Bab 132
Melihat Andre yang datang dan pergi dengan
marah, Tiara mengerutkan kening dan berkata, "Regina, sepertinya Andre
masih nggak bisa melepaskan prasangka buruknya terhadap Nathan."
Regina mengerutkan bibirnya dan
berkata, "Buat apa repot-repot berhadapan dengannya? Kalau dia berani
melawan Dokter Nathan, cepat atau lambat dia akan tamat."
Tiara berkata dengan sungguh-sungguh,
"Regina, jangan lupa di belakang Andre, masih ada Harel. Apalagi, Harel
selalu berselisih dengan keluarga kita."
Regina mendengus dingin. "Kalau
Harel pintar, dia nggak akan melawan kita hanya demi Andre."
Nathan tidak melakukan apa pun
sepanjang pagi itu.
Setelah menjadi wakil kepala rumah
sakit, dia tidak lagi sibuk seperti saat menjadi dokter jaga.
Regina dan Tiara memberinya
kebebasan.
Kecuali rumah sakit menghadapi kasus
besar yang bahkan Tiara pun kesulitan untuk menanganinya.
Meski Nathan termasuk salah satu
dokter yang punya kemampuan tinggi di Rumah Sakit Perdana, dia hanya perlu
mengambil tindakan dalam situasi darurat.
"Pak Nathan, apa kamu punya
waktu sekarang? Aku ingin kamu ikut pergi ke proyek Gluton bersamaku."
Siang harinya, Nathan menerima
telepon dari Emilia. Nada bicara wanita itu terdengar begitu asing.
Tampaknya wanita ini masih tidak puas
dengan dirinya karena Edward.
Nathan tersenyum dingin dan tidak
menanggapinya dengan serius. "Aku punya waktu. Bu Emilia, lagi di mana
sekarang?"
"Aku sudah di depan gerbang
rumah sakit kalian. Pak Nathan, keluarlah."
Nathan pun pergi menemui Emilia yang
berada di pintu masuk rumah sakit.
Wanita itu terakhir bersandar di
pintu Bentley, kemudian menatapnya dengan tenang sambil bertanya, "Apa
kamu sekarang masih ... seorang dokter jaga?"
Nathan tersenyum dan berkata,
"Apa salahnya dokter jaga? Gaji dokter sekarang ini sangat tinggi."
Emilia tidak menahan diri dan
menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Nathan, apa kamu nggak punya
ambisi yang lebih besar?"
"Posisi dokter jaga sudah
membuatmu begitu bangga dan puas? Aku rasa kamu seharusnya berhenti dari
pekerjaanmu sebagai dokter dan fokus bekerja dengan Bima. Hanya dengan begitu,
kamu baru akan punya masa depan yang lebih baik."
Nathan berkata dengan tenang,
"Bu Emilia adalah CEO terkenal, apalagi kekayaanmu melebihi 20 triliun,
jadi tentu saja akan meremehkan pekerjaan sepertiku. Tapi nggak semua orang
ingin mengejar uang dan status."
Emilia mengerutkan kening dan
berkata, "Terserah kamu mau dengar atau nggak. Aku hanya merasa, sebagai
seorang pria, kamu harusnya punya ambisi yang lebih besar."
Saat ini, beberapa dokter dan perawat
berjas putih melewati mereka berdua.
Saat melihat Nathan, mereka semua
menyapanya dengan antusias.
"Halo, Pak Nathan."
"Dokter Nathan, kamu sekarang
termasuk wakil kepala rumah sakit paling muda di tempat kita. Mulai sekarang,
mohon bimbingannya."
"Pak Nathan, Adel ingin menjadi
sekretarismu. Dia bilang dia bisa menjadi sekretarismu. Kalau lagi senggang,
kamu juga bisa mengatur pekerjaan apa pun padanya ...."
Nathan tersenyum dan berkata,
"Baiklah, aku akan mempertimbangkannya. Aku baru saja dipromosikan dan
memang membutuhkan seorang sekretaris."
Perkataan ini tentu menyebabkan para
perawat muda terkikik dan lari dengan wajah memerah.
Wajah Emilia dipenuhi dengan
keterkejutan. "Nathan, kamu... kamu sudah menjabat sebagai wakil kepala Rumah
Sakit Perdana?"
Nathan mengangguk dan berkata,
"Ya, aku baru diangkat hari ini."
Emilia terkejut. Rumah Sakit Perdana
adalah rumah sakit terbaik di Beluno. Apalagi, semua pimpinan di sana merupakan
tokoh penting di Beluno.
Dia tidak menyangka Nathan yang
tadinya hanya seorang dokter kecil akan tiba-tiba diangkat menjadi wakil kepala
rumah sakit.
Ini berarti, mulai sekarang, Nathan
telah menjadi anggota kelas atas di Beluno.
Keduanya masuk ke dalam mobil. Emilia
menatapnya dengan ekspresi rumit dan berkata, "Wakil kepala rumah sakit
yang begitu muda. Nathan, seharusnya Nona Regina yang membantumu, 'kan?"
Nathan tersenyum dan berkata,
"Tentu saja. Kalau hanya menjadi gigolo, mana mungkin aku bisa berada di
posisi sekarang ini. Sebenarnya, yang membantuku bukan hanya Nona Regina, tapi
kepala rumah sakit, Bu Tiara, juga membantuku."
Emilia tersenyum sinis. "Kamu
bahkan bisa menyenangkan cucu Dokter Bayu sekarang? Haha. Kalau begitu, aku
harus beri selamat padamu."
Nathan mencibir dan tidak perlu repot-repot
menjelaskan.
No comments: