Bab 172
Namun bagi Edward yang kurang
beruntung, hari-hari baik masih jauh di depan.
Tepat setelah diberi pelajaran oleh
Nathan, Ken bersiap mengeluarkan jurus pamungkasnya lagi.
"Edward, kamu harus menunjukkan
sikapmu sekarang. Kapan kamu akan mengembalikan uang miliaran yang aku
investasikan padamu?"
Ken yang saat ini tampak sangat
agresif. Sikapnya benar-benar berbeda dari biasanya, yang mana selalu
menyanjung Edward.
Edward berkata dengan muram,
"Ken, mengingat hubunganku dengan kakakmu, bukankah hanya beberapa miliar
saja, 'kan? Aku bisa membayarmu kembali dalam hitungan menit."
Ken mengulurkan tangannya.
"Baiklah, kalau begitu, kembalikan padaku sekarang juga."
"Kamu ...."
Edward sangat emosi. Ken memaksanya
untuk mengembalikan uangnya sekarang juga. Dari mana dia akan mendapatkan uang
sebanyak itu?
Dia bahkan tidak berani memikirkan
utang-utangnya di luar sana. Apa dia sudah sampai pada titik di mana harus
menjual ginjalnya?
Jangankan miliaran, bahkan meminta
Edward mengeluarkan beberapa ratus juta saja sangat sulit!
Ken tersenyum sinis. "Edward,
kamu itu putra sulung Keluarga Halim dan juga orang yang ingin menikahi
kakakku."
"Kalau beberapa miliar saja kamu
nggak mampu, apa kamu pantas menikahi kakakku? Sekalipun menikahi gadis
berstatus rendah, kamu juga harus mengeluarkan mahar, 'kan?"
Saking emosinya, seluruh tubuhnya
Edward sampai gemetar. Sebagai tuan muda paling berkuasa di Beluno dan putra
keluarga bangsawan, mana pernah dia ditekan sampai ke titik rendah seperti ini?
Jika Ken itu orang biasa, Edward akan
membuatnya menghilang dalam hitungan menit dan mati mengenaskan.
Namun, Ken adalah adiknya Emilia.
Meski Edward ingin menghabisi Ken, dia hanya bisa menahan emosinya dalam hati.
"Ken, beri aku waktu. Aku akan
mencari cara untuk membayar kembali semua uang yang aku ambil darimu, Bibi, dan
juga Emilia."
Edward tidak punya pilihan lain lagi.
Dia terpaksa menunda waktu dan memberi mereka harapan palsu.
Namun, jelas Ken tidak mudah
dibodohi. Dia mencibir dan berkata, "Tuan Edward, nggak kusangka, biasanya
kamu terlihat sangat mengagumkan, tapi ternyata kamu hanya bagus dari luar
saja, tapi sesungguhnya nggak berguna."
"Aku tahu kamu sedang berusaha
mencari cara. Bukankah hanya meminjam uang saja? Begini saja, Nathan sekarang
seorang miliarder, 'kan? Kebetulan dia ada di sini, kamu bisa pinjam uang
darinya dan membayarku kembali."
Edward merasa harga dirinya diinjak
habis-habisan. " Ken, kamu ingin aku meminjam uang padanya? Kamu ingin aku
kehilangan harga diri sebagai putra sulung Keluarga Halim?"
Ken berkata dengan acuh tak acuh,
"Ini bukan urusanku. Jujur saja, aku sekarang ingin Nathan menjadi kakak
iparku karena kamu sekarang sudah miskin. Kenapa Keluarga Sebastian kami bisa
menyukaimu?"
Ejekan dan penghinaan yang begitu
terang-terangan hampir membuat Edward mengamuk. "Ken, beraninya kamu
meremehkanku?"
Emilia tidak menyangka Ken akan makin
keterlaluan, jadi dia buru-buru menghentikannya.
"Ken, kamu diam saja. Edward
nggak bisa mengembalikan uang sekarang, jadi jangan terlalu mendesaknya."
Ken bersikeras. "Kak, apa kita
akan membiarkannya begitu saja?"
"Keluarga Halim dikenal sebagai
keluarga besar dan punya pengaruh mutlak di Beluno. Tapi kamu juga lihat wajah
asli Edward ini. Dia penipu. Dia bukan hanya menipu uangmu, dia juga ingin
menipu keluargamu. Dia hanyalah seorang pengecut yang nggak berguna."
Emilia berkata dengan nada tegas,
"Kita kesampingkan masalah ini dulu. Sebenarnya, aku juga punya tanggung
jawab. Kalau aku mempertimbangkan lebih cermat waktu itu, kita juga nggak akan
mengalami kerugian sebesar ini."
Ken sama sekali tidak peduli dan
tiba-tiba berkata kepada Nathan, "Nathan, aku minta maaf karena sudah
menyinggungmu sebelumnya."
"Aku tahu kamu masih punya
perasaan pada kakakku. Aku rasa kalian berdua sekarang cocok. Pria yang
berbakat dan wanita yang cantik. Bagaimana kalau kamu kembali menjadi kakak
iparku?"
Saat berbicara, ekspresi wajahnya
tampak penuh semangat. Dia juga memperlihatkan senyum menyanjung pada Nathan.
Nathan berkata dengan cuek,
"Maaf, aku nggak tertarik."
Ken tidak menyerah. "Nathan,
kamu sekarang kaya, berkuasa, dan punya pengaruh. Jujur saja, kamu dan kakakku
adalah pasangan serasi."
No comments: