Bab 129
"Terakhir saat berada di arena
pacuan kuda, bajingan inilah yang menghasut Daren untuk datang dan membuat
masalah."
Regina berkata dengan nada jijik,
"Bagaimanapun juga, Keluarga Halim merupakan keluarga besar di Beluno dan
juga termasuk keluarga terkemuka, tapi Edward ini memang pria jahat."
Arjun mendengus dingin, "Tuan
Nathan, apa kamu ingin aku memberi pelajaran pada Edward, pria berengsek itu?
"Untuk sementara nggak perlu.
Kalau Tuan Edward ini benar-benar punya niat jahat, suatu hari nanti, aku akan
membuatnya merasakan apa itu namanya penyesalan," kata Nathan dengan
tenang.
Saat menatap Nathan, sepasang mata
indah Regina berbinar dan bibirnya tanpa sadar menyunggingkan sebuah senyuman.
Lelakinya ini makin lama makin
mendominasi.
Tanpa perlu mengungkapkan apa pun, Dokter
Bayu dari Keluarga Wijaya dan Arjun dari Gluton kini telah bersekutu dengan
Nathan.
Hanya berdasarkan kemampuan ini,
entah kenapa Emilia dulu begitu tega melepaskan Nathan.
Malam harinya.
Waldi, si penguasa Hessen, tidak bisa
tidur dengan nyenyak.
Sambil menekan-nekan dahinya yang
sakit, Waldi pun bertanya, "Bagaimana? Apa sudah berhasil mernecahkan
titik fatal Daren?"
Orang kepercayaannya tampak cemas.
"Tuan Waldi, kami sudah mengundang banyak ahli, tapi mereka semua nggak
berguna dan nggak bisa menyembuhkan Tuan Muda sama sekali."
Bruk!
Waldi tidak tahan lagi. Dia langsung
memukul meja dengan telapak tangannya dan berteriak, "Kalau nggak
berhasil, pergi minta bantuan ke ibu kota provinsi atau ke ibu kota dan minta
bantuan ahli nasional. Cepat pergi.
Orang kepercayaannya terkejut.
"Tuan Waldi, jangan khawatir. Wakil kepala Rumah Sakit Perdana, Pak Andre,
akan segera tiba."
Waldi mengerutkan kening. "Apa
wakil kepala rumah sakit sepertinya bisa menyembuhkan putraku?"
Orang kepercayaannya berkata,
"Sebelum menjadi wakil kepala rumah sakit, Pak Andre adalah dokter pribadi
Pak Samuel, wali kota kita. Dia pasti punya kemampuan."
Ekspresi Waldi kembali normal.
"Baiklah, asalkan dia bisa mengatasi titik fatal Daren, aku pasti nggak
akan membuat kerja kerasnya sia-sia."
Setelah beberapa saat, Andre
melangkah keluar dan mendekati Waldi. "Halo, Tuan Waldi."
Waldi melambaikan tangannya dan
berkata, "Jangan omong kosong lagi. Bagaimana kondisi putraku? Apa titik
fatalnya sudah berhasil dilepaskan?"
Wajah Andre berubah masam.
"Meski tuan muda masih punya kesempatan untuk bertahan hidup, orang yang
mencelakainya sangat terampil. Menurutku, ini adalah teknik rahasia pengobatan
kuno. Aku benar-benar ...."
"Kamu benar-benar apa? Katakan
dengan jelas."
"Aku benar-benar sulit untuk
mengatasinya!"
"Sulit? Itu berarti kamu juga
nggak berguna. Kamu juga nggak punya cara untuk menyelamatkan putraku?"
Andre tertawa canggung.
Waldi langsung menamparnya dan
berkata, "Putraku sudah sekarat, kamu masih berani tertawa di sini?"
Andre merasa kepalanya pusing. Dia
kemudian berkata, " Tuan Waldi, jangan marah. Masalah ini juga bukannya
nggak ada solusi."
Waldi berkata dengan nada kejam,
"Katakan. Kalau sesuatu terjadi pada putraku, jangan harap dokter seperti
kalian bisa hidup dengan mudah!"
"Sejauh yang aku tahu, ada dua
orang yang seharusnya bisa membantu Tuan Muda menemukan jalan keluar dari titik
akupunktur yang mematikan ini," terang Andre.
"Salah satunya adalah Bayu dari
Keluarga Wijaya, sang dokter genius dari Beluno kami."
Waldi langsung menyela, "Jangan
bahas Bayu, si bajingan tua lagi. Bagaimana dengan yang satunya lagi?"
Jelas bahwa Dokter Bayu sudah memilih
untuk bermusuhan pada Hessen, jadi Waldi tentu tidak ingin kehilangan harga
diri dengan meminta bantuan.
Andre berkata dengan jujur,
"Yang satunya lagi memang lebih hebat dari Dokter Bayu. Tapi Tuan Waldi
mungkin nggak kenal orang ini. Dia hanyalah seorang dokter kecil di Rumah Sakit
Perdana."
Wajah Waldi tampak berbinar.
"Dokter kecil dari Rumah Sakit Perdana? Siapa namanya? Katakan padaku, aku
akan segera mengutus orang untuk mengundangnya!"
Andre tersenyum dan berkata,
"Tuan Waldi, pria ini bernama Nathan Anggoro."
"Jangan remehkan orang ini. Meski
namanya nggak terkenal, keterampilan medisnya tinggi dan dia pasti bisa
menyembuhkan titik fatal Tuan Daren."
No comments: