Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 81

Bab 81

 

Arjun buru-buru menjelaskan.

 

Nathan mengangkat alisnya. "Dihasut oleh orang? Siapa?

 

"Edward, putra sulung Keluarga Halim," jawab Arjun.

 

Regina menggertakkan giginya dan berkata dengan nada dingin, "Waktu itu aku sempat bingung, mengapa Daren, putra konglomerat, itu bisa tiba-tiba datang untuk mempersulit Nathan?"

 

"Ternyata Edward-lah dalang di balik semua ini."

 

Arjun langsung mendengus dingin. "Tuan Nathan, aku mungkin nggak bisa menyentuh Keluarga Halim, tapi asal kamu memberi perintah, aku pasti akan memberi pelajaran pada Edward!"

 

Nathan berkata dengan nada datar, "Lupakan saja. Lagi pula, dia juga nggak berhasil."

 

"Kamu juga termasuk membantuku hari ini. Aku nggak suka berutang budi pada orang lain, jadi ulurkan tanganmu."

 

Arjun tertegun. Meski tidak mengerti apa maksud Nathan, dia tetap mengulurkan tangannya dengan patuh.

 

Gerakan Nathan secepat kilat. Dia meraih lengannya, lalu dengan cepat menekan titik akupunktur utamanya dengan tangan kanannya.

 

Titik akupunktur yang terletak di bagian pergelangan tangannya.

 

Kemudian, titik yang terletak di punggung atas.

 

Titik meridian!

 

Lalu, titik yang tersebar di tengah perut dan punggungnya.

 

Ugh!

 

Arjun mulanya merasakan sakit yang hebat sampai-sampai keringat membasahi wajahnya.

 

Tak lama kemudian, dia merasakan meridian di seluruh tubuhnya terhubung. Semuanya mengalir tanpa hambatan yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.

 

"Apa aku... membuat terobosan?"

 

Dia tidak percaya, lalu menatap Nathan yang telah menarik tangannya kembali, seolah-olah sedang melihat seorang dewa.

 

Nathan mengangkat gelas tehnya dan menyesapnya." Aku lihat kamu sudah lama menekuni seni bela diri, jadi aku baru membantumu."

 

Tubuh Arjun tampak gemetar. Dia sangat gembira.

 

Hanya dia yang tahu, betapa menyakitkan bagi seorang kultivator yang seni bela dirinya terjebak di titik fatal ini. Dia bahkan tidak mampu membuat terobosan dalam waktu yang lama.

 

Namun pada saat ini, Tuan Nathan justru membantunya menerobos dalam sekejap dan berhasil menembus tingkat yang lebih tinggi.

 

Bagi mereka yang berlatih seni bela diri, kesempatan seperti itu bagaikan terlahir kembali.

 

Diikuti suara 'bruk', kali ini Arjun berlutut di hadapan Nathan dengan sukarela.

 

"Tuan Nathan punya jasa besar padaku. Sekalipun harus mengorbankan nyawaku, aku rasa ini semua masih belum cukup untuk membalas budi. Mulai sekarang, kapan pun Tuan Nathan membutuhkan bantuanku, aku pasti akan dengan senang hati melakukannya, meskipun harus mati."

 

Di saat ini, perkataan Bima hari itu kembali melintas dalam benaknya.

 

Tuan Bima sama sekali tidak menceritakan asal usul Tuan Nathan ini padanya. Siapa dia sebenarnya?

 

Namun, Arjun yang saat ini memilih untuk percaya tanpa syarat padanya. Tidak peduli apa pun statusnya, Nathan pastilah bos yang sangat hebat.

 

Tak disangka, ada sosok hebat seperti itu yang bersembunyi di daerah Beluno.

 

Siapa lagi yang peduli dengan empat penguasa bawah tanah? Siapa pula yang peduli dengan keluarga tingkat atas di Beluno?

 

Arjun tidak habis berpikir. Bagi pria seperti Nathan, mungkin dia bukanlah siapa-siapa.

 

Kedua wanita yang menyaksikan hal itu, Tiara dan Regina, juga sangat terkejut.

 

Kak Arjun, penguasa di Gluton yang bahkan berani berhadapan dengan kepala keluarga bangsawan, malah berlutut di hadapan Nathan sekarang.

 

Regina bahkan merasa semua ini benar-benar di luar dugaannya.

 

Penguasa bawah tanah kejam seperti Kak Arjun bisa begitu penurut.

 

Ini juga membuktikan satu hal, yaitu Nathan menyembunyikan dirinya yang sesungguhnya lebih dalam dari perkiraannya.

 

"Berdirilah. Aku hanya memberikan sedikit bantuan. Kamu nggak perlu seperti ini."

 

Nathan tampak tenang dan kalem.

 

Setelah beristirahat sejenak, ketiganya pun meninggalkan klub. Tak lupa memberi tahu Arjun agar tidak bersikap terlalu dramatis dan tidak perlu mengantar kepergian mereka. Lantaran mereka bisa pergi sendiri.

 

Tiara mencari alasan untuk pergi ke kamar kecil. Setelah Nathan dan Regina keluar, dia segera berbalik dan bergegas kembali ke ruang VIP.

 

"Nona Tiara, apa Tuan Nathan punya instruksi lain?" tanya Arjun dengan cepat.

 

Tiara menggelengkan kepalanya. Ekspresi wajahnya agak rumit. "Kak Arjun, aku ingin menanyakan sesuatu."

 

"Silakan tanyakan saja, Nona Tiara. Aku pasti akan memberitahumu apa yang kuketahui."

 

Setelah ragu-ragu sejenak, Tiara pun berkata, "Kak Arjun, kamu begitu menghormati Nathan, apa itu karena hubunganmu dengan Tuan Bima, orang paling kaya di Beluno kami?"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 81 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 81 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.