?"
"Aku mentertawakan Kak Brian.
Dia nggak memahami isi hatimu. Perasaannya malah berubah menjadi hati yang
hancur," kata Nathan sambil tertawa.
Tiara tersenyum canggung. "Nggak
ada yang perlu ditertawakan. Aku nggak punya perasaan apa pun terhadap Kak
Brian."
"Jangan menunda waktu lagi. Ayo
kita mulai pengobatannya."
Setelah masuk ke dalam kamar Tiara,
Nathan pun mulai mengobatinya.
Dokter Bayu berdiri di luar pintu.
Suaranya tampak dingin. "Kali ini aku akan lihat bagaimana kamu mengobati
cucuku."
"Bahkan, aku sendiri pun nggak
bisa menyembuhkan penyakit aneh itu. Anak muda, kamu benar-benar bernyali tinggi!"
Nathan mengabaikan lelaki tua itu dan
meminta Tiara agar segera menanggalkan pakaiannya.
Meski sempat ragu, Tiara pun melepas
pakaiannya dan berbaring di tempat tidur.
Nathan menutup matanya dengan kain
hitam dan berkata dengan nada datar, "Buka lebar kedua kakimu. Aku akan
membuat sayatan di tubuhmu lebih dulu!"
Pipi Tiara telah memerah seperti
tomat.
"Nathan, kamu berjanji nggak
akan melihat tubuhku. Kalau kamu berani melihatnya, aku pasti akan...."
Nathan langsung menyelanya.
"Jangan bicara lagi. Meski kamu biarkan aku melihatnya, aku juga nggak
tertarik."
Tiara sangat marah, sampai-sampai
menggertakkan giginya. Dia tidak tertarik melihatnya?
Jangan-jangan Nathan tidak menyukai
perempuan?
Bahkan, Tiara sendiri pun suka
melihat tubuhnya yang sempurna itu.
Nathan telah membuat persiapan penuh
untuk mengobati penyakit Tiara.
Oleh karena itu, tidak sulit baginya
untuk mengobatinya.
Berdasarkan keterampilan medisnya,
sekalipun memakai penutup mata, gerakan tangannya juga tidak akan terjadi kesalahan,
apalagi kekeliruan.
Dokter Bayu yang berada di luar kamar
tidak berani meninggalkan tempat itu. Wajahnya tampak tegang.
Dia hanya punya seorang cucu
perempuan saja. Sayangnya, cucu kesayangannya ini malah menderita penyakit
atresia rahim yang langka. Hal ini tentu sulit baginya untuk melakukan apa pun
kepadanya.
Bocah bernama Nathan ini hanyalah
seorang dokter kecil di Rumah Sakit Perdana. Entah dari mana bocah ini
mendapatkan keberanian seperti ini.
Jika bocah ini tidak bisa
menyembuhkan cucu kesayangannya dan hanya ingin menikmati tubuh cucunya.
Dokter Bayu pasti akan membiarkan
bocah itu merasakan akibatnya!
Dua jam kemudian, pintu kamar pun
terbuka.
Nathan melepas kain hitam yang
menutup matanya dan berkata, "Dokter Bayu boleh masuk sekarang."
Dokter Bayu bergegas masuk ke dalam
kamar dan bertanya, "Tiara, bagaimana perasaanmu?"
Tiara sudah mengenakan pakaiannya.
Wajahnya memerah. Kemudian, dia menjawab dengan suara pelan, "Kakek, sudah
beres."
"Sudah beres? Maksudnya?"
"Ya. Mulai sekarang, aku sudah
menjadi gadis normal!"
Dokter Bayu terkejut. Mulutnya
langsung terbuka lebar. " Apa bocah ini benar-benar punya keterampilan
medis sehebat itu?"
No comments: