Bab 80
Zevan tampak ketakutan dan
menggertakkan giginya sambil berkata, "Kak Arjun, aku nggak pernah
menyinggungmu. Kamu tiba-tiba menyerangku seperti ini, bukankah sangat
keterlaluan?"
Arjun berkata dengan nada dingin,
"Kalau kamu menyinggungku, memandang dari wajah Waldi, kita masih bisa
berkompromi."
"Tapi kamu benar-benar bodoh dan
malah menyentuh Tuan Nathan. Maaf, aku nggak akan membiarkan hal seperti itu
terjadi."
Begitu kata-kata itu dilontarkan!
Arjun kembali meluncurkan sebuah
tendangan tepat mengenai dada Zevan. Diikuti dengan bunyi keras, darah langsung
bermuncratan keluar.
"Enyah!" teriak Arjun
dengan dingin. Tatapan matanya seolah-olah ingin membunuh orang.
Sekujur tubuh Zevan menggigil. Dia
tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Arjun. Pria yang biasanya begitu
kejam malah datang untuk membela seorang gigolo.
Namun, masalah sudah menjadi seperti
ini. Tampaknya sulit baginya untuk terus berhadapan dengan gigolo ini.
"Pergi!"
Mendengar perintah itu, Zevan
langsung memimpin anak buah dari Hessen dan mundur dengan cepat.
Daren buru-buru berbaur dalam
kerumunan. Tangan dan kakinya dingin. Dia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan
tidak berani bersuara sedikit pun.
"Tunggu sebentar!"
Di saat ini, Nathan tiba-tiba angkat
bicara.
Daren tampak ketakutan dan hampir
menangis.
"Ka... kamu mau apa? Aku beri
tahu kamu, ayahku itu...."
Plak, plak!
Nathan mendaratkan tamparan ke wajah
Daren sambil berkata dengan tenang, "Ayahmu Waldi Antonius. Kamu sudah
bilang berulang kali dan aku sudah muak mendengarnya."
"Bukankah barusan aku bilang
akan membuatmu wajahmu nggak dikenali lagi? Tapi sepertinya kamu nggak percaya.
Apa kamu sudah percaya sekarang?"
Wajah Daren yang tadinya bengkak
parah kini benar-benar tidak bisa dikenali lagi.
Bibirnya bengkak parah. Sepasang
matanya tampak menyipit hingga hampir tidak terlihat lagi.
Yang terlihat hanya air mata yang
mengalir.
"Aku percaya. Huhu. Aku percaya.
Tolong jangan pukul aku lagi. Wajahku sudah hampir cacat."
Orang-orang dari Hessen datang dengan
penuh semangat, tetapi pergi dengan putus asa.
Tiara sama sekali tidak menyangka
bahwa masalah besar yang baru saja terjadi akan berlalu begitu saja.
Apalagi, Nathan masih tampak baik-baik
saja.
Daren, tuan muda dari Hessen, hampir
membuat dirinya sendiri mendapat masalah.
Terutama dua tamparan terakhir dari
Nathan. Tiara bisa melihatnya dengan jelas. Daren, tuan muda dari Hessen,
bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.
Regina tersenyum dan berkata kepada
Arjun, "Terima kasih untuk bantuannya, Kak Arjun. Kalau bukan karena
kedatangan saudara-saudara dari Gluton, wanita lemah seperti kami berdua dan
juga Dokter Nathan, nggak tahu harus berbuat apa."
Arjun mengerutkan keningnya. Dalam
hatinya dia berpikir, 'Aku tidak tahu apa kalian berdua itu wanita lemah atau
bukan, tapi Tuan Nathan tidaklah lemah.'
"Tuan Nathan, di sini anginnya
kencang. Mari pindah ke ruang VIP saja!"
Arjun buru-buru mengundang Nathan,
apalagi sikapnya sangat rendah hati.
Tiga menit kemudian.
Nathan telah duduk di dalam ruang VIP
paling mewah di klub sambil menikmati teh.
"Tuan Nathan, saya mengundang
Anda ke sini untuk minta maaf atas kesalahan yang telah saya perbuat
sebelumnya!" kata Arjun dengan lembut dan juga sambil tersenyum.
Tiara dan Regina masih terkejut.
Sikap penguasa Gluton benar-benar
seperti sedang melayani tuannya.
Khususnya Tiara. Dia juga tidak habis
memikirkannya.
Pada waktu itu, anak buah nomor
satunya Arjun, Rendra, juga dipukuli habis-habisan oleh Nathan.
Namun, Arjun yang saat ini bukan
hanya tidak perhitungan dengan masalah tersebut, tetapi dia malah minta maaf.
Apa dokter kecil yang selalu
dipandang rendah olehnya ini benar-benar punya latar belakang yang tidak biasa?
Nathan melambaikan tangannya dan
berkata, "Semua itu sudah berlalu. Kak Arjun nggak perlu mengungkitnya
lagi."
Arjun ketakutan. "Tuan Nathan,
panggil namaku saja. Aku nggak pantas dipanggil 'kakak' olehmu."
Tiara dan Regina bertambah
kebingungan.
Arjun, yang mana dikenal sebagai
penguasa di Gluton, tetapi di saat ini dia malah begitu tunduk pada Nathan.
Seakan-akan dia itu anak buahnya Nathan.
Memanggil namanya saja?
Apa Kak Arjun bercanda?
"Oh ya, Tuan Nathan, Anda
mungkin belum tahu kalau Daren itu sebenarnya dihasut oleh orang untuk membuat
masalah dengan Anda."
No comments: