Bab 203
Hati Emilia bergetar. Dia hanya
mengerucutkan bibirnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Sebenarnya dia sangat gelisah dalam
beberapa hari ini.
Wajah asli Edward perlahan-lahan
terungkap. Dia benar-benar berbeda dari sosok pemuda sederhana dan menjanjikan
yang dikenalnya.
Apa Emilia harus mengakui bahwa
dirinya telah salah menilai Nathan?
Emilia yang angkuh tentu tidak akan
membiarkan hal-seperti itu terjadi.
Akhirnya, hari pelelangan pun tiba
Pada jam delapan malam, sudah banyak
mobil-mobil mewah yang berkumpul di depan gedung Grup Valentino. Ada berbagai
petinggi dari Beluno muncul.
Di antaranya ada Liam dari Keluarga
Suteja dan Edward dari Keluarga Halim.
Keduanya mengenakan setelan jas yang
rapi. Mereka tampak seperti bangsawan elit. Di samping juga ada beberapa teman
wanita cantik yang menemani mereka.
"Tuan Edward, lama nggak bertemu
denganmu. Kamu terlihat bahagia. Sepertinya kamu menjalani hari-hari yang lebih
baik daripada saudaramu ini!"
Liam lebih dulu angkat bicara, lalu
melirik Emilia yang berada di samping Edward.
Dia juga sudah lama mendambakan CEO
cantik dari Beluno ini.
Sempurna. Dia sungguh tidak menemukan
celah sedikit pun dari wanita itu.
Sayangnya, wanita cantik itu sudah
menjadi milik orang lain. Meski hatinya ingin meronta ingin memiliki wanita
cantik itu sepenuhnya, dia juga tidak punya kesempatan lagi.
Edward tersenyum dan berkata,
"Liam, apa di antara kita berdua masih perlu bersikap segan seperti
itu?"
Liam tertawa dan berkata, "Tuan
Edward, ini bukan masalah segan, tapi aku sungguh tulus mengatakannya."
"Semua orang tahu kamu dan Nona
Emilia sudah mau menikah. Aku juga dengar posisi kepala Keluarga Halim akan
segera jatuh di tanganmu. Tuan Edward, bukankah ini namanya kebahagiaan ganda?
Kamu benar-benar membuat orang lain iri!"
Hati Edward sangat gembira, tetapi
dia masih tetap berkata dengan rendah hati, "Liam, kamu sudah berlebihan.
Dibandingkan dengan tuan muda pertama Keluarga Suteja sepertimu, kehidupanku
jauh lebih sulit."
Keduanya terus-terusan saling memuji.
Sampai orang-orang di sekitar mereka langsung memutar bola mata dengan kesal.
Siapa yang tidak kenal dengan Empat
Tuan Muda di Beluno? Di antara keempatnya, putra sulung Keluarga Halim dan tuan
muda pertama Keluarga Suteja-lah yang paling sering berdebat. Apalagi, tidak
ada satu pun dari mereka yang mau mengalah.
"Kalau Tuan Edward merasa
hidupmu sulit, bagaimana kalau kamu memberikan wanita cantik di sampingmu
padaku? Biarlah aku ikut menanggung sebagian bebanmu."
Senyum cabul pun terdengar dan
seketika mengejutkan banyak orang
Siapa?
Beraninya dia menginginkan wanitanya
putra sulung Keluarga Halim, apalagi mengatakannya secara terang-terangan?
Sepertinya dia sudah bosan hidup.
Wajah Edward berubah muram. Dia
menoleh ke samping.
Saat melihat sosok yang datang,
Edward baru menahan emosinya dan mendengus dingin. "Aku kira siapa.
Ternyata Tuan Julian."
Yang datang adalah Julian. Tangannya
masih memegang kipas lipat dan dia juga ditemani oleh dua pelayan wanita.
Liam berjalan ke depan dan berkata
dengan senyum menyanjung, "Tuan Julian, selamat datang di Beluno. Aku akan
mengatur wanita untukmu malam ini."
Julian menepuk bahu Liam dengan kipas
lipat di tangannya dan berkata sambil terkekeh, "Tuan Liam, kamu itu pria
berkarakter dan berpikiran terbuka!"
"Tapi dibandingkan dengan
wanita-wanita lainnya, aku hanya tertarik pada tiga primadona di Beluno
ini."
Liam melirik Emilia, lalu tersenyum
licik, "Aku ingin tahu tiga primadona mana yang begitu beruntung bisa
disukai oleh Tuan Edward?"
Julian menatap Emilia. Tanpa
menyembunyikan keserakahannya, dia langsung berkata, "Yang pertama dan
kedua tentu saja nona besar dari Keluarga Suteja dan juga dokter kecil dari
Keluarga Wijaya."
"Yang ketiga, tentu saja Nona
Emilia yang ada di depanku ini. Meski ini pertama kalinya kita bertemu,
kecantikan Nona Emilia benar-benar memikatku. Aku jatuh cinta pada pandangan
pertama!"
Kata-kata yang menjijikkan, bahkan
cabul dan tidak senonoh seperti itu membuat wajah Edward berubah jelek
Para hadirin lainnya tampak penasaran
dan menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jelas sekali, Julian ini pria yang
tidak punya otak, tetapi siapa suruh dia punya latar belakang yang begitu kuat?
Siapa yang berani melawannya?
Beda halnya kalau hal ini berkaitan
dengan Edward dan Liam, dua tuan muda dari Beluno, pasti akan sangat menarik!
No comments: