Bab 211
Sebagai pihak penyelenggara, dia tahu
betul bahwa Teratai Sanoya tidak akan bisa mendapatkan penawaran setinggi itu.
"160 miliar, apa... apa masih
ada penawar VIP lainnya? Kalau nggak ada, Teratai Sanoya ini akan menjadi milik
Tuan Nathan!"
Gadis cantik berpakaian tradisional
sangat gembira dan memastikan sekali lagi.
Padahal dia juga tahu angka tersebut
sudah tidak ada tandingannya lagi dan mustahil ada orang yang mampu menyaingi
harganya.
Namun tepat di saat ini, ada lagi
yang menawarkan harga.
"Aku tawar 164 miliar!"
Wah!
Suasana di tempat kejadian tidak bisa
dibendung lagi dan berubah menjadi riuh.
Semua hadirin juga tahu ada orang
yang sengaja mencari masalah dengan ruang VIP nomor satu.
Satya yang berada dalam ruang VIP nya
Liam langsung tertawa sinis dan berkata, "Rasakan. Kalau aku nggak bisa
mendapatkan teratai itu, jangan harap bocah itu bisa memperolehnya!"
Liam mencibir dan berkata, "Aku
sudah tahu Julian nggak mungkin berdiam diri saja."
"Kebetulan. Dengan adanya
pembuat onar sepertinya, kalau Nathan ingin berhasil, dia juga harus membayar
harga mahal!”
Tirai ruang VIP Julian ditarik hingga
terbuka. Dia memperlihatkan wajahnya dan berkata dengan provokatif,
"Nathan, apa pun yang kamu inginkan, aku pasti akan mengacaunya malam ini."
"Aku akan perlihatkan padamu apa
itu orang kaya dan berkuasa yang sesungguhnya. Inilah yang terjadi karena
berani membuatku marah!"
Tatapan arogan dan mendominasi itu
seketika menarik sanjungan dan sorak sorai keras dari sekelompok anak
konglomerat.
"Tuan Julian hebat!"
"Kekayaan Tuan Julian memang
nggak tertandingi!"
"Uang Tuan Julian nggak ada
habisnya. Dia bisa memiliki apa pun yang dia inginkan."
Di tengah semua pujian, Julian merasa
gembira dan berkata dengan arogan lagi, "Nathan, kalau kamu punya nyali,
teruslah bermain denganku. Lihat bagaimana aku membuatmu bangkrut!"
Nathan yang berada di ruang VIP nomor
satu tampak tenang. Ekspresi wajahnya tidak berubah sedikit pun.
Tiara berkata dengan marah,
"Julian ini jelas-jelas sedang mempermalukan Nathan."
Regina ragu sejenak, lalu
menggertakkan giginya dan berkata, "Dokter Nathan, kamu tinggal sebut
harga saja. Semua uangku digunakan untuk mendukungmu dan melawan Julian sampai
akhir."
"Aku juga. Kamu boleh
menggunakan semua uangku!" seru Tiara dengan geram.
Nathan tersenyum dan berkata,
"Kalian nggak perlu ihawatir. Bukankah hanya pecundang saja? Aku masih
bisa membereskannya”
Setelah itu, Nathan pun meneriakkan
harga 180 miliar.
Gadis cantik si pembawa acara
berpakaian tradisional itu merasakan kakinya lemas.
180 miliar. Ini adalah harga selangit
yang tidak diduga olehnya dan juga pihak acara lelang tersebut.
Di antara barang-barang yang dilelang
malam ini, Teratai Sanoya ini mungkin akan lebih populer dibandingkan yang
lainnya.
Julian tersenyum sinis dan bersiap
untuk melanjutkan penawaran.
Terdengar suara dengusan dingin di
ruang VIP lainnya.
"Seorang pecundang yang hanya
bisa mengandalkan wanita pun berani menawar 180 miliar. Kalau begitu, aku ingin
lihat sampai di mana kemampuanmu."
"Edward dari Keluarga Halim
menawar 180,02 miliar!"
Suasana di tempat kejadian tiba-tiba
menjadi hening.
Kemudian, diskusi dan tawa yang belum
pernah terjadi sebelumnya pun pecah.
"Bahkan Edward pun ikut campur.
Sebenarnya, orang yang berada di ruang VIP nomor satu ini punya berapa banyak
pendendam?"
"Dia bisa menyatukan Liam,
Edward, dan Julian, tiga anak konglomerat yang biasanya nggak pernah akur. Bisa
dikatakan, gigolo di ruang VIP nomor satu itu juga kalah dengan
terhormat."
"Edward juga benar-benar. Dia
hanya menambahkan 200 ribu. Menjijikkan sekali. Tapi ini hanya bisa dianggap
sebagai nasib buruk si gigolo. Dia malah bertemu dengan tuan-tuan muda dari
keluarga bangsawan, yang tega mempermainkan orang sampai mati.”
No comments: