Bab 204
Liam tertawa sinis dan sengaja
memperkeruh suasana, " Tuan Julian, kamu sudah menyulitkan orang."
"Semua orang di Beluno tahu
kalau Nona Emilia adalah kekasihnya Tuan Edward."
Julian membuka kipas lipatnya dan
berkata dengan bangga, "Apa salahnya pria sejati mendambakan wanita
cantik? Lagi pula, Nona Emilia dan Tuan Edward masih belum menikah. Kami masih
bisa bersaing secara adil."
Kedua pelayan wanita melirik sekilas
Emilia dan berkata,. "Gadis cantik, kamu beruntung sekali bisa disukai oleh
tuan muda kami."
"Lemparkan saja dirimu ke
pelukan tuan muda kami. Mulai sekarang, asalkan kamu melayaninya dengan baik,
kami akan menyediakan makanan dan minuman lezat untukmu. Bagi tuan muda kami,
kekayaan ataupun kekuasaan bukanlah masalah besar. Dia bisa memberikan semuanya
padamu!"
Wajah Emilia tampak dingin. Dia masih
diam dan tidak menanggapi perkataan mereka.
Edward menggertakkan giginya dan
berkata, "Tuan Julian, aku menganggapmu sebagai tamu terhormat dari Sekte
Pirata, jadi aku masih sopan kepadamu."
"Tapi kalau kamu kelewat batas
dan nggak mengendalikan kata-katamu, aku juga nggak akan sungkan-sungkan
lagi."
Julian mengerutkan bibirnya dan
berkata, "Tuan Edward, Keluarga Halim kalian sudah jatuh di posisi di mana
harus menjual semua harta benda. Sekarang kamu masih berani berlagak di
depanku? Apa kamu nggak merasa dirimu terlalu lancang?”
"Selain itu, apa yang kamu
hebohkan di sini? Bukannya aku tertarik denganmu. Yang membuatku jatuh cinta
pada pandangan pertama adalah Nona Emilia."
Berbicara sampai di sini, Julian
tampak terobsesi. Dia menatap Emilia, lalu berkata sambil tersenyum, "Nona
Emilia, jadilah wanitaku. Pemimpin Sekte Pirata adalah, pamanku."
"Di Beluno ini, hanya dengan
satu kata dariku, aku bisa membuatmu dan Grup Sebastian menjadi terkenal dan
naik ke posisi yang lebih tinggi!"
Emilia berkata dengan nada dingin,
"Terima kasih untuk kebaikanmu, Tuan Julian. Tapi kita nggak saling kenal,
jadi lupakan saja."
Julian bermuka tebal. Dia menjilati
bibirnya sambil tertawa, "Memangnya kenapa kalau nggak kenal?
Pertama-tama, mungkin akan terasa aneh. Kedua kalinya, sudah mulai akrab.
Ketiga dan keempat kalinya, kita mungkin bisa masuk ke tahap yang lebih dalam.
Hahaha...."
Emilia merasa malu sekaligus marah.
"Tuan Julian, harap jaga kata-katamu!"
Tentu saja dia memahami maksud dari
perkataan Julian barusan. Pria itu begitu cabul dan kotor.
Orang-orang yang datang ke acara
pelelangan memandang Edward dengan tatapan meledek.
Wanitanya sedang dipermalukan, tetapi
putra sulung Keluarga Halim ini masih acuh tak acuh.
"Haha. Bagaimanapun juga, Edward
adalah tuan muda terkenal di Beluno. Seingatku, dia biasanya cukup jantan.
Mengapa dia nggak berani bersuara hari ini?”
"Cuih! Dia hanya seorang
pengecut. Begitu berhadapan dengan Julian, generasi penerus sekte, dia masih
harus patuh padanya."
"Pernikahan antara Keluarga
Sebastian dan Keluarga Halim telah menjadi topik hangat. Emilia mulanya
berpikir dengan bantuan Keluarga Halim, dia sudah mendapatkan pendukung sejati
bagi Grup Sebastian. Sayangnya, dia nggak tahu kalau pria itu nggak bisa
diandalkan!"
Edward menggertakkan giginya dan
mengepalkan tangannya erat.
Komentar-komentar orang di sekitarnya
bagaikan tamparan di wajahnya.
Seolah-olah mengejeknya dan
mengatakan dia hanyalah pecundang yang bahkan tidak berani melawan saat
wanitanya dipermalukan.
Edward berusaha memaksakan senyuman
dan berkata pada tunangannya, "Emilia, ayo kita masuk dulu. Kualitas orang
dari sekte bela diri memang rendah, jadi kita nggak perlu ambil pusing dengan
mereka."
Emilia menatapnya dengan dingin.
"Edward, aku nggak peduli diriku dihina seperti ini."
"Tapi sebagai pewaris Keluarga
Halim dan juga calon kepala keluarga bangsawan, apa kamu bisa
menoleransinya?"
Dia benar-benar tidak menyangka
Edward akan menyerah di saat ini.
Sebagai laki-laki pilihannya dan juga
calon kepala keluarga bangsawan, bagaimana Edward bisa begitu pengecut dan tak
punya pendirian seperti ini?
Wajah Edward memerah. Menghadapi
tatapan mengejek dari orang-orang di sekitarnya, dia juga tersentak.
Semuanya tampak tersenyum sinis,
seakan-akan mengatakan Edward sebagai tuan muda dari keluarga bangsawan, dia
bahkan kalah dari seorang wanita lemah.
No comments: