Bab 57
Tidak layak?
Mata semua anggota Keluarga Sebastian
langsung membelalak. Mereka seakan tidak percaya dengan apa yang ditangkap oleh
telinga mereka.
"Nathan, kamu tahu apa yang kamu
bicarakan tadi? Bukankah kamu sudah terlalu menganggap dirimu hebat?"
"Bodoh! Kesempatan langka ada di
depan matarnu, tapi kamu malah nggak memanfaatkannya. Kamu benar-benar nggak
tertolong lagi!"
Tamara dan lainnya mulanya masih
mengumpat, tetapi sekarang wajah mereka dipenuhi senyuman.
Si bodoh ini tidak memanfaatkan
kesempatan yang ada di depannya. Dia memang pantas menjadi orang tidak berguna
seumur hidupnya.
Emilia berkata dengan nada tegas,
"Nathan, sebaiknya kamu perbaiki kata-katamu. Dokter Bayu adalah orang
hebat. Kamu seharusnya merasa terhormat dengan menjadi muridnya!"
"Nathan pasti terlalu antusias.
Itu sebabnya, dia bisa sembarangan bicara. Bagaimanapun juga, kesempatan
seperti ini mungkin hanya muncul sekali dalam seumur hidupnya," ucap
Edward sambil tertawa.
Dokter Bayu mengelus jenggotnya yang
panjang. Dia mengangguk dan tersenyum, "Nak, aku tahu kamu sangat
antusias. Aku mengerti. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Ayo
berlututlah dan menjadi muridku!"
Di bawah tatapan semua orang!
Ekspresi Nathan tetap tenang,
kemudian dia berkata perlahan, "Aku sudah bilang barusan, Dokter Bayu
masih belum memenuhi syarat untuk menjadi guruku."
"Kamu ingin aku menjadi muridmu,
itu bahkan lebih nggak realistis lagi. Jangankan ingin aku menjadi muridmu,
sekalipun kamu ingin menjadi muridku, aku belum tentu mau menerimamu!"
"Bocah bodoh, kamu nggak ...
menghargai kebaikanku."
Saking marahnya, janggut Dokter Bayu
sampai bergetar. Dia memandang Nathan dengan mata berapi-api, lalu berbalik dan
pergi.
Asalkan dia menyebarkan berita di
Beluno, sudah pasti akan ada orang yang rela menghabiskan uang mereka untuk
menyenangkannya agar menerimanya menjadi muridnya.
Namun, bocah ini malah begitu sombong
dan mengatakan dirinya tidak layak!
Dokter Bayu merasa dirinya sudah
cukup arogan, tetapi ini pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang melebihi
kearoganannya.
Semua anggota Keluarga Sebastian
mulanya tercengang. Detik berikutnya, emosi mereka langsung meledak.
"Nathan, kamu begitu
arogan!"
"Dokter Bayu menerimamu sebagai
murid karena dia menghargai bakatmu. Haha. Kalau nggak, kamu mengira dirimu itu
siapa?"
"Lupakan saja, lupakan saja.
Kamu sudah membuat marah Dokter Bayu. Jangan harap kamu akan punya reputasi
baik lagi"
Emilia sangat marah dan menatap
Nathan dengan kecewa. "Nathan, mengapa kamu merusak dirimu sendiri seperti
itu?"
"Apa menerima orang yang
kemampuan medisnya lebih rendah dariku dianggap sebagai merusak diri
sendiri?" tanya Nathan.
Emilia terdiam sejenak, lalu dia
tersenyum dingin. " Kamu benar-benar nggak tahu diri. Ya sudahlah,
kesempatan sudah diberikan padamu, tapi kamu malah nggak memanfaatkannya dengan
baik. Kalau begitu, jangan salahkan orang lain lagi."
Dia benar-benar tidak mengerti
mengapa Nathan, seorang dokter kecil, berani berbicara begitu arogan di hadapan
Dokter Bayu?
Hanya bisa dikatakan, Nathan
benar-benar tidak tertolong lagi. Kesombongan yang berlebihan pada akhirnya
tidak akan menghasilkan apa-apa!
Saat ini, Edward pun bertanya,
"Nathan, aku dengar Raja Berlian di Beluno ada di tanganmu?"
Tanpa menunggu Nathan menjawab,
Edward pun memperlihatkan senyum percaya diri. "Tolong bantu aku sampaikan
pesan kepada orang di belakangmu."
"Aku menyukai berlian yang
dimilikinya. Dia bisa menentukan harga berapa pun yang dia inginkan."
Nathan mengerutkan kening dan
berkata, "Raja Berlian ada di tanganku, tapi aku nggak tahu siapa orang di
balik layar yang kamu sebutkan itu."
Edward tersenyum tipis, lalu
memperlihatkan ekspresi meledek. "Sudahlah, jangan berpura-pura
lagi."
"Raja berlian itu bernilai 100
miliar!"
"Nathan, jangan-jangan kamu mau
bilang Raja Berlian bukan milik tuanmu, melainkan milikmu?"
Nathan juga tidak menyembunyikan apa
pun dan langsung berkata, "Aku nggak tahu tuan mana yang kamu bicarakan.
Tapi Raja Berlian memang milikku."
Emilia yang berdiri di samping tidak
bisa menahan diri lagi. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Nathan, orang
di belakangmu pasti Tuan Bima Nugroho, orang paling kaya di Beluno, 'kan?"
"Semua orang tahu siapa pemilik
Raja Berlian. Kenapa kamu suka menggunakan kekuasaan dan uang orang lain untuk
memperindah dirimu?"
No comments: